a.
Dislaila.
Tidak dapat berbicara sama sekali
walaupun artikulasi baik, tetapi karena tuli tetap tidak ada kemampuan untuk
berbahasa.
Upaya
penanggulangan : terapi bahasa pasif untuk menambah
kosakata bahasa.
b.
Disglosia.
Tidak dapat berbicara karena ada cleft
palate.
Upaya
penanggulangan : pemacuan gerak organ artikulasi dan
latihan kordinasi gerak otot untuk pembentukan bunyi.
c.
Disfasia.
Karena adanya stroke yang menyebabkan
tidak dapat berbicara dengan baik.
Upaya
penanggulangan : penyempurnaan gerak bicara yang
efektif, hindari bahasa isarat, libatkan keluarga dalam terapi.
d.
Distaria.
Pada klien kelainan neurologi, terutama
artikulasi.
Upaya
penanggulangan : latihan pernafasan dan kordinasi
gerak organ artikulasi.
e.
Disfinia
Sejati.
Ada kelainan pada laring.
Upaya penanggulangan : penyempurnaan
kordinasi organ wicara (bicara)
f.
Stuttering.
Kelainan untuk memulai bicara.
Upaya
penanggulangan : memberikan stimulasi agar klien
memberikan tanggapan, latihan wicara sedini mungkin.
g.
Cluttering.
Kelainan wicara (bicara) terlalu cepat,
tidak teratur dan sukar dimengerti.
Upaya
penanggulangan : pendekatan psikologis.
h.
Suara
Parau.
Bukan merupakan suatu penyakit, tetapi
gejala penyerta dari penyakit lain atau dari tindakan lain. Yaitu karena, post
laringektomi, post thyroidektomi, tumor saluran pernafasan.
Upaya
penanggulangan : tergantung berat ringannya. Yaitu,
perbaikan respirasi, fonasi, resonansi, ataupun artikulasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar