Senin, 19 Mei 2014

PERANG KHAIBAR PART I



Asal muasal terjadinya perang Khaibar.
            Khaibar, adalah suatu nama dari suatu kota besar yang mempunyai lahan perkebunan yang luas serta benteng-benteng yang sangat kokoh. Terletak disebelah timur kota Madinah, kurang lebih 150 km dari kota Madinah kearah Negeri Syam.
Khaibar pada saat itu menjadi pusat (downtown) dari Negara kaum Yahudi yang terbesar di tanah Arab. Kaum Yahudi Banu Qainuqa yang diusir kaum Muslimin dari kota Madinah pergi atau pindah ketempat ini. Demikian juga kaum Yahudi Banu Nadhir. Sebagian besar dari mereka mencari perlindungan kesana. Hanya kaum Yahudi Quraidah yang tidak sempat pindah ke kota tersebut karena mereka dihukum bunuh oleh kaum Muslimin lantaran penghianatan mereka dalam perang Khandaq.
            Para ketua kaum Yahudi Banu Nadhir yang tinggal di khibar itulah yang selalu menyalakan perang Khandaq, yakini perang antara kaum Muslimin dengan kaum Musyrikin Arab. Akibat dari perang Khandaq tersebut kaum laki-laki dewasa dari Yahudi banu quraidah banyak yang dihukum bunuh karena berkhianat.
            Setelah perang Khandaq, pihak Yahudi Banu Nadhir mengundurkan diri bersama sekutunya (tentara kaum Musyrikin bangsa Arab) dan mereka tetap belum merasa puas jika belum dapat menghancur binasakan kaum Muslimin. Mereka mendengar terjadinya perjanjian perdamaian antara Nabi Muhammad saw dengan kaum Musyrikin Quraisy di Hudaibiyah dan mengetahui bahwa Nabi saw telah mengirimkan para utusannya untuk berdakwah kepada raja dan para pembesar Negara yang sedang berkuasa di Negara-negara yang berada di sekeliling tanah Arab. Maka bertambah mendidih dan meluap-luaplah darah mereka hendak menyerang kota Madinah dan menghancurbinasakan kaum Muslimin.
            Dan lebih tegas, permusuhan mereka (kaum Yahudi) kaum Muslimin melebihi sikap permusuhan kaum musryikin Quraisy, karena mereka ini kaum Yahudi cintanya kepada agamanya melebihi cinta kaum Musyrikinkepada agama berhala mereka. Disamping itu, mereka jug lebih banyak yang berpengetahuan tinggi, berpikir tajam, berpandangan luas, dan lebih banyak juga yang berharta daripada kaum Musyrikin Quraisy. Oleh karena itu, mereka memiliki pendirian bahwa mereka tidak akan berdamai dengan kaum Muslimin. Seperti perdamaian yang dilakukan kaum Musyrikin Quraisy dengan Nabi saw di Hudaibiyah.
            Oleh karena itulah, mereka selalu berupaya mencari jalan, dan berusaha mencari kekuatan guna menghancur-binasakan kaum Muslimin. Mereka mengetahui dengan adanya perjanjian damai Hudaibiyah antara kaum Muslimin yang dipimpin oleh Nabi saw dengan kaum Musyrikin Quraisy tidak dapat lagi diajak untuk bersekutu menghancurkan kaum Muslimin. Mereka lalu berusaha untuk mencari jalan lain yaitu dengan cara menghasut kaum Musyrikin bangsa Arab lainnya selain bangsa Quraisy yang jelas masih memusuhi islam dan kaum Muslimin. Inilah jalan satu-satunya yang akan ditempuh oleh mereka bangsa Yahudi saat itu.
            Menurut riwayat, Sallam bin Misyakam, seorang ketua kaum Yahudi Khaibar berpesan kepada kaumnya, antara lain ia berkata :”Wajiblah atas mereka (Yahudi Khaibar) segera mengatur dan menyusun kekuatan dengan menjaga persatuan yang kokoh antara mereka dengan kaum-kaum Yahudi yang ada di Wadil-Qura dan Taima. Kemudian hendaklah mereka berangkat ke Yastrib (kota Madinah) lalu melakukan serangan besar-besaran terhadap kota itu, dengan tidak usah meminta bantuang kepada bangsa Arab dalam peperangan ini”
            Pesan Sallam bin Misykam ini tidak disetujui oleh kebanyakan para pemuka kaum Yahudi Khaibar. Dengan demikian, para ketua kaum Yahudi di Khaibar diam-diam mengadakan perundingan dengan kaum Musyrikin Bangsa Arab yang bukan bangsa Quraisy, terutama dengan bangsa Arab Banu Ghathafan. Persekutuan mereka dengan kaum Musyrikin bangsa Arab lalu dibentuk dengan tujuan untuk menghancur binasakan kaum muslimin… bersambung ke part II
Tentu saja rencana busuk kaum Yahudi terhadap kaum Muslimin tidak akan dibiarkan begitu saja oleh Allah Swt. Mau tau kelanjutan kisah perang Khaibar… tunggu di part II
Tulisan ini bukan untuk menghina, menistakan atau bertindak SARA terhadap kelompok tertentu disini saya sebagai seorang Muslim wajib kiranya memahami dan mempelajari bagaimana sejarah perjuangan Islam Pada masa Rasulullah saw. Yang sangat banyak suri tauladan dan hanya ingin berbagi kepada kaum muslimin dan muslimat supaya menambah keyakinan dan kesetiaan terhadap Islam dan Rasulullah Saw.
Sumber. Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad Saw.
Buku kelima hal. 221
Oleh. K.H. Moenawar Chalil
Posted by. Zaenal M Ibrahim
Follow me @ZMIbrahim
http//:www.karyatanganzaenalmibrahim.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar