SUSHI TERNYATA TIDAK SELALU SEHAT
Rabu, 28 Januari 2015
Tulis Komentar
Sushi telah menjadi
makanan yang populer didunia, yang terdiri atas kombinasi nasi yang lengket,
nori, dan ikan yang bercita rasa lezat. Banyak orang percaya bahwa sushi adalah
makanan yang sehat.
Tampaknya, opini ini
tak selamanya benar. Seperti dikutip dari Daily Mail, Louise Sutton, seorang
ahli gizi dari Leeds Metropolitan university, mengungkapkan lima bukti bahwa
sushi tak selalu menyehatkan.
1. Kolestrol.
Telur ikan yang berwarna oranye itu yang
selalu digunakan sebagai topping sushi kaya akan asam lemak omega-3. Kandungan
itu juga bisa melindungi anda dari penyakit jantung.
Meski begitu, anda perlu tahu bahwa
telur ikan juga memiliki kandungan kolestrol yang tinggi. Alangkah lebih baik
jika anda tak mengonsumsinya dalam jumlah yang banyak atau apabila terjadi
kadar kolestrol dalam darah anda akan meningkat.
2. Garam.
Kadar garam dalam sushi itu rendah.
Tetapi, kandungan garam dalam kecap yang sering digunakan sebagai pelengkap
makan sishi itu sangat tinggi. Satu sachet kecap mengandung 1 gram garam, dan
jumlah maksimum asupan garam perhari
adalah enam gram. Kecap terbuat dari kacang kedelai yang difermentasi.
Mengonsumsi kecap dalam kadar yang melebihi batas wajar harus anda hindari
apalagi bagi mereka yang memiliki masalah dengan darah tinggi.
3. Cacing
Gelang.
Dua penelitian yang diadakan oleh the American College of Gastroenterology
melaporkan sebuah peningkatan kasus infeksi anisakiasis (cacing gelang) yang
terjadi saat memakan makanan laut secara mentah dalam sajian sushi. Ketika
tertelan oleh manusia, larva cacing gelang masuk kedalam jalur jaringan perut
dan usus. Hal ini dapat menyebabkan sakit perut secara tiba-tiba, kembung dan
diare. Cacing gelang juga dapat menular melalui kucing dan anjing. Meurut National Health Service (NHS), ikan
mentah inggris harus dibekukan dalam suhu minus 20 derajat celcius, setidaknya
selama 24 jam. Metode ini dapat membunuh larva cacing gelang.
4. Merkuri.
Sebuah penelitian dari British Journal Biology Letters tahun
2010 mengungkapkan bahwa ikan tuna dalam sushi di berbagai restoran dan
supermarket di AS mengandung kadar merkuri yang melebihi yang seharusnya
ditetapkan lembaga pemantau kesehatan pangan.
Kandungan yang berlebihan dari merkuri
terkait dengan resiko gangguan, termasuk kerusakan otak, tuli, dan kebutaan.
Wanita hamil disarankan membatasi atau mencegah konsumsi dari beberapa ikan,
termasuk ikan tuna mentah selama masa kehamilan.
5. Bakteri.
Salah satu bakteri yang paling sering
ditemukan dalam sushi adalah Staphylococcus
aureus. Pemicu itu lebih sering karena bakteri itu ditemukan juga dalam
nasi lengket yang biasa digunakan sebagai komposisi utama dari sushi ketimbang
ikan mentah. Jika nasi tidak didinginkan segera setelah dibuat, maka bakteri
akan muncul dipermukaan, meninggalkannya dalam suhu ruangan, yang akan
meningkatkan resiko racun lebih banyak. Pastikanlah anda memakan sushi sesegera
mungkin setelah dibuat.
So, terlepas dari itu semua hendaknya kita lebih
berhati-hati dalam memilih makanan. Bukannya melarang tapi sebisa mungkin membatasi
memakan makanan tertentu, karena “sesuatu yang berlebihan itu tidak baik”
Belum ada Komentar untuk "SUSHI TERNYATA TIDAK SELALU SEHAT"
Posting Komentar