Kamis, 26 Februari 2015

contoh makalah sosiologi







DAFTAR ISI



DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULAN
1.Latar belakang

BAB 2 PEMBAHASAN
1. Mata pencarian
2. Sistem kekerabatan
3. kepercayaan agama
4. Adat istiadat
5. Keseniannnya

BAB 3 PENUTUP

1.Kesimpulan…………………………………………
2.Daftar pustaka………………………………………























BAB 1. PENDAHULUAN

  Latar Belakang Batak adalah salah satu suku yang ada di Indonesia dan juga merupakan ciptaaan TuhanYang Maha Kuasa bukan merupakan ciptaaan mahluk halus atau jelmaannya. Pada jaman dahulu memang kebanyakan dalam kehidupan orang Batak dipenuhi dengan dunia hitam “berbaumistik” tetapi itu adalah bentuk dari belum terkabarnya berita tentang kekristenan di tanahbatak!!! Coba seandainya Yesus Kristus lahir ditanah batak 2000 tahun lalu mungkin batak bukan begitu adanya pada dahulu kala, apakah itu harus kita perdebatkan???. Budaya memanglahir dari pikiran manusia sebagai mahluk ciptaaan Tuhan yang paling mulia tetapi kalau kitakaji secara positif apa jadinya orang batak sampai abat ke 18 apabila tidak ada satu tatanan atauaturan (adat) yang berlaku umum yang menjadi pedoman dalam kehidupan bermasyarakat, yahmungkin batak sangat sembraut, tidak ada pesta adat kawin dsb, Apabila kita bercerita dengan orang tua atau yang banyak tahu tentang jaman dahulu,boleh dikatakan Tuhan paling dekat dengan orang batak dimana orang berjanji tidak bolehingkar, orang batak sangat taat pada orang tua, tidak boleh hidup dengan sembarangan atau salahsatu contoh yang paling konkrit adalah PARPADANAN dari marga marga yang sampai sekarangbelum dilanggar, walaupun masih banyak sisi negatif dalam dunia hitam ”hadatuon”, dimanabanyak orang saling berlomba memperkuat ilmu sampai sampai makan orang untuk hadatuon“ilmu hitam”itu, memang tidak bisa dipungkiri. Mengapa pada masa itu terjadi demikian ?,menurut pendapat saya bahwa orang batak itu orang yang jiwa ingin tau yang tinggi, dan ingindihormati, dengan apa yang menjadi tolak ukur pada jaman itu?, Salah satunya mungkin hadatuon karena hadatuon tsb lah ilmu yang paling tinggi pada jaman itu karena belum ada ilmu Kedokteran, Fisika, Biologi, atau Matematika yang sampai pada orang batak pada saat itu, danbila kita lihat sekarang orang berlomba sekolah sampai mengerjar gelar S1,S2,S3 bahkan adayang mencari gelar dengan membeli karena pada saat sekarang yang paling tinggi dalam penilaian orang batak adalah parbinotoan”pengetahuan” Adat adalah tata cara orang batak dalam melakukan interaksi dengan orang lain dimana sudah diatur dengan kesepakatan kesepakatan nenek moyang orang batak, kalau kawin adatnya begini, kalau mamasuki jabu adatnya begitu dll dengan konsep dalihan natolu yang menjadimotor dari semua pesta adat orang batak. Pada jaman dahulu memang dalam setiap pesta dilakukan dengan mistik karena pada jaman itu itulah yang sangat dipercayai orang dengan melakukan pertama, maniti ari na dengan, dengan memanggil datu bolon.















BAB 2. PEMBAHASAN

1.MATA PENCARIAN

  Mata Pencarian Hidup Sebagian masyarakat batak bercocok tanam di irigasi dan ladang. Orang batak untuksebagian besar, masih mengarap tanahnya menurut adat kuno. Diladang atau disawa-sawah, padihanya di tanam dan di panen sekali setahun. Dalam bercocok tanam orang batak selalu bergotoroyong baik saat bertanam maupun saat panen tiba.Di samping bercocok tanam, pertenakan jugamerupakan suatu mata pencaharian yang penting bagi orang batak umumnya. Hewan yang biasaditernakan ialah kerbau, babi, bebek, ayam, dan kambing.Di daerah pinggiran danau toba,biasanya masyarakat Batak menagkap ikan dengan perahu lesung. Penangkapn ikandilaksanakan pada waktu-waktu tertentu, seperti bulan Juni sampai Agustus. Hasil tangkapanikan di jual kepasar.

