Rabu, 28 Januari 2015

MENEMUKAN UNSUR EKSTRINSIK DAN INTRINSIK CERPEN




A.    Mendengarkan pembacaan cerpen.
Cerpen adalah singkatan dari cerita pendek. Ialah cerita yang bersifat rekaan dan nonfiksi yang relatif pendek, ceritanya tidak terlalu kompleks dan menggunakan alur yang sederhana, tokohnya tidak banyak, dan biasanya bisa selesai dibaca dalam sekali duduk atau sekali baca.
Mendengarkan pembacaan cerpen dengan baik dan seksama bisa memberikan banyak manfaat, disamping bisa merasakan suasana menyenangkan, mengharukan, menenangkan, dan sebagainya. Anda juga bisa mendapatkan ajaran mengenai hidup dan kehidupan yang sangat bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari.
B.     Unsur yang membangun cerpen ada dua yaitu :
1.      Unsur intrinsik cerpen.
a.       Tema, merupakan pokok persoalan yang dikemukakan  pengarang dalam karya sastra sebagai sesuatu yang mendasari cerita, menjiwai cerita, atau sesuatu yang menjadi pokok masalah dalam cerita. Tema merupakan jawaban atas pertanyaan : apa karya sastra itu?
b.      Alur, ialah jalan cerita atau rangkaian peristiwa/kejadian yang berhubungan secara sebab-akibat dan merupakan kesatuan yang bulat.
c.       Latar (setting), tempat, waktu, keadaan, yang menimbulkan suatu peristiwa dalam sebuah cerita.
d.      Penokohan, yaitu cara pengarang menggambarkan dan mengembangkan karakter tokoh-tokoh dalam cerita.
e.       Sudut pandang, posisi pengarang dalam membawakan cerita, posisi pengarang bisa sebagai orang pertama dan sebagai orang ketiga. Sebagai orang pertama menggunakan tokh aku, dalam hal ini pengarang bisa menjadi tokoh utama ataupun bisa menjadi tokoh pembantu. Sebagai orang ketiga pengarang menggunakan tokoh selain aku, (ia, dia, nama orang) kedudukan pengarang dalam tokoh orang ketiga berada di luar cerita tersebut.
f.       Amanat, ialah pesan yang ditangkap oleh seorang pembaca dari sebuah karya sastra. Pesan tersebut dinyatakan secara tersurat oleh pengarang dan bisa juga secara tersirat.
2.      Unsur ekstrinsik cerpen.
a.       Sejarah penciptaan cerita.
b.      Latar belakang penciptaan.
c.       Sejarah pengarang.
C.     Nilai-Nilai Cerpen.
Setiap cerpen mengandung nilai-nilai yang dapat dijadikan pelajaran. Nilai tersebut dapat berupa nilai moral, budaya sosial dan agama. Nilai-nilai tersebut dapat anda pahami setelah membaca suatu karya/cerpen karena nilai tersebut dimunculkan secara tersirat.
a.       Nilai moral.
Nilai moral dalam karya sastra biasanya mencerminkan pandangan hidup pengarang yang bersangkutan, pandangan tentang nilai-nilai kebenaran dan itulah yang hendak atau ingin disampaikan kepada pembaca. Moral dalam cerita biasanya dimaksudkan sebagai suatu saran yang berhubungan dengan ajaran moral tertentu yang bersifat praktis, yang dapat diambil dan ditafsirkan lewat cerita yang bersangkutan oleh pembaca.
Ajaran moral sendiri dapat mencakup masalah, yang boleh dikatakan, bersifat tak terbatas, ia dapat mencakup seluruh persoalan hidup, seluruh persoalan yang mencakup harkat dan martabat manusia.

Secara garis besar persoalan hidup manusia dapat dibedakan ke dalam :
1.      Persoalan manusia dengan diri sendiri.
2.      Persoalan manusia dengan manusia lain dalam lingkup sosial.
3.      Hubungan manusia dengan lingkungan alam.
4.      Hubungan manusia dengan Tuhan.
b.      Nilai budaya.
Nilai budaya berkaitan dengan budaya yang diambil penulis sebagai acuan dalam menyusun ceritanya.

c.       Nilai sosial.
Hampis semua cerita pendek di Indonesia mengandung pesan kritik sosial. Wujud kehidupan sosial yang dikritik sangat beraneka ragam.
d.      Nilai agama.
Nilai agama adalah nilai yang berhubungan dengan prinsip kepercayaan kepada tuhan beserta ajaran-ajaran-Nya, misalnya tentang perlunya menyembah-Nya, bertobat, berbuat baik terhadap sesama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar