PERISTIWA PENTING DI SUMEDANG PART II
Jumat, 22 Mei 2015
Tulis Komentar
1. Aki Sipan dan Kuda Renggong.
Pada
kisahnya kuda renggong muncul pada tahun 1910, di desa Cikurubuk kecamatan
buahdua kabupaten Sumedang. Dengan ketekunan yang dimiliki Aki Sipan dari Bapak
Bidin yang lahir pada tahun 1870, kuda dapat dilatih agar bisa
mengangguk-ngangguk, menganggkat-nganggkat kakinya, dan berbaris rapih seperti
menari. Dengan mendapatkan dukungan Pangeran Aria Suria Atmadja, Aki Sipan
resmi dapat berkreasi melatih kuda, sehingga kuda yang bisa menari inilah yang
diberi nama Kuda Renggong. Kuda pertama yang dilatih oleh Aki Sipan adalah Si
Cengek dan Si Dengkek.
2. Pemerintah Sumedang pada Awal
Kemerdekaan.
Berdasarkan
PP No. 2 tahun 1945 tentang Pembentukan Provinsi Jawa Barat, Kabupaten Sumedang
di bagi menjadi 5 Distrik (Kecamatan) yaitu, Darmaraja, Tanjungsari, Cimalaka,
Tomo dan Sumedang. Bupati yang ditunjuk saat itu adalah Dalem Aria atau Raden
Tumenggung Aria Suria Kusuma Adinata. Penunjukan ini dikarenakan Pemerintah
Republik Indonesia menganggap beliau telah berpengalaman sebelumnya. Pada tahun
1946 beliau wafat kemudian digantikan oleh Raden Hasan Sacakusumah. Jabatan
beliau hanya setahun, karena ikut mengungsi akibat agresi Belanda tahun 1947
kemudian NICA/belanda menggantikannya denga Raden Tumenggung Mohamad Singer.
Tetapi saat awal Desember 1949 Belanda mengakui Kedaulatan Republik Indonesia.
Jabatan Bupati dikembalikan lagi ke Raden Hasan Sacakusumah dengan alasan mau
ke Belanda. Raden Tumenggung Mohamad Singer segera mennyerahkan jabatan Bupati
ke Raden Hasan Sacakusumah.
3. Pertempuran 11 April 1947.
Tepatnya di perbatasan antara desa Cibubuan dan Desa
Sekarwangi pertempuran heroik terjadi antara Kompi III Pasukan Pengawal
Panglima I/Siliwangi di bawah Komandan Sumadipraja dengan Pasukan Baret Hijau
Belanda. Sementara Komandan Bataliyon II/Tarumanegara Mayor Omon Abdurahman
bertahan dalam kepungan yang rapat di Desa Cibubuan. Target Pasukan Baret Hijau
sebenarnya adalah Panglima I/Siliwangi yaitu Kolonel Sadikin. Tetapi dengan
sangat rahasia Mayor Abdurahman telah terlebih dahulu mengamankannya ke
Darmaraja. Dalam pertempuran di batas Desa Cibubuan, Letnan Edi Sumadipraja
tewas beserta empat orang perajuritnya. Sementara, Mayor Abdurahman sempat
ditawan sebelum ditembak mati dari jarak dekat oleh Pasukan Baret Hijau Belanda
karena tak menyebutkan lokasi Kolonel Sadikin. Setelah ditembak, jenazahnya
disandarka di Tugu Balai Desa Cibubuan.
4. Jaya Terompet.
DI/TII
adalah kelompok sparatis di tengah perjuangan mempertahankan kemerdekaan. Hampir
di semua wilayah Priangan, kelompok ini membuat ketakutan dan penderitaan
rakyat. Begitu juga dengan halnya di Sumedang. Suatu ketika mereka menyerang
Sumedang saat itu seorang prajurit Siliwangi yang bertugas di kota Sumedang
dengan gagah meniup terompet sambil menembakan senapan otomatis ke udara. Jaya
itulah nama seorang prajurit yang gagah berani itu, tindakannya membuat pasukan
DI/TII yang hendak menjarah sumedang gagal, karena dikira pasukan Siliwangi
yang lainnya akan berdatangan.
5. Sumedang mendapat julukan Kota
Beludru.
Presiden
Sukarno pada tahun 1956 berkesempatan berkunjung ke Sumedang. Beliau sejenak
tertegun dan bangga akan kota yang bersih dan terawat Sumedng. Pohon-pohon yang
berbaris rapih, penduduknya yang ramah serta udaranya yang sejuk sehingga
beliau megatakan bahwa Sumedang mendapat julukan Kota Beludru.
6. Perguran Tinggi Pertama di Sumedang
berdiri.
Setelah
melalui perjalanan, akhirnya pada tanggal 22 Mei 1982 bertempat di kediaman
Bupati di Gudang Kopi, Sumedang. Secara resmi Yayasan Sebelas April yang akan
menaungi Lembaga Pendidikan setingkat Universitas disahkan oleh notaris Christy
S Sutakusumah SH. Tokoh Sumedang saat itu Drs H Kustandi Abdurahman, Drs Tating
Karnadinata, Kosan Erawan, Yaya Mirtadiredja dan Drs Endang Sukandar, menandatangani
akta Yayasan bernomor 24.
7. Piala Adipura untuk Sumedang.
Pada
tahun 1984, Sumedang mendapat penghargaan dari Presiden RI atas prestasinya
sebagai kota terbersih dan terindah. Pada saat itu slogan jum’at bersih
(JUMSIH) menjadi slogan Bupati Drs Sutarja. Masyarakat sangat antusias
mendukungnya hingga Kota Sumedang terpilih menjadi salah satu Kota Terbersih.
Sejak itu sampai sekarang Piala Adipura belum singgah lagi di Sumedang.
8. Sumedang Melahirkan Pemimpin
Nasional.
Umar
Wirahadikusumah, kelahiran Situraja 10 Oktober 1924 terpilih menjadi wakil
Presiden RI yang ke empat mendampingi Presiden Soeharto pada masa bakti
1983-1998. Beliau merupakan Putra Sumedang dan Jawa Barat yang pertama kalinya
menjadi orang nomor 2 di Indonesia. Hari jum’at tanggal 21 Maret 2000 pukul
07.53 beliau menghembuskan nafasnya yang terakhir di RSAD Gatot Subroto.
9. Jalan Cadas Pangeran Longsor.
Pada
bula April 2005 jalan Cadas Pangeran mengalami longsor berat mengakibatkan
sebagian ruas jalan mengalami kerusakan, Pemerintah Pusat segera memperbaikinya
dengan cara menyangga menggunakan bton pada tebing sepanjang ruas jalan. Dengan
demikian Jalan Cadas Pangeran menjadi luas dan lebar, sementara jalan
diperbaiki arus dari Bandung-Cirebon dan sebaliknya menggunakan jalur alternatif
yaitu Rancakalong.
10. UNPAD dan ITB Memilih Sumedang
untuk pengembangan kampusnya.
Sejak
tahun1983 secara bertahap Universitas Padjadjaran memindahkan kegiatan
pendidikannya ke jatinangor dengan fakultas pertanian yang kemudian diikuti
oleh fakultas lainnya. Pada tanggal 5 Januari 2012 Gedung Rektorat Unpad resmi
pindah ke kampus Unpad jatinangor. Sementara Institut Teknologi Bandung atau
ITB baru membuka kegiatan mulai tahun 2011. Pembangunan kampus ITB di
jatinangor adalah bagian dari salah satu langkah ITB menuju multi kampus.
11. Mesjid Raya Ciromed dan Mesjid Raya
Nyalindung.
Awalnya
Pemerintah Kabupaten Sumedang merasa risi dengan julukan kota prostitusi yang
merupakan penyakit masyarakat yang tentu harus di basmi. Bupati Sumedang saat
itu Drs Misbah mengambil kebijakan agar semua yang menjadi identitas tempat
mesum dibangun Masjid agar menjadi simbol kembali ke jalan yang benar. Ciromed
merupakan sebuah kawasan yang berada di Tanjungsari kemudian di bangun Masjid
yang besar dan nyaman untuk istirahat dan ibadah, setelah itu kawasan
Nyalindungpun yang berada di kawasan kecamatan Paseh juga dibangun Mesjid
serupa. Sikap pemerintah ini di dukung penuh oleh masyarakat dan menjadi
prestasi tersendiri bagi Bupati Drs. Misbah.
12. Sumedang dilalui jalan Tol
Cileunyi-Sumedang-Dawuan.
Tahun
2005 Kementrian Pekerjaan Umum (PU) telah membicarakan masalah proyek ini.
Kemudian, pada tahun 2011 terjadilah kontrak dengan satu perusahaan asing dan
dua perusahaan nasional. Jalan Tol sepanjang 60,28 KM tersebut akan membelah
Kabupaten Sumedang mulai dari Cileunyi hingga Dawuan Kabupaten Majalengka.
13. Sumedang memiliki Bendungan
terbesar di Asia Tenggara.
Proyek
bendungan Jatigede telah tertunda selama 44 tahun dari perencanaannya pada
tahun 1963. Pembangunan proyek ini akan menenggelamkan 5 kecamatan dan 30 desa, menggusur sebanyak
70.000 jiwa penduduknya, menenggelamkan areal seluas 6.783 hektar dengan 1200
hektar hutan milik perhutani dan puluhan situs sejarah terseapu. Diperkirakan
bendungan ini akan beroprasi tahun 2014 dan akan menambah koleksi 4500
Bendungan Besar Dunia seperti dilansir www.alpensteel.com
14. SDN Cibeusi Jatinangor Masuk Rekor
Museum Rekor Indonesia (MURI)
Cita-cita SD Cibeusi
Terdepan di kota pendidikan
Jatinangor Gerbang Sumedang
Harum mewangi ke nusantara
Demikian
cuplikan lirik lagu yang membuka konser Akbar Penganugrahan Museum Rekor
Indonesia (Muri), kepada SDN Cibeusi. Mars SDN Cibeusi adalah salah satu dari
54 tembang yang didaftarkan SDN Cibeusi, Jatinangor kepada Muri. Pada 2
November 2007, daftar tersebut di setujui, dan melalui surat keputusan Muri
No.9539/jskur/MURI/XI/2007, mereka dinobatkan sebagai SDN yang terbanyak
memiliki lagu-lagu sendiri tentang sekolahnya. (republika.com)
15.
Don Murdono Bupati Sumedang pertama yang
dipilih langsung oleh rakyat.
Don
Murdono pria asal Semarang merupakan Bupati Sumedang pertama yang dipilih oleh
rakyat akibat perubahan paradigma pemilihan kepala daerah di Indonesia. Beliau
berpasangan dengan Taufik Gunawansyah dan berhasil memenangkan pilkada untuk
menduduki Bupati dan Wakil Bupati priode 2008-2013.
16. Mencanangkan Sumedang Puseur Budaya
Sunda (SPBS)
Sebagai
daerah yang memiliki kebudayaan sunda yang masih utuh dan berkembang, serta
memiliki sejarah masa lampau dan untuk mengambil serta memelihara budaya-budaya
kasundaan. Maka, Bupati Sumedang lewat Perbub No 113 / 2009 mencanangkan
Sumedang sebagai Puseur Budaya Sunda. Tujuan dari SPBS itu sendiri adalah untuk
menguatkan jati diri aparatur pemerintahan daerah dan masyarakat serta
meningkatkan daya saing daerah menuju terwujudnya Sumedang Sehati yaitu,
(Sumedang Sejahtera, Agamis dan Demokrasi) pada tahun 2025 nanti.
17. Meraih Innovative Goverenment Award
2012 untuk Katagori Daya Saing Daerah.
Bupati
Sumedang Don Murdono mendapat penghargaan dari dari Menteri Dalam Negeri
sebagai kabupaten paling inovatif se-Indonesia pada katagori Daya Saing Daerah.
Diraihnya penghargaan pada katagori ini karena Sumedang telah berhasil
mengembangkan Program Sumedang Puseur Budaya Sunda (SPBS) yang mulai diterapkan
di Sumedang pada tahun 2009.
18. PILKADA Bupari dan Wakil Bupati
pertama dengan pasangan terbanyak
Tanggal
17 Desember 2012 KPUD Kabupaten Sumedang menetapkan delapan pasangan calon
bupati dan wakil yang terdiri dari lima pasangan dari partai politik dan tiga
pasangan dari perseorangan. Ini adalah sejaran bagi penyelenggaraan pemilu
kepala daerah langsung di Sumedang.
19. Bupati dan Wakil Bupati pertama
putra daerah hasil PILKADA langsung.
Endang
Sukandar dan Ade Irawan pasangan asal Kecamatan Sumedang Selatan dan Kecamatan
Tanjungmedar, kedua pasangan ini mencatatkan diri dalam sejarah kepemimpinan
Sumedang sekaligus sebagai putra daerah pituin (asli) yang berhak memimpin
Kabupaten Sumedang lima tahun kedepan.
Source.
Atlas Lengkap Kabupaten Sumedang cetakan 2013
Oleh.
M.Asep Sudrajat / Toni Ardi
Belum ada Komentar untuk "PERISTIWA PENTING DI SUMEDANG PART II"
Posting Komentar