Translate

BERFIKIR KRITIS DALAM KEPERAWATAN




a.      Definisi.
Suatu kemampuan bagaimana perawat mampu berfikir secara sistematis dan menerapkan standar intelektual untuk menganalisis proses berfikir.
            Berfikir kritis dalam keperawatan merupakan suatu komponen penting dalam mempertanggungjawabkan profesionalisme dan kualitas pelayanan asuhan keperawatan.
Pemikir kritis dalam praktek keperawatan  adalah seseorang yang mempunyai keterampilan pengetahuan untuk menganalisis, menerapkan standar, mencari informasi,  menggunakan alasan rasional, memprediksi dan melakukan transformasi pengetahuan.
b.      Karakteristik Berfikir Kritis.
Menurut Wilkinson (1992), karakteristik berfikir kritis dalam keperawatan pada prinsipnya merupakan suatu kesatuan dari :
1.      Berfikir (thinking).
2.      Merasakan (feeling).
3.      Melakukan (doing).
Model berfikir kritis THINK (total recall, habits, inquiry, new idea, dand creativity, knowing how you think) adalah komponen dasar yang meliputi pikiran, perasaan, dan bekerjasama/ sejalan dengan keperawatan.
Seorang perawat dikatakan dapat berfikir kritis apabila dapat menggunakan semua model tersebut dalam segala waktu. Model pembelajaran berfikir kritis dalam keperawatan : Feeling model, vision model, dan examine model.
1.      Feeling Model.
Model ini menekankan pada rasa, kesan dan data atau fakta yang ditemukan, mencoba mengedepankan perasaan dalam melakukan pengamatan, kepekaan dalam melakukan aktivitas keperawatan dan perhatian kewaspadaan.
2.      Vision model.
Digunakan untuk membangkitkan pola pikir, mengorganisasikan dan menerjemahkan perasaan untuk merumuskan hipotesa analisa, dugaan dan ide tentang permasalaah keperawatan kesehatan klien. Berfikir kritis ini digunakan untuk mencari prinsip-prinsip pengertian dan peran sebagai pedoman yang tepat untuk merespon ekspresi baik perasaan perawat maupun perasaan klien.
3.      Examine model.
Model ini digunakan untuk merefleksi ide, pengertian, visi dan mencari peran yang tepat untuk analisa.
c.       Komponen Berfikir Kritis dalam Keperawatan.
1.      Dasar pengetahuan khusus.
2.      Pengalaman.
3.      Kompetensi.
4.      Sikap.
5.      Standar.
a.)    Komponen Berfikir Kritis.
1.)    Dasar pengetahuan khusus.
Dasar pengetahuan perawat mencakup informasi dan teori dari ilmu pengetahuan, alam, humaniora, dan keperawatan yang diperlukan untuk memikirkan masalah keperawatan.
2.)    Pengalaman.
Pengalaman klinis memberikan suatu sarana untuk menguji pengetahuan keperawatan. Benner (1984) menuliskan bahwa perawat yang ahli memahami konteks dari situasi kritis, mengenali isyarat, dan menginterpretasikannya sebagal relevanatau tidak relevan. Tingkat kompetensi ini datang dari pengalaman.
3.)    Kompetensi.
Kompetensi berfikir kritis adalah proses kognitif yang digunakan perawat untuk membuat penilaian keprawatan. Terdapat tiga tipe kompetensi.
1.      Berfikir kritis umum. Yaitu, berfikir kritis umum mencakup metode ilmiah, pemecahan masalah dan pembuatan keputusan.
2.      Berfikir kritis spesifik dalam situasi klinis. Yaitu, kompetensi yang tercakup disini adalah pertimbangan diagnostik, kesimpulan klinis, dan pembuatan keputusan klinis.
3.      Berfikir kritis spesifik dalam keperawatan. Yaitu, pendekatan sistematis yang digunakan untuk secara kritis mengkaji dan menelaah kondisi klien, mengidentifikasi respon klien terhadap masalah kesehatan, melakukan tindakan yang sesuai, dan kemudian mengevaluasi apakah tindakan yang dilakukan telah efektif.
4.)    Sikap.
Sikap dalam hal ini merupaka suatu hal yang harus ditunjukan keberhasilannya oleh pemikir kritis. Sikap untuk berfikir kritis adalah :
1.      Tanggung gugat.
2.      Berfikir mandiri.
3.      Mengambil resiko.
4.      Kerendahan hari.
5.      Integritas.
6.      Ketekunan.
7.      Kreativitas.
5.)    Standar.
a.)    Kemampuan perawat untuk berfikir kritis terhadap masalah klien, sehingga penting untuk menggunakan standar berfikir kritis untuk memastikan bahwa keputusan yang tepat telah dibuat.
b.)    Standar profesional untuk berfikir kritis mengacu pada kriteria etik untuk penilaian keperawatan dan kriteria untuk tanggung jawab dan tanggung gugat profesional.
c.)    Standar untuk berfikir kritis adalah jelas, spesifik, konsisten, mendalah, komplit, mencukupi, tepat, akurat, masuk akal, logis, luas, signifikan, terbuka.
d.      Tingkatan Berfikir Kritis dalam Keperawatan.
1.      Tingkatan dasar.
a.)    Berfikir cenderung untuk menjadi konkret dan didasarkan pada serangkaian peraturan atau prinsip.
b.)    Merupakan langkah awal dalam membuat pertimbangan.
2.      Tingkat Kompleks.
a.)    Secara kontinu akan mengenal keragaman dari pandangan dan persepsi individu.
b.)    Kemampuan menaganalisis serta meneliti alternatif secara lebih mandiri dan alternatif.
c.)    Perawat belajar berbagai pendekatan yang berbeda untuk terapi yang sama.
3.      Tingkat Komitmen.
a.)    Perawat mampu untuk mengantisipasi kebutuhan untuk membuat pilihan yang kritis setelah menganalisis keuntungan dari alternatif lainnya.
e.       Berfikir Kritis Dalam Keperawatan.
1.      Berfikir kritis dalam tahap pengkajian.
2.      Berfikir kritis dalam tahap diagnosa keperawatan.
3.      Berfikir kritis dalam tahap implementasi.
4.      Berfikir kritis dalam tahap evaluasi.
1.)    Berfikir Kritis dalam Pengkajian.
Proses pemahaman tentang informasi apa yang dikumpulkan, metode pengumpulan data yang dilakukan, berfikir tentang kesesuaian informasi dan membuat suatu kesimpulan tentang respons klien terhadap kondisi kliennya. Analisis pertanyaan  kritis perawat pada setiap kegiatan pada tahap itu adalah.
a.)    Pengumpulan data.
b.)    Pengelompokan/pengorganisasian data.
c.)    Pemvalidasian data.
d.)   Pendokumentasian data.
2.)    Berfikir Kritis pada tahap Diagnosa.
Merupakan tahap pengambilan keputusan yang paling kritis karena harus menentukan masalah dan argumentasi secara rasional. Analisis pertanyaan kritis perawat pada setiap kegiatan pada tahap ini adalah.
a.)    Analisis data.
b.)    Identifikasi masalah klien.
c.)    Membuat pertanyaan diagnosis keperawatan.
d.)   Memprioritaskan diagnosis keperawatan.
e.)    Mendokumentasikan diagnosis keperawatan.
3.)    Berfikir Kritis dalam Intervensi.
Menggunakan pengetahuan untuk mengembangkan hasil yang telah ditentukan. Perencanaan asuhan keperawatan biasanya ditulis berisikan dimana dan bagaimana menolong klien berdasarkan responnya terhadap kondisi penyakit. Analisis pertanyaan kritis perawat dalam setiap kegiatan pada tahap ini adalah.
a.)    Meletakan prioritas.
b.)    Menentukan tujuan dan kriteria hasil.
c.)    Mengidentifikasi intervensi.
d.)   Membuat rasional.
e.)    Mendokumentasikan intervensi.
4.)    Berfikir Kritis pdalam Implementasi.
Merupakan keterampilan dalam menguji hipotesa karena tindakan keperawatan adalah tindakan nyata yang menentukan tingkat keberhasilan untuk mencapai tujuan. Analisis pertanyaan kritis perawat dalam setiap kegiatan pada tahapan ini adalah.
a.)    Mengkaji ulang.
b.)    Menentukan kebutuhan.
c.)    Melaksanakan tindakan keperawatan.
d.)   Mendokumentasikan implementasi.
5.)    Berfikir Kritis dalam Evaluasi.
Mengkaji efektivitas dimana perawat harus dapat mengambil keputusan tentang pemenuhan kebutuhan dasar klien dan apakah tindakan keperawatanperlu diulang atau tidak. Analisis pertanyaan kritis perawat dalam kegiatan pada tahap ini adalah.
a.)    Mengidentifikasi kriteria hasil sehingga dapat mengukur tingkat keberhasilan.
b.)    Mengumpulkan data yang berkaitan dengan kriteria hasil.
c.)    Membandingkan data klien dengan kriteria hasil dan menggambarkan kesimpulan tentang masalah klien.
d.)   Mengulang dan memodifikasi perencanaan.
e.)    Mendokumentasikan catatan perkembangan.
XXX damn saya hanya seorang individu yang sedang memahami arti dari sebuah kehidupan, belajar akan manis dan pahitnya dunia dan merasakan arti dari sebuah keluarga dan sahabat tentunya seorang kekasih yang kelak akan jadi ibu dari anak-anak saya.

Belum ada Komentar untuk "BERFIKIR KRITIS DALAM KEPERAWATAN"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel