TENTANG PANDANGAN PERTAMA
Jumat, 17 Oktober 2014
Tulis Komentar
Tentang
pandangan pertama
Inilah yang membedakan antara
kemabukan akan kehidupan dari kesadaran. Ia merupakan nyala api pertama yang
menerangi relung hati yang paling dalam. Ia adalah sihir pertama yang berani
memetik dawai perak hati. Itulah saat yang membentangkan perjalanan waktu
didepan jiwa, dan menjelaskan perbuatan-perbuatan malam kepada mata, dan karya
kesadaran. Ia membuka rahasia-rahasia Keabadia masa depan. Ia merupakan benih
yang dilempar oleh Ishtar, Dewi Cinta, dan ditaburkan oleh mata kekasih di ladang
Cinta, dibawa oleh rasa kasih saying dan dipungut oleh jiwa.
Tatapan pertama dari mata kekasih
bagaikan ruh yang bergerak diatas permukaan air, yang memberikan kelahiran bagi
surga dan bumi, ketika Tuhan berbicara dan mengatakan “Jadilah/Biarkanlah ia
ada”
Tentang ciuman pertama
Ia adalah isapan pertama yang diisi
dengan minuman Kehidupan yang sangat lezat oleh sang dewi. Ia adalah garis yang
membedakan antara keraguan yang memperdayakan ruh dan yang membuat hati sedih,
dengan Kepastian yang membanjiri batin manusia dengan kegembiraan. Ia adalah
permulaan dari lagu Kehidupan dan tindakan pertama dalam drama Manusia ideal.
Ia adalah ikatan yang menyatukan keterasingan masa lalu dengan cerahnya masa
depan, pengikat antara kebisuan perasaan dengan kidung-kidungnya. Ia adalah
sebuah kata yang diucapkan oleh empat bibiryang menyatakan bahwa hati adalah
sebuah mahkota, cinta adalah seorang raja,dan kesetiaan adalah sebuah mahkota.
Ia adalah sentuhan lembut jari-jemari halus dari angin sepoi-sepoi diatas bibir
mawar yang mengeluarkan desahan panjang pembebasan dan sebuah rintihan yang
manis.
Ia adalah permulaan dari vibrasi
magis itu yang membawa para pecinta dari dunia yang penuh beban dan ukuran
menuju mimpi dan wahyu. Ia adalah penyatuan dari dua bunga yang harum semerbak,
campuran dari keharuman mereka menciptakan jiwa ketiga.
Bila lirikan pertama bagaikan sebuah
benih yang ditebarkan oleh dewi dalam ladang hati manusia, maka “ciuman pertama adalah bunga pertama di ujung
cabang Pohon Kehidupan itu”
Tentang perkwinan
Di sinilah cinta mulai membuat prosa
kehidupan menjadi himne-himne dan lagu pujian, dengan music yang dirangkai oleh
malam, untuk dinyanyikan pada siang hari. Di sinilah kerinduan cinta menjauhkan
tabir, dan menerangi relung-relung hati, dengan menciptakan kebahagiaan yang
tidak ada kebahagiaan lin yang melebihinya kecuali ketika jwa itu memeluk
Tuhan.
Perkawinan adalah penyatuan dua ketuhanan,
sedangkan yang ketiga bisa dilahirkan dibumi, ia adalah penyatuan dua jiwa
dalam cinta yang kokoh untuk menghapuskan pemisahaan. Ia adalah kesatuan agung
yang menggabungkan kesatuan-kesatuan yang terpisah dalam dua ruh. Ia adalah
gelang emas dalam sebuah rantai yang permulaannya adalah sebuah pandangan, yang
akhirnya adalah Keabadian. Ia adalah hujan suci yang jatuh dari langit tak
ternoda untuk menyuburkan dan memupuk ladang-ladang alam illahi.
“Bila
pandangan pertama dari mata sang kekasih bagaikan sebuah benih yang ditaburkan
dalam hati manusia, dan ciuman pertama dari bibirnya bagaikan sekuntum bunga
diatas pohon kehidupan, maka penyatuan dua kekasih dalam perkawinan adalah
bagaikan buah pertama dari bunga pertama benih itu”
KAHLIL
GIBRAN “PANDANGAN PERTAMA”
Posted
by. Zaenal M Ibrahim (@ZMIbrahim on Twitter)
Belum ada Komentar untuk "TENTANG PANDANGAN PERTAMA"
Posting Komentar