2.SISTEM KEKERABATAN

  Sistem Kekerabatan orang Suku Batak pada umumnya berupa Patrilineal.
Patrilineal yaitu kelompok kekerabatan yang kelompok terkecilnya adalah keluarga batak (keluarga inti) yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak.
- adat menatap virilokal (patrilokal)
Sistem perkawinan
Perkawinan yang dianggap ideal di Suku Batak adalah perkawinan antara seseorang laki-laki dengan anak perempuan saudara laki-laki ibunya/perkawinan antara orang-orang rimpal (Marpariban)
Perkawinan pantangan :
  1. Laki-laki Batak pantang kawin dengan wanita dari marganya sendiri dan juga dengan anak perempuan dari saudara perempuan ayah.
  2. Laki-laki Batak juga dilarang melakukan perkawinan Patri Parallel Cauosin.
Perkawinan umum :
Secara umum perkawinan bersifat eksogam sehingga mengenal marga pemberi gadis (hula-hula) dan marga penerima gadis (Boru). Sistem perkawinan ini disebut Connubium Asi Metris (Connobium Sepihak).
Hula-hula memiliki kedudukan lebih tinggi dari pada Baru.
Selain perkawinan tersebut di atas ada adat perkawinan Levirat (lakoman) dan adat perkawinan Sororat.
Macam Lakoman :                                                                                              
  • Lakoman Tiaken : Si Janda kawin dengan saudara almarhum suaminya.
  • Lakoman Ngalihken Senina : Si Janda kawin dengan saudara tiri almarhum suaminya.
  • Lakoman Ku Nandena : Si Janda kawin dengan anak saudara almarhum suaminya.

3.KEPERCAYAAN AGAMA

  Sebelum masuknya pengaruh agama Hindu, Islam, dan Kristen ke tanah Batak, orang Batak pada mulanya belum mengenal nama dan istilah ‘dewa-dewa’. Kepercayaan orang Batak dahulu (kuno) adalah kepercayaan kepada arwah leluhur serta kepercayaan kepada benda-benda mati. Benda-benda mati dipercayai memiliki tondi (roh) misalnya: gunung, pohon, batu, dll yang kalau dianggap keramat dijadikan tempat yang sakral (tempat sembahan). Orang Batak percaya kepada arwah leluhur yang dapat menyebabkan beberapa penyakit atau malapetaka kepada manusia. Penghormatan dan penyembahan dilakukan kepada arwah leluhur akan mendatangkan keselamatan, kesejahteraan bagi orang tersebut maupun pada keturunan. Kuasa-kuasa inilah yang paling ditakuti dalam kehidupan orang Batak di dunia ini dan yang sangat dekat sekali dengan aktifitas manusia.

Sebelum orang Batak mengenal tokoh dewa-dewa orang India dan istilah ‘Debata’, sombaon yang paling besar orang Batak (kuno) disebut ‘Ompu Na Bolon’ (Kakek/Nenek Yang Maha Besar). Ompu Nabolon (pada awalnya) bukan salah satu dewa atau tuhan tetapi dia adalah yang telah dahulu dilahirkan sebagai nenek moyang orang Batak yang memiliki kemampuan luar biasa dan juga menciptakan adat bagi manusia. Tetapi setelah masuknya kepercayaan dan istilah luar khususnya agama Hindu; Ompu Nabolon ini dijadikan sebagai dewa yang dipuja orang Batak kuno sebagai nenek/kakek yang memiliki kemampuan luar biasa. Untuk menekankan bahwa ‘Ompu Nabolon’ ini sebagai kakek/nenek yang terdahulu dan yang pertama menciptakan adat bagi manusia, Ompu Nabolon menjadi ‘Mula Jadi Nabolon’ atau ‘Tuan Mula Jadi Nabolon’. Karena kata Tuan, Mula, Jadi berarti yang dihormati, pertama dan yang diciptakan merupakan kata-kata asing yang belum pernah dikenal oleh orang Batak kuno. Selanjutnya untuk menegaskan pendewaan bahwa Ompu Nabolon atau Mula Jadi Nabolon adalah salah satu dewa terbesar orang Batak ditambahkanlah di depan Nabolon atau Mula Jadi Nabolon itu kata ‘Debata’ yang berarti dewa (=jamak) sehingga menjadi ‘Debata Mula Jadi Nabolon’.

Jadi jelaslah, istilah debata pada awalnya hanya dipakai untuk penegasan bahwa pribadi yang disembah masuk dalam golongan dewa. Dapat juga dilihat pada tokoh-tokoh kepercayaan Batak lainnya yang dianggap sebagai dewa mendapat penambahan kata ‘Debata’ di depan nama pribadi yang disembah. Misalnya Debata Batara Guru, Debata Soripada, Debata Asi-Asi, Debata Natarida (Tulang atau paman dan orang tua), dll. Tetapi setelah masuknya Kekristenan (yang pada awalnya hanya sebatas strategi pelayanan) kata debata semakin populer karena nama debata dijadikan sebagai nama pribadi Maha Pencipta.





