Kisah Inspiratif
Sabtu, 25 Oktober 2014
Tulis Komentar
Bakso
Satu Miliyar Rupiah
Mungkinkah seorang tamatan D3 menjadi seorang milyarder?
Apakah seorang tamatan D3 membangun rumah seharga satu milyar dengan uang
halal? Jawablah mungkin! Mengapa tidak ! dalam hidup ini tidak ada yang tidak
mungkin, bagi Tuhan tidak ada yang mustahil.
Jangankan tamatan D3, Pak Slamet Triyanto pun yang
sekolahnya tidak tamat SD (sekolah Dasar) bisa menjadi seorang mlyarder. Bahkan
dengan cara yang jujur! Tentu kita penasaran, apa pekerjaan pak slamet? Yang
jelas ia bukan seorang Pegawai Negeri Sipil. Zaman sekarang, seorang pegawi
negeri yang jujur jangan diharapkan menjadi seorang milyarder. Kecuali,
memiliki uaha sampingan, atau memperoleh warisan yang sangat besar ataupun
memenangkan undian berhadiah satu milyar. Pak slamet, sang milyarder asal
wonogori ini hanyalah seorang penjual bakso.
Awal mula pak slamet menjadi seorang penjual bakso
dimulai dari usia remaja, ia mengadu nasib dikota jakarta yang terkenal dengan
kerasnya, hidup dan persaingan dalam usaha. Seorang saudaranya hanya memberikan
modal sebuah pikulan bakso berikut dengan dagangannya. Dengan keuletan,
kejujuran dan keramahtamahannya pada siapapun, dalam waktu yang efektif tidak
lama, pikulan baksonya tergantikan oleh gerobak dorong.
Mula-mula gerobaknya mangkal di kompleks pertokoan,
karena tergusur pindah kedepan kantor pajak. Tergusur lagi, akhirnya ia membuka
warung tenda. Dan kini, gerobak itu tinggalah kenangan. Penggantinya yaitu dua
buah restoran bergengsi di Jakarta.
Omzet dari restoran itu ribuan mangkuk bakso tiap
harinya, untuk modalnya saja mencapai 15 juta rupiah perhari. Tiap hari
diperlukan dua kuintal daging sapi untuk bahan utama bakso dan 80 kg ikan
tenggiri sebagai bahan utama siomay (sejenis bakso dengan bahan dasar ikan)
Untuk mengelola kedua restoran baksonya, pak slamet
menerapkan pola management yang khas. Semua kegiatan restorannya dipercayakan
sepenuhnya kepada kedua karyawan kepercayaannya yang telah benar-benar teruji
kejujurannya. Mulai dari belanja bahan mentah, proses produksi, sampai menggaji
ke 42 karyawannya semuanya di delegasikan kepada kedua asisten kepercayaannya.
Pak slamet kini tinggal di desanya yaitu di wonogiri,
solo, Jawa Tengah. Ia seolah dipensiun oleh kedua restorannya, pengawasan
usahanya dilakukan dengan sistem jarak jauh. Cukup sebulan sekali ia mendatangi
restoranannya.
Setiap kali ia ke Jakarta kepada karyawannya ia pamit mau
pulang ke wonogori. Namun, selang beberapa menit, secara diam-diam kembali ke
restorannya. Dengan menyamar sebagai seorang penumpang taksi, seluruh
karyawannya diawasi gerak-gerik dan kelakuannya kepada para pelanggannya.
Kemudian ia terbang kembali ke solo, sesampainya di wonogori. Pak slamet segera
menegur satu persatu karyawannya, yang ditegur jelas merasa keheranan dan
menganggap sang juragan bakso memiliki ilmu trawang. Dengan melakukan
pengawasan tradisional semacam ini
terbukti para karyawan setia, disiplin dan bekerja dengan sepenuh hati.
Lantas, apa kiat sukses restoran baksonya? Selain misteri
selera berupa cita rasa dan aroma yang khas, pak slamet mengutamakan kebersihan
dalam segala segi, kerapihan dan keramahtamahan dalam setiap pelayanan.
Diusianya yang tidak muda lagi pak slamet hidup tenang di
desanya, rumah megah seluas 1.000 meter itu bergenting beton dengan teras yang
sangga tiang-tiang sangga berlapis stainless. Halaman depan yang luas dengan
kandang ayam hutan simbil hidup mapan. Taman belakang dilengkapi kolam renang
dengan peralatan fitness. Digarasi yang luas bertengger 7 mobil berkelas. Mobil
BMW terbaru dengan nomor polisi spesial yaitu B 4 MI yang bisa di baca BAMI.
Penampilan pak slamet layaknya seorang eksekutif muda yang sukses. Bicaranya
santun dan dengan rendah hati dia menjelaskan “rumah ini hasil jerih payah saya
selama mikul dijakarta. Tahun 1997 rumah ini dibangun menghabiskan dana satu
milyar rupiah.”
Semua itu di dapat lewat perjalanan hidupnya yang panjang
dengan pahit getir , kegigihan, keuletan, disamping sifat hemat, jujur, dan
adanya faktor keberuntungan. Pak slamet adalah figur yang patut diteladani.
Dengan berjualan bakso serta tanpa pendidikan yang tidak tamat Sekolah Dasar ia
dapat mewujudkan impiannya mengecap hidup mewah dan berlimpah.
Dengan perjalanan seorang penjual bakso apakah mungkin
kita yang berpendidikan tinggi hanya bisa menjadi eorang pengikut dan tidak mau
berusaha mewujudkan impian kita? Saya yakin setiap manusia ingin untuk hidup
berkecukupan. Tapi ingat, setiap keinginnan pasti ada usaha untuk mewujudkannya
tanpa usaha maka tidak mungkin seseorang akan mencapai semua keinginannya.
Maka, sudah selayaknya bagi kita atau siapa saja apalagi bagi mereka yang bisa
berpendidikan tinggi untuk berusaha menjadi yang terbaik. Saya yakin apabila
dari mereka mampu menciptakan lapangan kerja bagi masyarakatnya kita akan ikit
dalam pembangunan bangsa ini.
@ZMIbrahim
www.karyatanganzaenalmibrahim.blogspot.com
Belum ada Komentar untuk "Kisah Inspiratif"
Posting Komentar