MAKALAH PENYAKIT MENULAR SEKSUAL
Kamis, 28 Mei 2015
Tulis Komentar
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang Masalah.
Masalah kesehatan reproduksi menjadi perhatian
bersama dan bukan hanya individu yang bersangkutan, karena dampaknya luas
menyangkut berbagai aspek kehidupan dan menjadi parameter kemampuan negara
dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat. Dengan demikian
kesehatan alat reproduksi sangat erat kaitannya dengan angka kematian ibu (AKI)
dan angka kematian anak (AKA).
Penyakit kelamin adalah penyakit yang cara
penularannya melalui hubungan kelamin. Tempat terjangkitnya penyakit tersebut
tidak semata-mata pada alat kelamin saja, tetapi dapat terjadi diberbagai
tempat diluar alat kelamin. Dulu penyakit ini dikenal dengan nama “venereal
diseases”, berarti penyakit Dewi Cinta menurut versi Yunani. Yang tergolong
penyakit ini adalah sifilis, gonore, ulkus mola, limfogranuloma venereum,
granuloma inguinale.
Dalam penelitian lebih lanjut bahwa makin banyak
penyakit yang timbul akibat hubungan seksual, sehingga nama penyakit kelamin
(veneral diseases) berubah menjadi sexually transmitted diseases (STD) yang
dalam bahasa indonesia menjadi penyakit menular seksual (PMS). Dari sudut
epidemiologi ternyata penyakit menular seksual berkembang sangat cepat
berkaitan dengan pertambahan dan terjadinya migrasi penduduk, bertambahnya
kemakmuran, serta terjadi perubahan prilaku seksual yang semakin bebas tanpa
batas.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
kedokteran menyebabkan diketahuinya bakteri, protozoa, jamuaan virus sebagai
penyebab penyakit hubungan seksual. Sebagian penyakit tersebut bisa disembuhkan
kecuali acquired immunodefisiency syndrome (AIDS). Di indonesia penyakit ini
sudah banyak menjalar dengan perkembangan penularan yang sangat cepat, penyakit
ini dapat melumpuhkan semua daya tahan tubuh terhadap berbagai bakteri,
protozoa, jamur dan virus lainnya.
1.2.Rumusan
Masalah.
Dari latar belakang diatas penulis merumuskan :
1. Apa
Pengertian Penyakit Menular Seksual?
2. Bagaimana
Penyebaran Penyakit Menular Seksual?
3. Apa
Saja Jenis-Jenis Penyakit Menular Seksual?
4. Bagaimana
Cara Mencegah Penyakit Menular Seksual?
1.3.Tujuan
Penulisan.
Tujuan dari penulisan makalah ini, dimaksudkan agar
mahasiswa mengetahui penyakit menular
seksual, penyebaran penyakit menular seksual, jenis penyakit menular seksual
serta bagaimana cara dalam mencegah penyebaran penyakit menular seksual.
1.4.Metode
Penulisan.
Dalam penulisan makalah
ini, penulis menggunakan metode kapustakaan. Dimana, penulis mencari sumber
materi dari buku-buku tentang penyakit menular seksual serta bahan lainnya dari
internet.
1.5.Sistematika
Penulisan.
Sistematika yang
digunakan penulis dalam menyusun makalah ini adalah :
BAB I : Pendahuluan, Latar Belakang Masalah,
Rumusan Masalah, Tujuan Penulisan, Metode Penulisan, dan Sistematika Penulisan.
BAB II : Pembahasan, Pengertian Penyakit Menular
Seksual, Penyebaran Penyakit Menular Seksual, Jenis Penyakit Menular Seksual,
dan Cara Mencegah Penyakit Menular Seksual.
BAB III : Penutup, Kesimpulan, dan Saran.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Penyakit Menular Seksual.
Penyakit
menular seksual atau disingkat PMS adalah penyakit yang ditularkan melalui
hubungan seks. Penyakit menular seksual
(PMS) atau kadang-kadang disebut infeksi menular seksual (IMS) adalah
penyakit yang menyebar melalui hubungan seksual. Orang awam lebih sering
menyebutnya dengan penyakit kelamin. PMS ditularkan melalui cairan tubuh.
Selain melalui kontak seksual, PMS juga dapat menular melalui penggunaan jarum
suntik dan dari ibu ke anak sebelaum, selama, atau setelah persalinan.
PMS
sangat beresiko bagi mereka yang sering berganti-ganti pasangan. Resiko PMS
bisa dikurangi dengan prilaku seks yang aman.
PMS
mempengaruhi baik pria maupun wanita. Namun, masalah kesehatan dan konsukuensi
jangka panjang wanita sangat beresiko tinggi dan cenderung mudah terkena
penyakit menular seksual (PMS).
2.2.Penyebaran
Penyakit Menular Seksual.