Dari Kata Dewata menjadi Debata

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, kata atau istilah debata berasal dari bahasa Sansekerta (India) yang mengalami penyesuaian dialek Batak. Karena dalam dialek Batak tidak mengenal huruf c, y, dan w sehingga dewata berubah menjadi debata atau nama Carles dipanggil Sarles, hancit (sakit) dipanggil menjadi hansit.


4.ADAT ISTIADAT

  Adat adalah bagian dari pada Kebudayaan, berbicara kebudayaan dari suatu bangsa atau suku bangsa maka adat kebiasaan suku bangsa tersebut yang akan menjadi perhatian, atau dengan katalain bahwa adat lah yang menonjol didalam mempelajari atau mengetahui kebudayaan satu suku bangsa, meskipun aspek lain tidak kalah penting nya seperti kepercayaan, keseniaan,kesusasteraan dan lain-lain .

Dahulu kala keseluruhan aspek kehidupan orang Batak diatur oleh dan didalam adat. Gunanyaialah untuk menciptakan keterarturan didalam masyarakat. Kegiatan sehari-hari didalamhubungan sesama orang Batak selalu diukur dan diatur berdasarkan adat.

 Namun keterbukaan akan suku bangsa lain dan membawa budayanya misalnya melalui asimilasidan akulturasi (proses percampuran dua budaya atau lebih) , dan agama yang melarang untuk terlibat dalam adat mempengaruhi sikap pada adat dan tradisi membuat cenderung semakingoyang. Artinya muncul sikap tidak lagi membutuhkan adat istiadat warisan nenek moyang,meskipun masih banyak yang mematuhi dan melaksana-kan adat bahkan dibeberapa suku Batak masih membutuhkannya didalam pengaturan masyarakat, dan kenyataan dapat diharapkansebagai suatu alat pemeliharaan moral.

Orang Batak mengenal 3 (tiga) tingkatan adat yaitu:
1-      Adat Inti,adalah seluruh kehidupan yang terjadi (in illo tempore) pada permulaan penciptaandunia oleh Dewata Mulajadi Na Bolon. Sifat adat ini konservatif (tidak berubah).
2-       Adat Na taradat,adat yang secara nyata dimiliki oleh kelompok desa, negeri, persekutuanagama, maupun masyarakat. Ciri adat ini adalah praktis dan flexibel, setia pada adat inti atau tradisi nenek moyang. Adat ini juga selalu akomodatif dan lugas menerima unsur dari luar,setelah disesuaikan dengan tuntunan adat yang asalnya dari Dewata.
3-       Adat Na niadathon, yaitu segala adat yang sama sekalibaru dan menolak adat inti dan adat nataradat, adat na diadatkan ini merupakan adat yang menolak kepercayaan hubungan adat denganTuhan, bahkan merupakan konsep agama baru (Kristen, Islam dll)yang dipandang sebagai adat,yang justru bertentangan dengan agama asli Batak atau tradisi nenek moyang. (Sinaga 1983).

Berdasarkan ketiga tingkatan adat tersebut diatas. Adat yang sekarang dilakoni orang Batak adalah Adat tingkat kedua. Namun dibeberapa bagaian kelompok Batak sudah mendekati tingkat ketiga. Meskipun ini terjadi sadar atau tidak sadar dilakukan

Oleh karena itu Adat kebiasaan atau ³Adat Batak³, sesuatu yang sangat penting didalamkehidupan bermasyarakat bagi suku Batak maka perlu dikhayati makana petuah petuah dibawahini :

³Adat do ugari, Sinihathon ni mulajadi. Siradotan manipat ari , salaon di si ulubalang arai. Ia adat ido ugari, Ale guru saingganon . Radotan manipat ari , Salaon di ahason.´ 
Artinya:
´Adat ialah aturan, ditetapkan oleh Tuhan yang dituruti sepanjang hari tampak dalamkehidupan.

 Maksudnya: bahwa Adat itu adalah hukum tidak tertulis yang di siratkan oleh Tuhan yang MahaKuasa kepada nenek moyang terdahulu sehingga merupakan suatu ikatan bagi yangmenganutnya.

Jikalau adat itu sudah merupakan hukum maka sesuai dengan prinsip-prinsip hukum akan berlaku kepadanya, seperti pelanggaran terhadap adat tersebut maka akan dikenakan sanksi adatkepada sipelanggar sesuai dengan aturan main, seperti hukum acaranya. Namun karena adatBatak itu tidak tertulis karena dia merupakan adat kebiasaan yang turun-temurun. Dankeputusannya tidak tertulis atau ter arsip namun jika eksekusi telah terlaksana akan bergulir kesegala penjuru dan diwariskan turun temurun hasil keputusan adat sehingga terkadangmerupakan pengikat yang kuat atas keputusan adat tersebut.yang terasa terasa sampai kini .

Jadi adat adalah aturan hukum yang mengatur kehidupan manusia sehingga bisa menciptakanketerarturan, ketentraman dan keharmonisan, dan adat ditrapkan didalam kehidupan sehari-harioleh orang Batak, terutama didalam sistem kekarabatan dengan pedoman prinsip Dalihan Natolu,disamping aturan adat yang lain.

Adat salah satu dari budaya, dan penguraian tentang adat sangat komplek, karena didalam semuaaspek kehidupan bermasyarakat orang Batak selalu terikat didalam tata cara yang telah diatur sejak nenek moyang orang Batak, oleh karena itu ukuran terhormat suatu keluarga selalu diukur dari kemampuan keluarga tersebut mengimplementasi-kannya (adat) didalam bermasyarakat. Namun suatu hal yang tidak dapat dimungkiri bahwa perilaku pelaksanaan adat (budaya) Batak sudah banyak disusupi dengan unsur-unsur dari luar termasuk pengaruh dari Agama yang banyak merobah pola berpikir suku bangsa Batak. Meskipun demikian pada saat-saat sitruasi sulit
 
umumnya masyarakat tradisional akan kembali pada nilai-nilai budaya Tradisional, hal ini nampak jelas pada suku Batak, bagai manapun ketat aturan yang dikeluarkan gereja dalam pelaksanaan adat, sadar atau tidak sadar pelaksanaan adat tradisional dilakukan juga, seperti margondang dengan Gondang sabangunan (bukan dengan alat musik modern).

5.KESENIANNYA

  Seni Tari yaitu Tari Tor-tor (bersifat magis); Tari serampang dua belas (bersifat hiburan). Alat Musik tradisional : Gong; Saga-saga. Hasil kerajinan tenun dari suku batak adalah kain ulos. Kain ini selalu ditampilkan dalam upacara perkawinan, mendirikan rumah, upacara kematian, penyerahan harta warisan, menyambut tamu yang dihormati dan upacara menari Tor-tor. Kain adat sesuai dengan sistem keyakinan yang diwariskan nenek moyang .


6.BAHASA

  Dalam kehidupan dan pergaulan sehari-hari, orang Batak menggunakan beberapa logat, ialah: (1)Logat Karo yang dipakai oleh orang Karo; (2) Logat Pakpak yang dipakai oleh Pakpak; (3) Logat Simalungun yang dipakai oleh Simalungun; (4) Logat Toba yang dipakai oleh orang Toba, Angkola dan Mandailing












































BAB 3.PENUTUPAN

1.KESIMPULAN

  Suku / masyarakat Batak hidup di kawasan Sumatra Utara. Sebagian masyarakat yang tinggal di daerah ini adalah masyarakat Batak. Suku Batak pertama sekali mendiami daerah karodan kawasan danau Toba. Sebagian masyarakat batak bercocok tanam di irigasi dan ladang. Dismping bercocok tanam, pertenakan juga merupakan suatu mata pencaharian yang penting bagi orang batak umumnya. Di daerah pinggiran danau toba, biasanya masyarakat Batak menangkap ikan dengan perahu lesung. Masyarakat Batak pada umumnya beragama kristen dan hanya sedikit yang memeluk agama Islam. Walaupun demikian masyarakat perdesaan suku Batak tetap memepertahankan agama aslinya. Orang batak percaya bahwa, yang menciptakan alam semesta ini adalah debata(ompung) mula jadi na bolon. Dia tinggal diatas langit dan mempunyai nama-nama seseui tugasnya. Walau terjadi unifikasi hukum nasional buat seluruh masyarakat Indonesia,  namun budaya Batak tetap akan dijaga. Walau Sisinga Mangaraja telah gugur namun falsafah hidup Dalihan Na Tolu tidak pernah hilang. Dan pola Kebudayaan Batak sejak abad XIV hingga kini tidak pernah dapat ditumbangkan oleh kebudayaan asing. Zaman boleh berubah, teknologi boleh semakin maju, arus globalisasi boleh semakin deras tapi kebudayaan Batak tetap harusdi lestarikan. Budaya Batak akan tetap bertahan dan berkembang dalam perubahan multi dimensi. B. Saran Kebudayaan yang dimiliki suku Batak ini menjadi salah satu kekayaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia yang perlu tetap dijaga kelestariannya. Dengan membuat makalah suku Batak ini diharapkan dapat lebih mengetahui lebih jauh mengenai kebudayaan suku Batak tersebut dan dapat menambah wawasan serta pengetahuan yang pada kelanjutannya dapat bermanfaat dalam dunia kependidikan.












Daftar Pustaka
zaenalmibrahim.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar