PEMERIKSAAN FISIK PART I
Rabu, 03 Juni 2015
Tulis Komentar
a. Urutan
Pengumpulan Data.
1. Anamnesa
2. Pemeriksaan
Fisik (diawali Observasi).
b.
Observasi.
1. Keadaan
umum pasien.
a. Baik
: kesadaran penuh, klien bisa berkomunikasi (penuh) beraktifitas mandiri atau
sedikit bantuan.
b. Lemah
: kesadaran penuh, disertai gangguan pernafasan, aktifitas dengan bantuan.
c. Buruk
(tidak baik) : kesadaran terganggu, gangguan pernafasan/sirkulasi, aktifitas
tergantung penuh.
d. Vital
sign : tekanan darah (MMHG), nadi (X/Menit) dan sushu tubuh (Celcius)
e. Berat
badan dan tinggi badan.
c. Physical
Examination.
Memeriksa tubuh untuk memperoleh
suatu fakta/data untuk apa??
1. Untuk
bahan kajian perawat dan pasien untuk menemukan masalah.
2. Dasar
membuat suatu perencanaan tindakan dan penatalaksanaan tindakan keperawatan.
d. Metode
Pemeriksaan Fisik.
1. Inspeksi
(lihat-pandang) dengan indra penglihatan dengan atau tanpa alat bantu seperti
opthalmoskop, otoskop apa yang dilihat. Yang dilihat antara lain : warna,
bentuk, gerakan.
2. Palpasi
(rabaan) menggunakan kulit sebagai reseptor rasa. Reseptor pada punggung tangan
dan ujung jari sangat padat sehingga lebih sensitif. Palpasi terbagi atas :
a. Palpasi
ringan (light palpation), menggunakan satu tangan dengan penekanan minimal;
biasanya untuk identifikasi struktur luar.
b. Palpasi
dalam (deep palpation) menggunakan dua tangan disertai penekanan untuk
identifikasi organ dalam seperti hati, lien, ginjal.
3. Perkusi,
mengetuk area tertentu untuk menghasilkan bunyi/diinterpretasi terhadap bunyi.
Interpretasi bunyi :
1.) Flatness
: kenyaringan sangat rendah, dihasilkan dari perkusi organ yang sangat padat
seperti tulang, otot.
2.) Dullness,
kenyaringan sedang dihasilkan dari perkusi organ berisi cairan, jaringan padat
longgar seperti jantung, hati, lien, dan lain-lain.
3.) Resonance,
bunyi nyaring dihasilkan pada perkusi organ berongga berisi udara pada
paru-paru.
4.) Timpani,
bunyi lembut, dihasilkan pada perkusi organ berisi cairan dan udara seperti
pada lambung, intestine.
4. Auskultasi.
1. Mendengar
bunyi yang dihasilkan oleh organ tubuh.... interpretasi terhadap perubahan
bunyi...
2. Auskultasi
menggunakan stetoskop (kenali penggunaan stetoskop)...
3. Auskultasi
bunyi paru, jantung dan bising usus, bising pembulu darah. Perlu pemahaman
fisiologis agar tahu apakah suatu bunyi patalogis atau tidak.
e. Pendekatan
Dalam Pemeriksaan Fisik.
a.) Pendekatan
head to toe. Dimulai dari kepala ke jari kaki secara sistematis.
b.) Pendekatan
sistem tubuh. Dimulai dari sistem tubuh tertentu secara berurutan.
c.) Pendekatan
pola sehat fungsional. Dimulai dari presepsi sehat, pola penanganan masalah...
Dst.
f. Faktor
Penentu Keberhasilan Pemeriksaan Fisik.
a.) Optimalisasi
kesiapan emosi dan fisik
b.) Membuat
kontrak atas dasar kejelasan tindakan.
c.) Trust
relationship penting, sikap bersahabat, rileks, dan ramah.
d.) Pertahankan
privacy pasien.
e.) Ruangan
tertutup, orang lalu lalang hindarkan.
f.) Urutan
pemeriksaan konsisten, jalin terus
komunikasi, hindarkan eksposure tubuh yang tidak perlu, waspada terahadap sikap
dan perasaan sendiri.
g.) Ciptkan
lingkungan yang aman dan nyaman.
h.) Tangan
pemeriksa selalu bersih dan hangat.
i.) Gunakan
prosedur berurutan sesuai pendekatan yang dipilih.
j.) Bila
pasien gunakan alat bantu, periksa selalu tanpa alat bantu dan dengan alat
bantu.
k.) Perhatikan
kenyamanan, hindarkan kesan terburu-buru.
l.) Komunikasi
efektif.
m.) Simpulkan
hasil pemeriksaan, sampaikan pada pasien juga tindak lanjut yang akan diambil.
n.) Gunakan
alat/metoda bantu kemudahan pada pemeriksaan thoraks, gunakan garis imajiner.
o.) Posisikan
pasien sesuai dengan tujuan pemeriksaan.
p.) Kesiapan
alat pemeriksaan.
1.) Termometer.
2.) Spighnomanometer.
3.) Stetoskop.
4.) Timer.
5.) Timbangan.
6.) Pen
light.
7.) Kapas
steril.
8.) Snellen
chart.
9.) Penggaris.
10.) Spatel
lidah
11.) Meteran/kalifer.
12.) Sarung
tangan.
13.) Alat
khusus : otoskop, optamolskop, garpu tala.
g.
Pemeriksaan Kepala dan Wajah.
a.) Rambut
: distribusi, tekstur, kuantitas.
b.) Kulit
kepala : lesi termasuk kematom.
c.) Tulang
tengkorak : kontour, ukuran
d.) Wajah
: kesimetrisan, ekspresi.
e.) Kulit
: warna kulit (pucat, cianosis) pigmentsi, rambut dan distribusi, lesi.
h.
Pemeriksaan Mata.
a.) Amati
struktur luar :
1.) Palpebra
: kepatenan, edema.
2.) Bola
mata : kedudukan dan posisi.
3.) Sklera
dan conjungtiva : warna dan kejernihan.
4.) Kelopak
mata : peradangan.
5.) Alis
mata : lesi.
b.) Tanda-tanda
peradangan pada semua struktur: kemerahan, discharge (sekret), sekresi
berlebihan.
c.) Test
ketajaman penglihatan.
d.) Test
lapangan pandang
e.) Test
gerakan bola mata.
f.) Test
pupil :
1.) Reaksi
terhadap cahaya.
2.) Daya
akomodasi.
g.) Test
refleks kornea.
i.
Pemeriksaan Telinga.
a.) Amati
struktur luar kepatenan bagian-bagian telinga luar, termasuk kanalis eksterna
dengan bantuan otoskop dan penlight (amati warna dan sekret).
b.) Palpasi
kondisi tulang mastoideus.
c.) Lakukan
test pendengaran konvensional (test berbisik)
d.) Bila
perlu lakukan test pendengaran dengan bantuan sumber bunyi (garpu tala ) : test
rinne dan weber.
j.
Pemeriksaan Hidung.
a.) Amati
struktur luar.
b.) Lakukan
test kepatenan.
c.) Lakukan
pengamatan struktur dalam dengan bantuan spekulum hidung, catat warna,
dicharge, kondisi concha, septum.
d.) Lakukan
test penciuman dengan sumber bau-bauan yang dikenali pasien.
e.) Periksa
kondisi sinus parasanali tanda peradangan dan test transiluminasi.
k.
Pemeriksaan Mulut.
a.) Inspeksi
mulut dimulai dari struktur luar yaitu bibir, gunakan pen light dan sudip lidah
untuk memudahkan inspeksi. Amati warna, kelembaban, lesi/cheilosis.
Belum ada Komentar untuk "PEMERIKSAAN FISIK PART I"
Posting Komentar