Setiap
perbuatan seksual ataupun tidak
melakukan perbuatan seksual akan dalam tingkatan tertentu. Salah satu resiko
dari melakukan hubungan seksual adalah kemungkinan terjangkit penyakit menular
seksual atau PMS. Penyebaran penyakit
menular seksual antara lain sebagai berikut.
1. Seks
tanpa pelindung.
Meski kondom tidak seratus persen dapat melindungi, ia
tetap merupakan cara terbaik untuk menghindarkan diri kita dari infeksi.
Penggunaan kondom dapat menurunkan laju penularan PMS. Orang yang tidak
menggunakan kondom maka akan lebih cepat atau beresiko tinggi untuk tertular
penyakit menular seksual. Hal ini, dikarenakan berhubungan seksual tanpa alat
pelindung menjadikan pasangan yang sedang melakukan hubungan seksual tidak
memiliki proteksi diri serta kemungkinan besar akan terjangkit penyakit menular
seksual.
2. Berganti-ganti
pasangan.
Orang yang sering
berganti-ganti pasangan tentu akan sangat beresiko tinggi terkena penyakit
menular seksual hal ini dikrenakan orang yang sering berganti-ganti pasangan
tidak mengetahui bahwa salah satu pasangannnya mengidap penyakit menular
seksual atau tidak. Hal ini, jelas sangat beresiko tertular penyakit menular
seksual.
3. Penggunaan
jarum suntik bersama-sama.
Penggunaan jarum suntik
secara bersama-sama akan meningkatkan dan sangat beresiko terkena penyakit
menular seksual. Menggunakan jarum suntik sangat rentan terkena penyakit
HIV/AIDS terlebih jarum suntik yang digunakan sudah terkena atau bekas orang
yang terinfeksi HIV/AIDS.
4. Penggunaan
alkohol.
Konsumsi alkohol dapat
berpengaruh terhadap kesehatan seksual. Orang yang biasa minum alkohol, bisa
jadi kurang selektif memilih pasangan seksual dan menurunkan batasan. Alkohol
dapat membuat seseorang sulit untuk menggunakan kondom dengan benar, maupun
sulit meminta pasangannya untuk menggunakan kondom.
5. Penyalahgunaan
obat-obatan.
Prinsipnya sama dengan
alkohol, orang yang berhibungan seksual dibawah pengaruh obat lebih besar
kemungkinannya melakukan prilaku seksual beresiko/tanpa pelindung. Pemakaian
obat terlarang juga memudahkan orang lain
memaksa seseorang melakukan prilaku seksual yang dalam keadaan sadar
tidak akan dilakukan. Penggunaan obat dengan menggunakan jarum suntik
diasosiasikan dengan peningkatan resiko penularan penyakit lewat darah seperti
hepatitis, HIV, yang juga ditransmisiskan lewat seks.
2.3. Jenis-Jenis Penyakit Menular Seksual.
1. Gonorrhea.
Gonorrhea atau GO juga dikenal dengan kencing nanah,
dapat terjadi pada laki-laki maupun perempuan. Penyakit ini disebabkan karena
infeksi bakteri Neissiria gonorrohoae. Bakteri ini menyerang selaput lendir
dari alat kelamin (saluran kencing), darah rahim, atau leher rahim, saluran
tuba falolopi, anus, kelopak mata,dan tenggorokan. Penyakit ini menular melalui
hubungan seksual.
A. Tanda
dan gejala.
a. Keluar
cairn putih dan kekuning-kuningan dari alat kelamin.
b. Terasa
panas dan nyeri pas saat buang air kecil.
c. Terjadi
pembengkakan pada testis (pria)
d. Keluhan
dan gejala terkadang belum nampak meskipun keseluruhan tuba faloppi (wanita).
B. Pengobatan.
Pengobatan
gonorrhea yaitu dengan memberikan antibiotika. Seperti, ceftriaxone, cefixisme,
ciprofloxacin dan ofloxacin.
2. Sifillis
(raja singa).
Siffilis adalah penyakit menular seksual yang sangat
berbahaya. Hal ini, dikarenakan sifillis dapat mengganggu otak dan fungsi organ
lainnya, disebabkan oleh treponema pallidium, penularannya terjadi lewat
hubungan seksual yang tidak sehat.
A. Tanda
dan gejala.
a. Muncul
benjolan disekitar kelamin.
b. Kadang-kadang
disertai pusing dan nyeri tulang seperti flu, yang akan hilang sendiri tanpa
diobati.
c. Ada
bercak kemerahan pada tubuh sekitar 6-12 minggu setelah berhubungan seksual.
d. Selam
2-3 tahun pertama, penyakit ini tidak menunjukan gejala apapun. Namun, setelah
5-10 penyakit ini menyerang susunan saraf otak, pembuluh darah, dan jantung.
e. Pada
perempuan penyakit ini dapat menular pada bayi yang dikandung.
B. Pengobatan.
Pengobatan
pada penderita sifillis yaitu dengan menggunakan atau memberikan penisilin
intra muskulus. Pada pasien hamil, diberikan ertiromisin atau setriakson.
Doksikilin atau tetrasikilin diberikan
pada pasien yang alergi penisilin tapi tidak hamil.
3. Herpes.
Penykit ini lebih dikenal dengan sebutan herpes
genitalis (herpes kelamin) penyebab herpes ini adalah virus herpes simplex.
(HSV) dan ditularkan melalui hubungan seksual, pakaian,
Gejala awal biasanya berupa gatal,
kesemutan dan sakit. Lalu akan muncul bercak kemerahan yang kecil. Dan diikuti
oleh sekumpulan lapuhan kecil yang nyeri. Lepuhan ini pecah dan bergabung
membentuk luka yang melingkar. Herpes timbul antara 3 sampai 10 hari setelah
berhubungan dengan orang yang mempunyai penyakit tersebut. Tetapi antara 5-10
hari, gejala ini akan hilang dan muncul kembali. Gejala ini timbul tergantung
daya tahan tubuh orang yang terkena penyakit tersebut.
4. HIV/AIDS.
AIDS merupakan singkatan dari Acquired
Immunodeficiency Syindrome, suatu penyakit yang membuat tubuh sulit mencegah
terjadinya infeksi penyakit. Virus yang menyebabkan terjadinya AIDS yaitu Human
Immunodeficiency Virus (HIV), yang menyebabkan terjadinya penurunan kekebalan
tubuh pada manusia, menyebabkan AIDS dengan menginfeksi dan merusak sebagian
dari kekebalan tubuh terhadap penyakit.
HIV dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan
darah atau cairan tubuh dari seseorang yang telah terinfeksi dengan virus.
Kontak tersebut umummnya terjadi karena penggunaan jarum suntik secara
bersama-sama, atau berhubungan seksual tanpa pelindung dengan orang yang telah
terinfeksi oleh virus HIV. Seorang bayi dapat tertular HIV dari ibu yang
terinfeksi. Meskipun ada obat untuk perawatan penderita HIV dan AIDS, tidak ada
vaksin atau obat untuk menyembuhkannya.
A. Tanda
dan gejala.
Beberapa
orang tidak mengalami gejala saat terinfeksi pertama kali. Sementara yang
lainnya mengalami gejala-gejala seperti flu, termasuk demam, kehilangan nafsu
makan, berat badan turun, lemah, dan pembengkakan saluran getah bening.
Gejala-gejala tersebut biasanya menghilang dalam seminggu sampai sebulan, dan
virus tetap ada dalam kondisi tidak aktif (dormant) selama beberapa tahun.
Namun, virus tersebut secara terus menerus melemahkan sistem kekebalan,
menyebabkan orang yang terinfeksi semakin tidak dapat bertahan terhadap
infeksi-infeksi oportunistik.
Selain itu terdapat empat tahap gejala virus HIV yaitu :
Tahap I : belum ada
gejala yang jelas, tetapi sedah dapat menularkan AIDS. Tahap ini disebut window
period yaitu virusnya sudah masuk kedalam tubuh, tetapi belum terditeksi.
Biasanya 3-6 bulan setelah virus masuk kedalam tubuh. Tahap II : ada tanda-tanda
yang jelas namun menurut peneriksaan darah (tes darah) sudah fositif.
Tahap III :
1. Keringat
berlebihan pada waktu malam hari.
2. Diare
terus menerus.
3. Berat
badan terus berkurang.
4. Pembengkakan
kelenjar getah bening.
5. Flu
tidak sembuh-sembuh.
6. Infeksi
jamur pada mulut.
Tahap
IV : Muncul gejala AIDS akibat infeksi opportunistic tahap ini sering juga di
Sebut tahap penderita AIDS. Gejala ini yang lebih berupa infeksi keganasan,
gejala diare yang cukup lama, serta penurunan berat badan biasanya bertahan 2
sampai bulan kemudian penderita
meninggal dunia.
B. Penularan HIV/AIDS.
Penularan penyakit HIV/AIDS sangat beragam antara lain :
1. Melakukan
hubungan seks dengan orang yang terinfeksi HIV AIDS.
2. Transfusi
darah dengan orang yang terkena HIV.
3. Nyuntik
dengan jarum yang tercemar HIV.
4. Dari ibu yang terkena HIV kepada janinnya selama
kehamilan, persalinan atau menyusui.
5. Tindik/tato
dengan jarim yang terkena HIV.
6. Penggunaan
pisau cukur yang terkena HIV.
Namun, HIV/AIDS tidak dapat menular melalui :
a. Bersentuhan,
bersenggolan, salaman, berpelukan dan cium pipi.
b. Alat-alat
makan dan minum, seperti piring, gelas, sendok.
c. Gigitan
nyamuk.
d. Terkena
keringat, air mata, air kencing atau ludah.
e. Berenang
dan WC umum, menggunakan telepon bersama-sama.
C. Cara Pencegahan HIV/AIDS.
Cara pencegahan dari penyakit HIV/AIDS yaitu :
a. “Abstinensia” tidak melakukan hubungan seksual sebelum
menikah, pencegahan seperti ini terbukti sangat ampuh dalam mencegah
tertularnya dari penyakit HIV AIDS.
b. “Be Faithful” setia terhadap pasangan yang sah (suami-istri).
c. Tidak
menerima transfuse darah yang tidak jelas HIV nya.
d. Pergunakan
lah alat suntik, tindik, tato yang steril dan hanya sekali pakai.
e. Jauhi
narkotika, hindari mabuk-mabukan yang bisa membuat luba diri sehingga melakukan
perbuatan yang beresiko terkena HIV
AIDS.
f. Berani
menolak ajakan yang beresiko terkena HIV AIDS.
g. Mensterilkan
alat-alat yang bersifat medis dan non medis setiap sekali paki terutama yang
berhubungan dengan cairan tubuh manusia.
5. Trikominatis Vaginalis.
Trikomoniasis, disebabkan oleh sejenis protozoa
trikomonas vaginalis. Pada umumnya ditularkan melalui hubungan seksual.
A. Gejala
dan tanda-tandanya berupa :
1. Cairan
vagina (keputihan) encer, berwarna kuning kehijauan, berbusa dan berbau busuk.
2. Vulva
agak membengkak, kemerahan, gatal, agak berbusa,dan terasa tidak nyaman.
2.4. Cara Mencegah Penyakit Menular Seksual.
Beberapa cara yang bisa
dilakukan dalam rangka pencegahan penyakit menular seksual adalah:
a.
Bersikap setia
dengan pasangan.
Hampir 75% penyakit menular
seksual diakibatkan karena seringnya berganti-ganti pasangan. Seperti yang
telah diketahui, terlalu sering seseorang berganti-ganti pasangan sangat
beresiko tinggi untuk terjadi atau tertular pennyakit menular seksual.
b.
Memastikan bahwa
jarum suntik yang kita pakai ketika butuh untuk disuntik steril.
Ini sangat penting untuk
diperhatikan, ketika kita memang
betul-betul perlu untuk disuntik. Maka, kita wajib memastikan apakah
jarum suntik yang digunakan tenaga medis tersebut steril atau tidak. Hal ini,
dimaksudkan supaya kita terhindr dari penyakit menular seksual khususnya
HIV/AIDS.
c.
Membersihkan organ
intim.
Ini sangat penting untuk
dilakukan, pembersihan organ intim sangat penting digunakan. Karena, menjaga
lebih baik daripada mengobati. Apabila kurang menjaga organ intim maka resiko
terkena penyakit menular seksual akan timbul dan jelas sangat membahayakan baik
bagi dirinya sendiri maupun orang lain.
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan.
Penyakit menular seksual (PMS) adalah penyakit yang
ditularkan melalui hubungan seks. PMS ditularkan melalui pertukaran cairan
tubuh , selain melalui kontak seksual, PMS juga dapat menular lewatpenggunaan
jarum suntik secara bersama-sama, dan dari ibu keanak sebelaum, selama, atau
sesudah persalinan. PMS beresiko terutama pada orang yang suka berganti-ganti
pasangan. Penyakit menular seksual diantaranya adalah Gonorrhea, sifillis,
herpes HIV/AIDS. Diantara penyakit tersebut, HIV/AIDS adalah penyakit yang sangat
membahayakan dan sampai detik ini belum ditemukan obat untuk menyembuhkan
penyakit ini.
3.2.Saran.
Diharapkan untuk dapat menambah wawasan tentang hal-hal
yang berkaitan dengan penyakit menular seksual. Agar dapat mengurangi
penyakit-penyakit menular seksual lainnya yang disebabkan oleh pergaulan bebas
terutama dikalangan remaja. Dan untuk meningkatkan lagi pengetahuan seks yaitu
dengan mengikuti seminar-seminar kesehatan, membaca buku tentang Penyakit
Menular Seksual, dan media informasi lainnya agar tidak dapat terjadi hal-hal
yang tidak diinginkan seperti : pergaulan bebas, kehamilan diluar nikah,
pasangan tidak bertanggung jawab, dan PMS (Penyakit Menular Seksual)
Belum ada Komentar untuk "MAKALAH PENYAKIT MENULAR SEKSUAL"
Posting Komentar