KOMUNIKASI TERAPEUTIK DALAM KEPERAWATAN
Minggu, 27 September 2015
Tulis Komentar
1.
Pengertian.
Komunikasi
yang ditekankan kepada seluruh perilaku yang disadari/tidak dari individu
dimana dapat mempengaruhi orang lain. (Reuesch, 1961).
Komunikasi
yang direncanakan secara sadar bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk
kesembuhan klien. (Heri Purwanto).
Komunikasi
antara Perawat dan Klien untuk memperoleh pengalaman bersama-sama untuk
memperbaiki pengalaman emosional klien (Stuart and Sunedeen).
Kemampuanatau
keterampilan perawat untuk membantu klien beradaptasi terhadap stress,
mengatasi gangguan psikologis dan belajar bagaimana berhubungan dengan orang
lain (Nortohouse,
1998).
2.
Tujuan
Komunikasi Terapeutik.
1.) Meningkatkan
kesadaran, penerimaan dan penghargaan diri.
a.) Melalui
komunikasi terapeutik diharapkan terjadi perubahan dalam diri klien.
b.) Dengan
menlaukan komunikasi terapeutikpada klien, diharapkan perawat dapat mengubah
cara pandang klien tentang penyakitnya, dirinya, dan masa depannya sehingga
klien dapat menghargai dan menerima diri apa adanya.
2.) Meningkatkan
kemampuan membina hubungan intim terapeutik, interdependen dan interpersonal.
a.) Klien
belajar menerima dan diterima orang lain.
b.) Hubungan
antara proses interaksi antara perawat dan klien merupakan area untuk
mengekspresikan kebutuhan, memecahkan masalah dan meningkatkan kemampuan
koping.
3.) Memperbaiki
fungsi dan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan untuk mencapai tujuan yang
realitas.
4.) Mempernbaiki
tingkat integritas diri dan kejelasan identitas diri (Stuart dan Sundeen, 1996)
a.) Melalui
komunikasi terapeutik perawat berusaha menggali semua aspek kehidupan klien di
masa sekarang dan masa lalu.
b.) Perawat
membantu meningkatkan integritas diri klien.
3.
Fungsi
Komunikasi Terapeutik.
a. Menyampaikan
pengertian.
b. Memvalidasi
persepsi.
c. Memberi
umpan balik.
d. Mengklarifikasi.
e. Membantu
mempercepat proses penyembuhan.
4.
Prinsip
Dasar Komunikasi Terapeutik.
1.) Hubungan
perawat dan klien adalah hubungan terapeutik yang saling menguntungkan.
2.) Perawat
harus menghargai keunikan klien.
3.) Komunikasi
yang dilakukan harus dapat menjaga harga diri pendiri maupun penerima pesan.
4.) Hubungan
saling percaya antara perawat dan klien.
5.
Karakterisitik
Helper yang Memfasilitasi Tumbuhnya Hubungan yang Terapeutik.
1.) Kejujuran.
Sikap
yang tidak jujur dari perawat bisa menyebabkan klien menarik diri, merasa
dibohongi, membenci perawat atau bisa juga pura-pura patuh.
2.) UNAMBIGUOSLY
(jelas, tidak membingungkan dan cukup ekspresif).
Dalam berkomunikasi perawat dengan
klien, perawat sebaiknya menggunakan kata-kata yang mudah dimengerti oleh klien
dan tidak boleh berbelit-belit.
Nonverbal perawat harus cukup ekspresif
dan harus sesuai dengan verbalnya.
Ketidaksesuaian verbal dan nonverbal
perawat dapat menimbulkan kebingungan bagi klien.
3.) Bersikap
positif.
Bersikap positif bisa ditunjukan dengan
sikap yang hangat, penuh perhatian dan penghargaan kepada klien.
Sikap negatif kepada klien seperti
meremehkan, berbicara sambil melakukan tindakan lain atau menilai sikap klien
dapat merusak hubungan terapeutik.
4.) Empati
bukan Simpati.
Dengan sikap ini perawat akan mampu
merasakan dan memikirkan permasalahan klien secara objektif seperti yang
dirasakan dan dipikirkan klien.
Sikap empati akan memberikan alternatif
pemecahan masalah bagi klein.
5.) Mampu
melihat permasalahan dari kacamata klien.
Dalam memberikan asuhan keperawatan
perawat harus berorientasi kepada klien.
Dalam memecahkan masalah klien, perawat
harus mampu melihat permasalahan tersebut dari sudut pandang klien.
6.) Menerima
klien apa adanya.
Jika seseorang merasa diterima, maka ia
akan merasa aman dalam menjalin hubungan interpersonal.
Menilai atau mengkritik klien
berdasarkan nilai-nilai yang diyakini, perawat menunjukan bahwa perawat tidak
menerima klien apa adanya.
7.) Sensitif
terhadap perasaan klien.
Jika
pada saat komunikasi perawat tidak sensitif terhadap perasaan kliennya, hal
tersebut bisa menyinggung perasaan klien.
8.) Tidak
mudah terpengaruh oleh masa lalu klien ataupun diri perawat sendiri.
Perawat
seharusnya mampu membimbing klien untuk melupakan kejadian yang menyakitkan
dimasa lalu dan menguatkan koping klien dalam menhadapi masalah yang dihadapi
saat ini.
6. Sikap Komunikasi Terapeutik
(Egan,
dari Keliat, 1992).
Cara untuk mengadirkan diri secara
fisik dalam komunikasi terapeutik :
a. Berhadapan.
“saya siap untuk anda”
b. Mempertahankan
kontak mata.
“menghargai klien dan
menyatakan keinginan untuk tetap berkomunikasi”
c. Membungkuk
kearah klien.
“keinginan untuk
mengatakan dan mendengarkan klien”
d. Mempertahankan
sikap terbuka.
“tidak melipat tangan
dan kaki menunjukan sikap terbuka untuk berkomunikasi”
e. Tetap
relaks.
“relaks dalam
memberikan respon terhadap klien”
7.
Komunikasi
Terapeutik yang Dinyatakan Secara Non-Verbal.
1.) Isyarat
vokal. Yaitu, semua kualitas bicara nonverbal. Contoh, tekanan suara, kualitas
suara, irama, dan kecepatan dalam berbicara.
2.) Isyarat
tindakan. Yaitu, semua gerakan tubuh. Contoh, ekspresi wajah dan sikap tubuh.
3.) Isyarat
obyek. Yaitu, obyek yang digunakan baik secara sengaja ataupun tidak disengaja
oleh seseorang. Contoh, pakaian dan benda pribadi yang dipakai.
4.) Ruang.
Yaitu, memberikan isyarat tentang kedekatan hubungan antara dua orang. Contoh,
norma-norma sosial budaya yang dimiliki.
5.) Sentuhan.
Yaitu, kontak fisik antara dua orang dan merupakan komunikasi non verbal yang
paling personal, dipengaruhi oleh latar belakan budaya, jenis hubunga, jenis
kelamin, usia, dan harapan.
8. Perbedaan
Komunikasi Sosial dan Komunikasi Terapeutik.
Komponen
|
Komunikasi Sosial
|
Komunikasi Terapeutik
|
Saling
membuka diri.
Tujuan.
Fokus
percakapan.
Partinence
of topic.
Realationship
of experience to topic.
Time
orientation.
Use
of feeling.
Recognition
of individual worth.
Termination.
|
Bervariasi.
Kesenangan semata.
Tidak dikenal oleh partisipan.
Sosial, bisnis, umum, dan tidak
pribadi.
Tidak terkait dan menggunakan pengetahuan
yang tidak berhubungan
Masa lalu dan masa mendatang.
Mengecilkan hati.
Tidak diketahui.
Open ended.
|
Klien membuka diri, perawat membuka
diri. Mengarah kepada tercapainya tujuan.
Kesejahteraan perawat klien.
Diketahui oleh perawat dan klien.
Pribadi dan berhubungan dengan perawat
dan klien.
Ada keterlibatan dan menggunakan
pengetahuan yang berkaitan.
Sekarang.
Perawat membesarkan perasaan yang
disharing kan klien.
Diketahui seluruhnya.
Spesifik, disetujui, dan disukai.
|
Belum ada Komentar untuk "KOMUNIKASI TERAPEUTIK DALAM KEPERAWATAN"
Posting Komentar