Rabu, 29 Oktober 2014

KEIKHLASAN KAUM MUSLIMIN DALAM MEMBELA AGAMA PADA MASA ROSULULLOH SAW




Tatakala Nabi saw ( menyerukan kepada segenap kaum Muslimin supaya bersiap menghadapi pihak tentara kerajaan Romawi Timur  yang besar serta kuat pada saat itu, pada waktu itu kebetulan sedang musim panas serta kaum Muslimin mengalami musim kemarau yang sangat luar biasa, yang dapat dikatakan sedang dalam kesulitan dan kesukaran, mereka menyambutnya dengan penuh keikhlasan. Segenap kaum Muslimin baik laki-laki ataupun perempuan serentak bersiap sedia memenuhi seruan dan panggilan suci dan utama itu, dengan tidak meperhatikan dan memperhitungkan apa akibat-akibat yang akan menimpa kepada mereka. Harta kekayaan mereka dikeluarkan untuk membiayai angkatan perang serta jiwa raga disediakan untuk kekuatan barisan angkatan perang yang akan menghadapi musuh yang besar serta kuat itu. Hanya beberapa orang saja yang dengan sengaja tidak mau ikut menjadi anggota angkatan perang tersebut, mereka inilah yang disebut orang munafik atau munafikin.
Peristiwa tersebut menunjukan betapa tinggi ruh kepercayaan dan semangat keikhlasan kaum Muslimin pada masa itu, dalam membela agama yang dipeluknya.
Memang sesungguhnya panggilan perang ketempat sejauh itu, yang kebetulan pada saat itu sedang musim kemarau hebat menjadi sebuah “batu ujian” bagi kaum Muslimin, sehingga dengan demikian mudah diketahui yang sebenarnya siapakah kawan dan siapakah yang sebenarnya belum atau bukan kawan. Panggilan perang yang dilakukan oleh Nabi saw adalah sesuai dengan firman Allah yang diturunkan ketika itu yang artinya : “ hai orang-orang yang beriman, apakah sebabnya apabila dikatakan kepada kamu “berangkatlah (untuk berperang) pada jalan (Allah)” kamu merasa berat dan ingi tinggal ditempatmu? Apakah kamu puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di akhirat? Padahal kehidupan di dunia ini (disbanding dengan kehidupan) diakhirat hanyalah sedikit. Jika kamu tidak berangkat untuk berperang. Niscaya Allah menyiksa kamu dengan siksa yang pedih dan digantinya (kamu) dengan kaum yang lain, dan kamu tidak akan dapat member kemudharatan kepada-Nya sedikit pun. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu” (Q.S at-Taubah/9: 38-39).
Lalu dalam ayat 41 Allah berfirman yang artinya : “berangkatlah kamu baik dalam keadan merasa ringan ataupun merasa berat, dan berjihadlah dengan harta dan dirimu dijalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (Q.S at-Taubah/9 41).
Keikhlasan kaum Muslimin sebagai yang tertera diatas itu, sudah seharusnya diambil menjadi suri tauladan bagi segenap kaum Muslimin, jika memang sungguh-sungguh hendak membela agama Allah. Karena yang dikatakan “membela” itu tdiak sepatutnya jika dilakukan dengan sambil lalu saja, dengan harta kekayaan yang dikeluarkann hanya satu rupiah dua rupiah saja dan dengan tenaga yang dipergunakan untuk kepentingan diri sendiri saja, sebagai mana yang biasa dilakukan oleh kebanyakan kaum Muslimin masa akhir-akhir ini. Jika membela islam dengan cara sambil lalu saja, tidaklah akan mungkin kaum Muslimin memperoleh kemenangan yang dikehendaki oleh Alloh SWT.
Sumber. Kelengkapan tarikh Nabi Muhammad Saw.
Oleh. K.HMoenawar Chalil
Buku ke-enam hal 256
Posted by. Zaenal M Ibrahim
http://www.zaenalmisbahibrahim.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar