Kamis, 03 Desember 2015

A. Personal Hygiene




a.      Pengertian
Personal hygiene berasal dari bahasa yunani yang berarti personal yang artinya peroranagan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan perorangan adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahtaraan fisik dan psikis (Tarwoto dan Wartonah, 2004).
Personal hygiene merupakan perawatan diri sendiri yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan baik secara fisik maupun psikologis (Aziz Alimul H, 2006).
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa personal hygiene merupakan kegiatan atau tindakan membersihkan seluruh anggota tubuh yang bertujuan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang.
b.      Macam-macam
Macam-macam personal hygiene menurut Potter and Perry(2005):
1.      Perawatan kulit
2.      Mandi
3.      Hygiene mulut
4.      Perawatan mata, hidung, dan telinga
5.      Perawatan rambut
6.      Perawatan kaki dan kuku
7.      Perawatan genitalia

c.       Faktor yang mempengaruhi
Menurut Potter dan Perry (2005), sikap seseorang melakukan personal hygiene dipengaruhi oleh sejumlah faktor  antara lain:
1.      Citra tubuh (Body Image) penampilan umum  pasien dapat menggambarkan
pentingnya personal hygiene pada orang tersebut. Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang penampilan fisiknya. Personal hygiene yang baik akan mempengaruhi terhadap peningkatan citra tubuh individu (Stuart & Sudeen, 1999 dalam setiadi, 2005). Citra tubuh dapat berubah, karena operasi, pembedahan atau penyakit fisik maka perawat harus membuat suatu usaha ekstra untuk meningkatkan hygiene dimana citra tubuh mempengaruhi cara mempertahankan hygiene. Bodyimage seseorang berpengaruhi dalam pemenuhan personal hygiene karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli terhadap kebersihannya.
2.      Praktik sosial kelompok-kelompok sosial wadah seorang pasien berhubungan
dapat mempengaruhi bagaimana pasien dalam pelaksanaan praktik personal hygiene. Perawat harus menentukan apakah pasien dapat menyediakan bahan-bahan yangpenting seperti deodorant, sampo, pasta gigi, dan kosmetik. Perawat juga harusmenentukan jika penggunaan dari produk-produk ini merupakan bagian dari kebiasaan sosial yang dipraktekkan oleh kelompok  sosial pasien.
3.      Status sosial ekonomi menurut Friedman (1998) dalam Pratiwi (2008),
pendapatan keluarga akan mempengaruhi kemampuan keluarga untuk menyediakan fasilitas dan kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan untuk menunjang hidup dan kelangsungan hidup keluarga. Sumber daya ekonomi seseorang mempengaruhi jenis dan tingkatan praktik  personal hygiene. Untuk melakukan personal hygiene yang baik dibutuhkan sarana dan prasarana yang memadai, seperti kamar mandi, peralatan mandi, serta perlengkapan mandi yang cukup (mis. sabun, sikat gigi, sampo, dll).
4.      Pengetahuan pengetahuan tentang personal hygiene sangat penting, karena
pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Pengetahuan tentang
pentingnya hygiene dan implikasinya bagi kesehatan mempengaruhi praktik hygiene. Kendati demikian, pengetahuan itu sendiri tidaklah cukup, pasien juga harustermotivasi untuk memelihara personal higiene. Individu dengan pengetahuan tentangpentingnya personal higene akan selalu menjaga kebersihan dirinya untuk mencegahdari kondisi atau keadaan sakit (Notoatmodjo, 1998 dalam pratiwi, 2008).
5.      Kebudayaan kebudayaan dan nilai pribadi mempengaruhi kemampuan perawatan personal higiene. Seseorang dari latar belakang kebudayaan yang berbeda, mengikuti praktek perawatan personal higiene yang berbeda. Keyakinan yang didasari kultur sering menentukan defenisi tentang kesehatan dan perawatan diri. Dalam merawat pasien dengan praktik higiene yang berbeda, perawat menghindari menjadi pembuat keputusan atau mencoba untuk menentukan standar kebersihannya (Potter & Perry, 2005).
6.      Kebiasaan dan kondisi fisik seseorang setiap pasien memiliki keinginan
individu dan pilihan tentang kapan untuk mandi, bercukur, dan melakukan perawatan rambut. Orang yang menderita penyakit tertentu atau yang menjalani operasi seringkali kekurangan energi fisik atau ketangkasan untuk melakukan personalhigiene. Seorang pasien yang menggunakan gips pada tangannya atau menggunakan traksi membutuhkan bantuan untuk mandi yang lengkap. Kondisi jantung, neurologis, paru-paru, dan metabolik yang serius dapat melemahkan atau menjadikan pasien tidak mampu dan memerlukan perawatan personal higiene total.
d.      Tujuan Perawatan
Tujuan perawatan personal hygiene menurut Tartowo Wartonah(2006):
1.      Meningkatkan derajat kesehatan seseorang.
2.      Memelihara kebersihan diri seseorang,
3.      Memperbaiki personal hygiene yang kurang.
4.      Pencegahan penyakit.
5.      Meningkatkan percaya diri seseorang.
6.      Menciptakan keindahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar