Rabu, 22 Februari 2017

SEJARAH BAHASA INDONESIA




Bahasa Indonesia aadalah bahasa Melayu, sebuah bahasa Austronesia yang digunakan sebagai lingua franca di Nusantara kemungkinan sejak awal-awal penanggalan modern, paling tidak dalam bentuk informalnya. Bentuk bahasa sehari-hari ini sering dinamai dengan istilah Melayu Pasar. Jenis ini sangat lentur sebab sangat mudah dimengerti dan ekspresif dengan toleransi kesalahan yang sangat besar dan mudah menyerap-menyerap istilah-istilah lain dari berbagai bahasa yang digunakan para penggunanya.
Bentuk yang lebih resmi disebut Melayu Tinggi, pada masa lalu digunakan kalangan keluarga kerajaan disekitar Sumatera, Malaya dan Jawa. Bentuk bahasa ini lebih sulit karena penggunaannya sangat halus, penuh sindiran, dan tidak seekpresif bahasa Melayu Pasar.
BAHASA INDONESIA.
Bahasa Melayu di Indonesia kemudian digunakan sebagai ligua franca (bahasa pergaulan), namun pada waktu itu belum banyak yang menggunakannya sebagai bahasa ibu. Biasanya masih digunakan bahasa daerah (yang jumlahnya bisa sampai sebanyak 360).
Awal penciptaan Bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa bermula dari Sumpah Pemuda pada tanggal 28 oktober 1928. Disana, Pada Kongres Nasional ke dua di Jakarta, dicanangkanlah penggunaan Bahasa Indonesia sebagai bahasa untuk Negara Indonesia pascakemerdekaan. Soekarno tidak memilih bahasanya sendiri, Jawa(yang sebenarnya juga mayoritas pada saat itu), namun Beliau memilih Bahasa Indonesia yang beliau dasarkan dari Bahasa Melayu yang dituturkan di Riau.
Bahasa Melayu Riau dipilih sebagai Bahasa Persatuan Negara Republik Indonesia atas beberapa pertimbangan sebagai berikut :
1.      Jika bahasa Jawa digunakan, suku-suku bangsa atau puak lain di Republik Indonesia akan merasa dijajah oleh suku Jawa yang merupakan puak (golongan) mayoritas di Republik Indonesia.
2.      Bahasa Jawa jauh lebih sukar dipelajari dibanding  dengan Bahasa Melayu Riau. Ada tingkatan bahasa halus, biasa, dan kasar yang dipergunakan dari orang berbagai usia, derajat, ataupun pangkat. Bila pengguna kurang memahami budaya Jawa, ia dapat menimbulkan kesan negatif yang lebih besar.
3.      Bahasa Melayu Riau yang dipilih dengan pertimbangan pertama suku melayu berasal dari riau, sultan malakay yang terakhirpun lari ke Riau selepas malaka direbut oleh Portugis. Kedua ia sebagai lingua franca, bahasa melayu riau yang paling sedikit terkena pengaruh misalnya dari Bahasa Tionghoa Hoikken, Tio Ciu, Ke, ataupun dari bahasa lainnya.
4.      Penggunaan Bahasa Melayu bukan hanya terbatas Dari Republik Indonesia saja. Pada tahun 1945, penggunaan Bahasa Melayu selain Republik Indonesia masih di jajah Inggris. Malaysia, Brunei, dan Singapura masih dijajah Inggris. Pada saat itu, dengan menggunakan Bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan, diharapkan di negara-negara kawasan seperti Malaysia, Brunei Dan Singapura bisa ditumbuhkan semangat patriotik dan nasionalisme negara-negara jiran di Asia Tenggara.
Dengan memilih bahasa melayu Riau para pejuang kemerdekaan bersatu lagi seperti pada masa Islam berkembang di Indonesia, namun pada kali ini dengan tujuan persatuan dan kebangsaan. Bahasa indonesia yang sudah dipilih ini kemudian di standarisasi (dibakukan) dengan nahu (tata bahasa), dan kamus baku juga diciptakan. Hal ini juga sudah dilakukan pada zaman penjajahan Jepang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar