Alasan Kenapa INdonesiA Tak Pernah Jadi Negara Besar
Senin, 19 Mei 2014
Tulis Komentar
“Merah Putih itu Telah pudar oleh anak Bangsanya sendiri.”
Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai
Jasa-jasa Pahlawannya kata Bung Karno. Namun bangsa ini selalu melupakan jasa
para pejuang terdahulunya, Apresiasi pemerintah terhadap veteran terbilang
minim. Bahkan, tak jarang para pahlwan yang dulunya mengorbankan harta benda
dan nyawanya, sekarang hidup memprihatinkan bahkan tak jarang terlunta-lunta.
Beberapa veteran yang masih hidup seakan di lupakan oleh bangsa
yang pernah Ia bela.Ilyas Karim, seorang veteran perang kemerdekaan dan juga
saksi pengibaran bendera pusaka saat 17 Agustus 1945, kini hidupnya jauh dari
kesejahteraan. Kini ia tinggal dilahan pinjaman, di perkampungan padat
pinggiran rel kereta Jabodetabek dikawasan Kalibata. Rumah pinjamannya itu
berukuran 10×7 meter bercat biru kusam. Semula ia tinggal di Asrama
Siliwangi,yang pada tahun 1982 dirinya diusir tanpa uang pengganti, lokasi
tersebut kini berdiri kantor Kemenkeu.seperti dikutip dari Blog wahyu Room.
Kini pendapatannya hanya bersumber dari uang pensiunan TNI AD
golongan A, sebesar 1,5 juta per bulan, untuk hidup bersama dengan istrinya,
meskipun seharusnya ia berhak mendapat tambahan tunjangan 500 ribu sebagai
veteran, tunjangan tersebut tidak dapat diambil karena terbentur peraturan yang
ada. Terangnya seperti yang dilansir dari Blog tersebut.
Kondisi yang nyaris sama juga dialami oleh Veteran perang Seroja
Timor-timur, Suwarno. Perlawanan menghadapi Fretelin meninggalakan kecacatan di
tubuhnya, satu kaki harus diamputasi, sehingga sehari-hari ia menggunakan
tongkat untuk berjalan. Terminal yang berada di depan Wisma Seroja menjadikan
ia sebagai keamanan disana sehingga dapat menyumbang dalam biaya hidup
sehari-hari. Sang Istri juga ikut membantu mengerjakan orderan merakit Korek
Api sehingga membantu keuangan nya.
Tidak jauh berbeda juga dialami oleh Ngatijo veteran Heiho ini
hidup dengan kondisi sangat sederhana di Kabupaten Sleman. Asap granat dan
desingan bunyi Peluru yang silih berganti mengusir Kompeni di Semarang nyaris
tidak dapat ia nikmati. Walapun memeliki keterbatan ia tetap menjalani hidup
dengan semangat. Sejumlah pekerjaan ia lakoni, mulai dari gembali kambing
sampai jadi tukang pijat, untuk membesarkan anak-anaknya.
Kenapa bangasa ini tidak pernah menghargai perjuangan mereka,
Indonesia jauh dari sisi kemanusian. Elitenya hanya sibuk mengurusi diri
sendiri dan golongannya. Pahlawan yang seharusnya ditempat di posisi yang
paling tinggi. Akan tetapi, tidak pernah terpehatikan. Negara ini sudah Durhaka
terhadap pejuang yang sudah mengorbankan apapun demi kemerdekaan yang kita
nikmati sekarang. Sampai sekarang tidak ada itikad baik pemerintah untuk
memperbaiki kesejahteraan mereka, kecuali pernghargaan-pengharagaan dan upacara
pada 17 agustus. Selebihnya, nihil.
merujuk pada Statment Bung Karno, maka Indonesia tak heran kalau
Indonesia tak akan pernah menjadi negara besar. karena, Bangsa ini tidak pernah
menghargai jasa-jasa orang yang sudah mempertaruhkan nyawa, demi kebebasan dari
belengggu penjajah. Bandingkan, dengan Negara-negara maju. Mereka, begitu
menghargai jasa Pahlawannya,berbagai fasilitas diberikan oleh negara. Dari
rumah, sampai tunjangan hari tua.
Elite kita lebih peduli pada nasib mereka sendiri, menghamburkan
uang buat kegiatan yang tak bermanfaat. Membangun kemewahan plus Ekslufitas
diatas perjuangan orang-orang yang telah memberikan hidupnya pada bangsa. Sedangkan
mreka, meraup uang negara tanpa mempedulikan lingkungan dan generasi
selanjutnya.
Kerakusan dan ketamakan akan kekuasaan dengan minimnya
sensistifitas terhadap oranglaiin, membuat bangsa kita berada di pinggir
jurang. Bung Hatta pernah berucap, bahwasanya “jika otoriter dan karakusan
menghinggapi diri Pemimpin, maka Negara akan tenggelam kedalam lautan”.
Posterd by. Zaenal M Ibrahim
@ZMIbrahim
http//:www.karyatanganzaenalmibrahim.mlogspot.com
Belum ada Komentar untuk "Alasan Kenapa INdonesiA Tak Pernah Jadi Negara Besar"
Posting Komentar