Makalah Keperawatan Presbiopi
Jumat, 03 Agustus 2018
Tulis Komentar
BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Presbiopi merupakan bagian alami dari penuaan
mata. Presbiopi ini bukan merupakan penyakit dan tidak dapat dicegah. Presbiopi
atau mata tua yang disebabkan karena daya akomodasi lensa mata tidak bekerja
dengan baik akibatnya lensa mata tidak dapat menmfokuskan cahaya ke titik
kuning dengan tepat sehingga mata tidak bisa melihat yang dekat. Presbiopi
adalah suatu bentuk gangguan refraksi, dimana makin berkurangnya kemampuan
akomodasi mata sesuai dengan makin meningkatnya umur. Daya akomodasi adalah
kemampuan lensa mata untuk mencembung dan memipih (Wikipedia, 2012). Biasanya
terjadi diatas usia 40 tahun, dan setelah umur itu, umumnya seseorang akan
membutuhkan kaca mata baca untuk mengkoreksi presbiopinya.
1.2. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengetahui defenisi presbiopi
2. Untuk mengetahui etiologi dari presbiopi
3. Untuk mengetahui manifestasi klinis penyakit presbiopi
4. Untuk mengetahui patofisiolgi penyakit presbiopi
5. Untuk mengeatahui klasifikasi presbiopi
6. Untuk mengetahui penatalaksanaan penyakit presbiopi
1.3. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud denagan penyakit presbiopi?
2. Jelaskan etiologi dari penyakit presbiopi
3. Jelasakan manifestasi klinis dari penyakit presbiopi!
4. Jelaskan patofosiologi penyakit presbiopi!
5. Jelaskan klasfikasi dari presbiopi!
6. Jelaskan penatalaksanaan penyakit persbiopi!
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 KONSEP PENYAKIT
A.
PENGERTIAN
Presbiopi
merupakan kondisi mata dimana lensa kristalin kehilangan fleksibilitasnya
sehingga membuatnya tidak dapat fokus pada benda yang dekat. Presbiopi adalah
suatu bentuk gangguan refraksi, dimana makin berkurangnya kemampuan akomodasi
mata sesuai dengan makin meningkatnya umur. Makin bertambahnya umur maka setiap
lensa akan menglami kemunduran kemampuan untuk mencembung. Berkurangnya
kemampuan mencembung ini akan memberikan kesukaran melihat dekat, sedang untuk
melihat jauh tetap normal.
B.
ETIOLOGI
Presbiopia
dapat terjadi karena kelemahan otot akomodasi atau lensa mata tidak kenyal atau
berkurang elastisitasnya akibat sclerosis lensa.
(
Istiqamah, 2004 )
Mekanisme
nyata dari presbiopia tidak diketahui kepastiannya, bukti penelitian lebih kuat
mendukung berkurangnya elastisitas dari crystalline lens, walaupun perubahan
pada kelengkungan lensa dari pertumbuhan yang terus-menerus,dan berkurangnya
kekuatan dari cilliary muscles ( otot yang membelokkan dan meluruskan lensa )
juga didalilkan sebagai sebab.
Penyakit
mata tua dapat disebabkan karena ;
a.
Terjadi gangguan akomodasi lensa pada usia lanjut
b.
Kelemahan otot-otot akomodasi
c.
Lensa mata menjadi tidak kenyal, atau berkurang elastisitasnya akibat kekakuan
(sklerosis) lensa.
C.
PATOFISIOLOGI
Cahaya
masuk ke mata dan dibelokkan ( refraksi ) ketika melalui kornea dan
struktur-struktur lain dari mata ( kornea, humor aqueus, lensa, humor vitreus )
yang mempunyai kepadatan berbeda-beda untuk difokuskan di retina.
Mata
mengatur ( akomodasi ) sedemikian rupa ketika melihat objek yang jaraknya
bervariasi dengan menipiskan dan menebalkan lensa. Penglihatan dekat memerlukan
kontraksi dari cilliary body, yang bisa memendekkan jarak antara kedua sisi
cilliary body yang diikuti relaksasi ligament pada lensa. Lensa menjadi lebih
cembung agar cahaya dapat terfokuskan pada retina.
(
Long, 1996 )
Pada
mata presbiopia yang dapat terjadi karena kelemahan otot akomodasi atau lensa
mata tidak kenyal atau berkurang elastisitasnya, menyebabkan kurang bisa
mengubah bentuk lensa untuk memfokuskan mata saat melihat. Akibat gangguan
tersebut bayangan jatuh di belakang retina. Karena daya akomodasi
berkurang, maka titik dekat mata makin
menjauh.
(
Istiqamah, 2004 )
Akomodasi
suatu proses aktif yang memerlukan usaha otot, sehingga dapat lelah. Jelas
musculus cilliary salah satu otot yang terlazim digunakan dalam tubuh. Derajat
kelengkungan lens yang dapat ditingkatkan jelas terbatas dan sinar cahaya dari
suatu objek yang sangat dekat individu tak dapat dibawa ke suatu focus di atas
retina, bahkan dengan usaha terbesar. Titik terdekat dengan mata, tempat suatu objek dapat dibawa ke focus
jelas dengan akomodasi dinamai titik dekat penglihatan. Titik dekat berkurang
selama hidup, mula-mula pelan-pelan dan kemudian secara cepat dengan
bertambanya usia, dari sekitar 9 cm pada usia 10 tahun sampai sekitar 83 cm
pada usia 60 tahun. Pengurangan ini terutama karena peningkatan kekerasan lens,
dengan akibat kehilangan akomodasi karena penurunan terus-menerus dalam derajat
kelengkungan lens yang dapat ditingkatkan. Dengan berlalunya waktu, individu
normal mencapai usia 40-45 tahun, biasanya kehilangan akomodasi, telah cukup
menyulitkan individu membaca dan pekerjaan dekat.
(
Ganong, 1995 )
D.
KLASIFIKASI
a.
Presbiopi Insipien tahap awal perkembangan presbiopi, dari anamnesa
didapati pasien memerlukan kaca mata untuk membaca dekat, tapi tidak tampak
kelainan bila dilakukan tes, dan pasien biasanya akan menolak preskripsi kaca
mata baca
b. Presbiopi Fungsional Amplitud akomodasi
yang semakin menurun dan akan didapatkan
kelainan ketika diperiksa
c. Presbiopi Absolut Peningkatan
derajat presbiopi dari presbiopi fungsional, dimana proses akomodasi sudah
tidak terjadi sama sekali
d. Presbiopi Prematur Presbiopia yang
terjadi dini sebelum usia 40 tahun dan biasanya berhungan dengan lingkungan,
nutrisi, penyakit, atau obat-obatan
e. Presbiopi Nokturnal Kesulitan untuk membaca
jarak dekat pada kondisi gelap disebabkan oleh peningkatan diameter pupil
E.
MANIFESTASI KLINIK
Karena
daya akomodasi berkurang, maka titik dekat mata makin menjauh dan pada awalnya
klien akan kesulitan membaca dekat. Dalam upaya untuk membaca lebih jelas, maka
klien cenderung menegakkan punggungnya atau menjauhkan objek yang dibacanya
sehingga mencapai titik dekat klien, dengan demikian objek dapat dibaca lebih
jelas. Klien akan memberikan keluhan setelah membaca mata lelah, berair dan
sering merasa pedas.
Gejala
umumnya adalah suka melihat pada jarak dekat yang biasanya terdapat pada usia
40 tahun, di mana pada usia ini amplitudo akomodasi pada klien hanya
menghasilkan titik dekat sebesar 25 cm. Pada jarak ini seseorang emetropia yang
berusia 40 tahun dengan jarak baca 25 cm akan menggunakan akomodasi maksimal
sehingga menjadi cepat lelah, membaca dengan menjauhkan kertas yang dibaca, dan
memerlukan sinar yang lebih terang.
Gejala
pertama kebanyakan orang presbiopia :
a. Kesulitan membaca tulisan dengan cetakan
huruf yang halus / kecil
b. Setelah membaca, mata menjadi merah,
berair, dan sering terasa pedih. Bisa juga
disertai kelelahan mata dan sakit kepala jika membaca terlalu lama
c. Membaca dengan menjauhkan kertas yang
dibaca atau menegakkan punggungnya karena tulisan tampak kabur pada jarak baca
yang biasa (titik dekat mata makin menjauh)
d. Sukar mengerjakan pekerjaan
dengan melihat dekat, terutama di malam hari
e. Memerlukan sinar yang lebih
terang untuk membaca
f.
Terganggu secara emosional dan fisik
F. PENATALAKSANAAN
1.
Kacamata
Kacamata
dengan bifocal atau Progressive Addition Lenses ( PALs ) adalah koreksi yang paling umum untuk
presbiopia. Bifokal mempunyai dua cara untuk pemfokusan : bagian besar dari
lensa kacamata untuk nearsightedness atau farsightedness, sedangkan bagian
terbawah lensa memegang preskripsi terkuat untuk penglihatan dekat untuk
pekerjaan dekat. PALs mirip denagan lensa bifocal, tetapi PALs memberikan
transisi penglihatan yang lebih bertahap di antara preskripsi, dengan tidak ada
garis visible di antara keduanya.
Kacamata
baca adalah pilihan lain. Tidak seperti bifocal atau PALs yang sebagian besar orang menggunakannya setiap
hari, kacamata baca hanya digunakan selama pekerjaan dekat.
Biasanya
diberikan kacamata baca untuk membaca dekat dengan lensa sferis positif yang
dihitung berdasarkan amplitudo akomodasi pada masing-masing kelompok umur :
+1,0 D untuk usia 40 tahun
+1,5 D untuk usia 45 tahun
+2,0 D untuk usia 50 tahun
+2,5 D untuk usia 55 tahun
+3,0 D untuk usia 60 tahun.
2. Lensa Kontak
Ada lensa kontak untuk presbiopia,
yaitu multifocal contact lenses. Kamu dapat memperolehnya dalam bentuk gas
permeable atau soft lense materials. Tipe lensa kontak yang lain untuk koreksi
presbiopia adalah monovision, di mana satu mata menggunakan preskripsi
penglihatan jarak jauh dan mata yang lain menggunakan perskripsi untuk
penglihatan dekat. Otak belajar menyerupai satu mata atau mata lainnya untuk
perbedaan tugas yang sulit. Ketika beberapa orang menyukai solusi ini, beberapa
orang yang lainnya mengeluh pusing atau mual, atau kesalahan memperkirakan
jarak dalam hubungan benda-benda yang berjauhan satu sama lain dan jauh jarak
antara benda itu dengan orang tersebut.
Vistakon’s Accuvue Bifocal mempunyai
desain annular meliputi lima zona konsentris. Zona pusat jarak jauh dikelilingi
oleh ring dekat, ring jauh lainnya, ring dekat kedua, dan ring jauh terluar.
Karena accuvue bifocal tidak mempunyai ketetapan untuk penglihatan intermediet, klien
memerlukan tambahan kekuatan yang tinggi sehingga dapat dipasang tambahan yang
tidak sama untuk mencapai penglihatan baik pada jarak dengan computer. Mata dominant
dapat dipasang dengan tambahan +1.00 atau +1.50, dan mata non dominant dapat
dipasang dengan tambahan yang lebih tinggi.
Bausch and Lomb Softlense
Multifocal dan Ciba Vision’s Focus Progressive Lenses mempunyai desain aspheric.
Lensa ini mempunyai koreksi penglihatan dekat di pusat lensa ( center near
multifocal ). Kekuatan lensa berangsur-angsur menurun untuk koreksi penglihatan
jauh selama satu perpindahan ke arah lensa perifer. Desain aspheric multifocal
menyediakan penglihatan jelas pada jarak
intermediet, sebagai pertimbangan penting untuk kebanyakan klien di dunia
computer sekarang ini. Klien yang menggunakan center near bifocal / multifocal
mungkin kehilangan penglihatan jauh mereka di cahaya terang matahari, sejak konstriksi
pupil terlalu berlebihan akan membolehkan hanya sinar dekat untuk memasuki
mata. Dalam situasi ini, penggunaan sunglasses diperlukan untuk sedikit
mendilatasi pupil dan memperbaki penglihatan jarak jauh.
3. Pembedahan
Pilihan baru pembedahan untuk pengobatan
presbiopia sedang diteliti dan telah tersedia di banyak negara. Salah satu
contohnya adalah Refratec Inc.’ Conductive Keratoplasty, atau Near Vision CK
Treatment, yang menggunakan gelombang radio untuk membuat lebih melengkung
kornea untuk memperbaiki penglihatan dekat. Metode ini telah disetujui FDA pada
April 2004 untuk penurunan sementara dari presbiopia.
Highly experimental treatment
adalah elastic polymer gel lembut yang diteliti, dikatakan akan diinjeksikan ke
dalam capsular bag, rongga yang terdiri dari natural lens. Dalam teori, gel
akan mengganti natural lens dan menyediakan yang baru, lensa yang lebih
elastis. Penelitian juga berfokus pada laser treatment untuk menjadikan keras
lensa mata untuk meningkatkan kelenturan/ fleksibilitas dan memperbaiki focus.
Prosedur pembedahan baru mungkin
juga menyediakan solusi untuk presbiopia yang tidak ingin menggunakan kacamata
atau kontak lensa, implantation of accommodative intraocular lenses ( IOLs ).
G. PEMERIKSAAN
1. Pemeriksaan Tajam Penglihatan
Dilakukan
di kamar yang tidak terlalu terang dengan Kartu
Snellen.
Cara :
a. Pasien
duduk dengan jarak 6 m dari kartu snellen dengan satu mata ditutup
b. Pasien
diminta membaca huruf yang tertulis di kartu, mulai dari baris paling atas ke bawah, dan ditentukan baris
terakhir yang masih dapat dibaca seluruhnya dengan benar.
c. Bila
pasien tidak dapat membaca baris paling atas ( terbesar ), maka dilakukan uji
hitung jari dari jarak 6 m.
d. Jika
pasien tidak dapat menghitung jari pada jarak 6 m, maka jarak dapat dikurangi
satu meter, sampai maksimal jarak penguji dengan pasien satu meter.
e. Jika pasien tidak dapat melihat, dilakukan
uji lambaian tangan dari jarak satu meter.
f. Jika pasien tetap tidak bisa melihat lambaian
tangan, dilakukan uji dengan arah sinar.
g. Jika
penglihatan sama sekali tidak mengenal adanya sinar, maka dikatakan penglihatannya
adalah nol (0) atau buta total.
Penilaian
Tajam
penglihatan normal adalah 6/6. Berarti pasien dapat membaca seluruh huruf dalam
kartu snellen dengan benar.
Bila baris yang
dapat dibaca seluruhnya bertanda 30, maka dikatakan tajam penglihatan 6/30.
Berarti ia hanya dapat melihat pada jarak 6 m yang oleh orang normal huruf
tersebut dapat dilihat pada jarak 30 m.
Bila dalam uji
hitung jari, pasien hanya dapat melihat atau menentukan jumlah jari yang
diperlihatkan pada jarak 3 m, maka dinyatakan tajam penglihatan 3/60. Jari
terpisah dapat dilihat orang normal pada jarak 60 m.
Orang normal
dapat melihat gerakan atau lambaian tangan pada jarak 300 m. Bila mata hanya
dapat melihat lambaian tangan pada jarak 1 meter, berarti tajam penglihatan
adalah 1/300.
Bila mata hanya
mengenal adanya sinar saja, tidak dapat melihat lambaian tangan, maka dikatakan
sebagai 1/~. Orang normal dapat melihat adanya sinar pada jarak tidak
berhingga.
2. Pemeriksaan Kelainan Refraksi
Dilakukan pada
satu mata secara bergantian, biasanya dimulai dengan mata kanan kemudian mata
kiri. Dilakukan setelah tajam penglihatan diperiksa dan diketaui terdapat
kelainan refraksi.
Cara :
a. Pasien duduk
dengan jarak 6 m dari kartu snellen.
b. Satu mata
ditutup, dengan mata yang terbuka pasien diminta membaca baris terkecil yang
masih dapat dibaca.
c. Pada mata yang
terbuka diletakkan lensa positif +0,50 untuk menghilangkan akomodasi pada saat
pemeriksaan.
d. Kemudian diletakkan lensa positif tambahan,
dikaji :
1). Bila penglihatan tidak bertambah baik,
berarti pasien tidak
hipermetropia
2). Bila bertambah jelas dan dengan
kekuatan lensa yang ditambah perlahan- lahan
bertambah baik, berarti pasien menderita hipermetropia. Lensa positif terkuat
yang masih memberikan ketajaman terbaik merupakan ukuran lensa koreksi untuk
mata hipermetropia tersebut.
e. Bila
penglihatan tidak bertambah baik, maka diletakkan lensa negative. Bila menjadi
jelas, berarti pasien menderita myopia. Ukuran lensa koreksi adalah lensa
negative teringan yang memberikan ketajamam penglihatan maksimal.
f. Bila baik
dengan lensa negative maupun positif penglihatan tidak maksimal ( penglihatan tidak dapat mencapai 6/6 ),
maka dilakukan uji pinhole. Letakkan pinhole di depan mata yang sedang diuji
dan diminta membaca baris terakhir yang masih dapat dibaca sebelumnya. Bila :
1). pinhole
tidak memberikan perbaikan, berarti mata tidak dapat
dikoreksi
lebih lanjut karena media penglihatan keruh, terdapat
kelainan
pada retina atau saraf optic
2). terjadi
perbaikan penglihatan, maka berarti terdapat
astigmatisma atau silinder pada
mata tersebut yang belum mendapat koreksi.
g. Bila pasien astigmatisma, maka pada mata
tersebut dipasang lensa positif yang cukup besar untuk membuat pasien menderita
kelainan refraksi astigmatismus miopikus.
h. Pasien diminta
untuk melihat kartu kipas astigmat dan ditanya garis pada kipas yang paling
jelas terlihat.
i. Bila pebedaan tidak terlihat, lensa positif
diperlemah sedikit demi sedikit hingga pasien dapat melihat garis yang terjelas
dan kabur.
j. Dipasang lensa silinder negative dengan sumbu
sesuai dengan garis terkabur pada kipas astigmat.
k. Lensa silinder
negative diperkuat sedikit demi sedikit pada sumbu tersebut hingga sama
jelasnya dengan garis lainnya.
l. Bila
sudah sama jelasnya, dilakukan tes kartu snellen kembali.
m. Bila tidak didapatkan hasil 6/6, maka mungkin
lensa positif yang diberikan terlalu berat, harus dikurangi perlahan-lahan,
atau ditambah lensa negative perlahan-lahan sampai tajam penglihatan menjadi
6/6. Derajat astigmat adalah ukuran lensa silinder negative yang dipakai hingga
gambar kipas astigmat tampak sama jelas.
3. Pemeriksaan
Presbiopia
Untuk usia
lanjut dengan keluhan dalam membaca, dilanjutkan dengan pemeriksaan presbiopia.
Cara :
a. Dilakukan penilaian tajam penglihatan
dan koreksi kelainan refraksi bila terdapat myopia, hipermetropia, atau
astigmatisma, sesuai prosedur di atas.
b. Pasien
diminta membaca kartu baca pada jarak 30-40 cm ( jarak baca ).
c. Diberikan lensa mulai +1 dinaikkan
perlahan-lahan sampai terbaca huruf terkecil pada kartu baca dekat dan kekuatan
lensa ini ditentukan.
d. Dilakukan
pemeriksaan mata satu per satu.
(
Masjoer, dkk 2001 )
2.2
KONSEP ASKEP
A. PENGKAJIAN
1. Data Demografi
a. Umur, presbiopia dapat
terjadi mulai usia 40 tahun.
b. Pekerjaan,
perlu dikaji terutama pada pekerjaan yang memerlukan penglihatan ekstra dan
pada pekerjaan yang membutuhkan kontak cahaya yang terlalu lama, seperti
operator computer, reparasi jam.
2. Keluhan yang Dirasakan
a.Pandangan atau penglihatan kabur
b.Kesulitan memfokuskan pandangan
c. Epifora, menunjukkan adanya air mata berlebihan sehingga
melimpah keluar
d. Pusing atau sakit kepala
e. Mata lelah dan mengantuk
f. Mata sering terasa pedas setelah membaca
3. Keadaan atau Status Okuler Umum
a. Apakah klien mengenakan kacamata atau lensa kontak
b. Di mana klien terakhir dikaji
c. Apakah klien sedang mendapat asuhan teratur seorang ahli oftalmologi
d. Kapan pemeriksaan mata terakhir
e. Apakah tekanan mata diukur
f. Apakah klien mengalami kesulitan membaca ( focus ) pada jarak dekat
atau jauh
g. Apakah ada keluhan dalam membaca atau menonton TV
h. Bagaiman
dengan masalah membedakan warna,atau masalah dengan penglihatan lateral atau
perifer
i. Apakah klien pernah mengalami cedera mata atau infeksi mata
j. Masalah mata yang tedapat pada keluarga klien
k. Penyakit mata apa yang terakhir diderita.
4.
Pemeriksaan
Klien terlebih dahulu dikoreksi penglihatan jauhnya dengan metode “trial
and error” hingga visus 6/6. Dengan menggunakan koreksi, jauhnya kemudian
secara binokuler ditambahkan lensa sferis positif dan diperiksa dengan
menggunakan kartu Jaeger pada jarak 30 cm.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perubahan sensori-persepsi ( visual ) yang berhubungan
dengan perubahan kemampuan memfokuskan sinar pada retina.
2. Gangguan rasa nyaman ( pusing ) yang berhubungan dengan
usaha pemfokusan mata.
3. Risiko cedera yang berhubungan dengan keterbatasan
penglihatan.
C. INTERVENSI
KEPERAWATAN
1. Perubahan
sensori-persepsi ( visual ) yang berhubungan dengan perubahan kemampuan
memfokuskan sinar pada retina.
Tujuan :
a. Ketajaman
penglihatan klien meningkat dengan bantuan otot
b. Klien
mengenal gangguan sensori yang terjadi dan melakukan kompensasi terhadap perubahan.
Intervensi
:
a.
Jelaskan penyebab gangguan
penglihatan.
Rasional
: Pengetahuan tentang penyebab, mengurangi kecemasan dan meningkatkan
pengetahuan klien sehingga klien kooperatif dalam tindakan keperawatan.
b. Lakukan uji ketajaman penglihatan.
Rasional
: Mengetahui visus dasar klien dan perkembangannya setelah diberikan tindakan.
c. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian
lensa kontak/ kacamata bantu atau operasi.
2. Gangguan
rasa nyaman ( pusing ) yang berhubungan dengan usaha pemfokusan mata.
Tujuan
: Rasa nyaman klien terpenuhi.
Kriteria
hasil :
a.
Keluhan klien ( pusing, mata lelah, berair ) berkurang / hilang
b.
Klien mengenal gejala gangguan sensori dan dapat berkompensasi terhadap
perubahan yang terjadi.
Intervensi
:
a.
Jelaskan penyebab pusing, mata lelah, berair.
Rasional
: Mengurangi kecemasan dan meningkatkan pengetahuan klien sehingga klien
kooperatif dalam tindakan keperawatan.
b. Anjurkan agar klien cukup istirahat dan tidak
melakukan aktifitas membaca terus-menerus.
Rasional : Mengurangi kelelahan mata
sehingga pusing berkurang.
b.
Gunakan lampu atau penerangan yang
cukup ( dari atas dan belakang ) saat membaca.
Rasional
: Mengurangi silau dan akomodasi yang berlebihan.
d. Kolaborasi pemberian kacamata untuk
meningkatkan tajam penglihatan klien.
3. Risiko
cedera yang berhubungan dengan keterbatasan penglihatan.
Tujuan :
Tidak terjadi cedera.
Kriteria
Hasil :
a. Klien
dapat mel;akukan aktivitas tanpa mengalami cedera
b. Klien
dapat mengidentifikasi potensial bahaya dalam lingkungan.
Intervensi :
a. Jelaskan tantang kemungkinan yang terjadi
akibat penurunan tajam penglihatan.
Rasional
: Perubahan tajam penglihatan dan kedalaman persepsi dapat meningkatkan risiko
cedera sampai klien belajar untuk mengkompensasi.
b. Beritahu
klien agar lebih berhati-hati dalam melakukan aktivitas.
c. Batasi
aktivitas, seperti mengendarai kendaraan pada malam hari.
Rasional
: Mengurangi potensial bahaya karena penglihatan kabur.
d. Gunakan
kacamata koreksi/ pertahankan perlindungan mata sesuai indikasi untuk
menghindari cedera.
BAB III PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Presbiopi
adalah suatu bentuk gangguan refraksi, dimana makin berkurangnya kemampuan
akomodasi mata sesuai dengan makin meningkatnya umur. Presbiopi atau mata tua
yang disebabkan karena daya akomodasi lensa mata tidak bekerja dengan baik
akibatnya lensa mata tidak dapat menmfokuskan cahaya ke titik kuning dengan
tepat sehingga mata tidak bisa melihat yang dekat.
B.
SARAN
Dengan
dibuatnya makalah ini para pembaca dapat memberikan laksanaan pada pasien
keratitis  dengan baik dan benar sehingga makalah kami bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous.
2012. Modul 1 Gangguan Penglihatan ( Sistem Indera Khusus)
http://es.scribd.com/doc/88848896/skenario-1.
Ganong,
W.F. 1995. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC.
Istiqamah,
Indriana. N. 2004. Asuhan Keperawatan KLien Gangguan Mata. Jakarta : EGC.
Long,
Barbara C, 1996. Perawatan Medikal Bedah. Bandung : YIAPK Padjajaran.
Mansjoer,
ASrif, dkk, 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius.
Smletzer,
Suzanne. C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner& Suddrath.
Jakarta : EGC.
Belum ada Komentar untuk "Makalah Keperawatan Presbiopi"
Posting Komentar