Minggu, 26 Oktober 2014

PRILAKU SEX MENYIMPANG BERDASARKAN PENYALURANNYA.



            Prilaku sex menyimpang terjadi karena adanya penyaluran hasrat seksual yang tidak lazim seperti umumnya. Dimana, seseorang lebih tertarik melakukan aktifitas seksual dengan cara dan obyek yang berbeda/menyimpang dari yang sewajarnya.
            Gangguan prilaku seksual menyimpang terbagi menjadi dua jenis penyaluran yaitu :
1.      GANGGUAN IDENTITAS JENIS KELAMIN / GENDER IDENTITY DISORDER
Gangguan ini adalah penghayatan pribadi seseorang dari peran jenis/ gender role yang salah. Dimana, ia merasa terperangkap dalam tubuh yang salah sehingga cenderung lebih menghayati jenis kelamin yang berlawanan daripada jenis kelamin yang dimilikinya.
            Gangguan ini disebut juga dengan TRANSEKSUAL dimana seorang laki-laki lebih menghayati dirinya sebagai wanita, begitu juga sebalikny, dimana seorang wanita lebih menghayati dirinya sebagai laki-laki. Contoh dari gangguan ini yaitu waria, kaum homo seksual seperti gay dan lesbi. Penyebab dari gangguan identitas jenis kelamin yaitu : kesalahan identifikasi gender pada perkembangan masa kecil (fase Phallic, 3-5 tahun, menutrut Freud) parentak rejection serta pola asuh yang salah.
2.      PARAPHILIA
Paraphilia yaitu seorang individu yang memiliki pola seksual yang disalurkan pada obyek yang tidak semestinya atau tidak lazim/tidak biasanya jenis paraphilia antara lain :
a.       Fetishism.
Adanya ketertarikan seseorang terhadap suatu bagian tertentu dari tubuh atau obyek/benda tertentu, misalnya tertarik pada tangan, pakaian dalam, perhiasan, parfume, atau obyek lainnya yang ada pada lawan jenis. Prilaku seks yang dilatampilkannya berupa mencium, menjilati dan membaui obyek yang disukainya sambil melakukan masturbasi/onani.
b.      Trasvestik Fetishism.
Adanya prilku seksualdengan memakai pakaian dari jenis kelamin yang berbeda kemudian berprilaku seolah-olah ia berjenis kelamin tersebut sehingga dengan begitu ia akan merasakan kepuasan seksualnya. Penderitanya kebanyakan laki-laki.
c.       Voyeurism.
Seseorang mendapatkan kepuasan seksual dengan cara mengintip orang yang sedang melakukan kegiatan hubungan seksual, sambil mengintip ia akan melakukan kegiatan masturbasi atau onani.
d.      Exhibitionism.
Dimana melakukan aktifitas  seksual dengan cara memperlihatkan atau memamerkan alat genitalnya pada orang lain atau pada lawan jenis yang tidak dikenalinya pada saat yang tidak terduga ditempat umum (pasar, mall, bioskop, jalan raya, kendaraan, dan lain-lain). Ia memamerkan alat genitalnya sambil melakukan mastubrasi, tetapi akan lebih sering dengan hanya cukup memamerkannya saja ia akan merasa kepuasan apabila orang lain yang melihatnya marah, menjerit atau berteriak kaget.
e.       Sadism.
Melakukan aktifitas seksual dengan cara menyiksa atau berprilaku kejam terhadap pasangannya terlebih dahulu. Dengan cara memukul, menggigit, menjilati, menampar, mencubit, yang dilakukan sebagai foreplay. Setelah pasangannya merintih kesakitan maka ia baru melakukan aktifitas seksual yang sebenarnya.
f.       Masocism.
Seseorang yang cenderung menyukai penyiksaan sebagai pemanasan/foreplay sebelum melakukan hubungan intim. Berbeda dengan prilaku sadism, disini yang menjadi obyek dari penyiksaan tersebut adalah dirinya. Ia, meminta kepada pasangannya untuk dikasari, disikasa, dicambuk, disakiti terlebih dahulu. Baru setelah ia merasakan kesakitan, memar, berdarah, baru ia akan melakukan hubungan sex dengan sensasi yang optimal.
g.      Pedophilia.
Yang menjadi objek ketertarikan seksualnya adalah anak kecil dan hubungan seks yang dilakukan dengan cara memanipulasi alat genital anak tersebut. Bisa dengan cara fellatio/dari mulut ataupun sodomi/lewat anus. Kebanyakan pedophili adalah lelaki usia matang dan biasanya mereka cenderung individu yang pernah merasakan sex abuse/sodomi pada saat waktu kecil. Lelaki normal yang sudah berumah tangga dapat juga menjadi seorang pedophili. Korban biasanya bukan dipaksa, namun dibujuk secara perlahan.
h.      Zoophilia.
Seseorang yang melakukan aktifitas seksualnya dengan binatang, bisa binatang apasaja. Pada individu normal, pada awalnya melakukan hanya untuk variasi sex namun ada juga yang menjadi ketagihan/addict.
i.        Frotenrisme.
Seorang yang melakukan aktifitas seksualnya dengan menggosok/menstimulasi alat kelaminnya seperti onani pada pria dan mastubrasi pada wanita. Biasanya ia akan lebih menikmati sensasi seksualnya dengan cara seperti itu dibandingkan dengan aktifitas seksual dengan lawan jenis.
j.        Nekrophilia.
Seseorang yang merasa sangat puas jika melakukan aktifitas seksualnya dengan mayat. Tidak ada rasa jijik dan takut. Hal itu dikarenakan orientasinya adalah ia memperoleh kepuasan yang luar biasa dibandingkan ia melakukannya dengan orang hidup.
k.      Skatalogia Telepon
Seseorang yang menikmati hubungan seksnya dengan cara masturbasi sambil melakukan telpon dan bicara jorok sarta fabtasi seks seakan ia sedang melakukan hubungan seksual, ia mendesah, merajuk dan melakukan tindakan yang sama persis seperti sedang melakukan hubungan seksual/intim yang normal.
l.        Incast.
Prilaku seksual yang dilakukan dengan saudara sedarah, bisa ayah dengan anak, ibu dengan anak, adik dengan kakak. Penyebab dari incast yaitu :
1.      Situasional, anak laki-laki dan perempuan sekamar.
2.      Orang tua yang psikopatik, misalnya ayah/ibu seorang pemabuk.
3.      Model orangtua yang salah, melihat orangtua melakukan seks.
m.    Rape.
Dilakukan seseorang dengan memaksa orang lain demi kepuasan hasrat seksualnya, biasanya tanpa pandang bulu, anak kecil, orang dewasa, bahkan orangtua yang sudah renta. Motif ia melakukan pemerkosaan ialah :
1.      Untuk menunjukan dan membuktikan kejantanannya.
2.      Untuk balas dendam dan rasa benci (trauma oleh perempuan)
3.      Untuk kesenangan melihat penderitaan orang lain.
4.      Untuk kebanggaan/label diri “THE RAPERS”

Posted by. Zaenal M Ibrahim
@ZMIbrahim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar