ATLANTIS
Selasa, 10 Februari 2015
Tulis Komentar
Sebuah
daratan seluas benua Eropa, dengan kota-kota yang indah, teknologi yang maju
dan dengan pemerintahan yang diimpikan semua orang …, dilanda bencana alam yang
dahsyat, luluh lantak dan tenggelam ke dasar laut, lenyap untuk selamanya.
Legenda mengenai Atlantis ini sudah muncul lebih dari dua ribu tahun yang lalu,
dan bagaimanapun kemungkinan kebenarannya, ini merupakan peninggalan yang
sangat terhormat; karena yang mula-mula memunculkan kisahnya adalah Plato.
Filsuf
besar Yunani ini menulis tentang Atlantis dalam dua dari dialog-dialognya,
"Timaeus" dan "Critias", sekitar tahun 370 sebelum masehi.
Plato menyatakan bahwa kisah ini, yang menurutnya adalah nyata, berasal dari
catatan berumur 200 tahun peninggalan penguasa Yunani, Solon yang mendengar
tentang Atlantis dari seorang pendeta Mesir. Plato mengatakan bahwa benua itu
terletak di Samudera Atlantik didekat selat Gibraltar sebelum akhirnya hancur
10.000 tahun yang lalu.
Di
dalam "Timaeus", Plato menggambarkan Atlantis sebagai bangsa yang
makmur dan sedang memperluas kekuasaannya, "Sekarang di Benua Atlantis
terdapat sebuah kerajaan yang besar dan terkenal, dengan penguasa bijaksana
yang memerintah seluruh benua dan beberapa pulau lain disekitarnya,"
tulisnya, "Dan, lebih jauh lagi, penduduk Atlantis merupakan bagian dari
bangsa Libya yang membentang dari Heracles sampai Mesir, dan dari Eropa sampai
Tirenia."
Plato
selanjutnya mengatakan bagaimana Atlantis membuat sebuah kesalahan fatal dengan
berusaha menaklukan Yunani, mereka tidak sanggup mengalahkan pasukan Yunani,
dan karena kekalahan ini, bencana alam menyusul dan mengakhiri nasibnya. "Timaeus" melanjutkan;
"Tetapi setelah itu berlangsung gempa bumi dahsyat dan banjir besar;
karena nasib buruk, dalam sehari-semalam semua orang yang menyukai perang ini
tenggelam ditelan bumi, demikian juga dengan Benua Atlantis, lenyap di
kedalaman lautan."
Yang
menarik, Plato lebih lanjut mengisahkan tentang Atlantis dalam cerita yang
lebih menjurus ke metafisika di dalam "Critias". Di situ dia
menggambarkan benua yang hilang itu sebagai kerajaan Poseidon, Dewa Laut.
Atlantis adalah juga sebuah masyarakat yang terhormat dan canggih, yang selalu
dalam kedamaian selama berabad-abad, sampai pada akhirnya orang-orangnya tidak
lagi merasa puas dan menjadi tamak, marah karena mereka mengingkari
kehormatannya, Zeus memutuskan menghukum mereka dengan menghancurkan Atlantis.
Walaupun
Plato merupakan orang yang pertama kali menggunakan kata "Atlantis",
ada kisah yang mendahului legenda ini, ada sebuah legenda Mesir yang mungkin
didengar oleh Solon ketika dia pergi ke Mesir, yang beberapa tahun kemudian
diceritakannya pada Plato, sebuah suku bangsa di pulau Keftiu, yang menurut
legenda Yunani, tempat dimana salah satu dari empat pilar penyangga langit
berada, dikisahkan mengenai sebuah bangsa yang penuh kemuliaan dan mempunyai
peradaban yang sangat maju, yang kemudian hancur dan tenggelam ke dasar
samudra.
Yang
lebih penting, ada sebuah kisah lain yang mirip dengan cerita mengenai Atlantis
yang lebih mendekati dunia Plato, sebuah istilah yang berhubungan dengan waktu
dan ilmu bumi …, dan ini lebih berdasarkan kenyataan:
Peradaban
Minoan yang berlandaskan pada budaya yang mulia dan damai, berada di pulau
Kreta, 2200 tahun sebelum masehi. Di pulau Minoan di kawasan Santorini, yang
kemudian dikenal dengan Thera, ada sebuah gunung berapi yang sangat besar, pada
tahun 1470 SM, gunung itu meletus dengan kekuatan yang diperkirakan lebih besar
dari letusan gunung Krakatau, melenyapkan semua yang ada dipermukaan tanah,
gempa bumi dan tsunami yang menyertainya, menghancurkan kebudayaan Minoan yang
tersisa. Mungkin Santorini adalah "Atlantis yang sebenarnya".
Beberapa
orang yang tidak setuju dengan pendapat ini, mengemukakan alasan bahwa Plato
menyatakan Atlantis tenggelam 10.000 tahun yang lalu, sedangkan bencana Minoan
terjadi 3.500 tahun yang lalu, mungkin saja ada kesalahan penterjemahan tentang
tahun-tahun yang sebenarnya ditulis oleh Plato, atau mungkin saja dengan
sengaja dia telah mengaburkan kenyataan sejarah demi kepentingannya. Masih ada
satu kemungkinan kuat lainnya; Plato hanya mengarang kisah mengenai Atlantis
ini.
Kisah
benua yang tenggelam ini terus hidup dari generasi kegenerasi selanjutnya.
Seorang pemikir Yunani lainnya, seperti Aristoteles dan Pliny, mempertanyakan mengenai
eksistensi Atlantis, sedangkan Plutarch dan Herodotus menulisnya sebagai
kenyataan sejarah. Atlantis sekarang menjadi cerita rakyat di seluruh dunia,
tergambar di peta, dan terus dicari oleh para penjelajah.
Pada
tahun 1882, Ignatius Donnelly, anggota konggres Amerika dari Minnesota,
memperkenalkan legenda ini kepada masyarakat Amerika melalui bukunya, Atlantis:
sebuah dunia yang sangat kuno, kemudian seorang Paranormal, Edgar Cayce (1877 –
1945) menjadi seorang ahli mengenai seluk beluk Atlantis, dia dikenal luas
sebagai "The Sleeping Prophet". Cayce dikenal mempunyai keahlian
melihat ke masa depan dan berkomunikasi dengan roh orang yang sudah lama sekali
meninggal.
Cayce
mengatakan bahwa Atlantis terletak di dekat pulau Bermuda Bimini. Dia yakin bahwa
penduduk Atlantis menguasai teknologi yang sangat maju, termasuk "Kristal
Api" yang mempunyai energi teramat kuat, yang digunakan sebagai sumber
energi. Bencana yang disebabkan oleh tidak dapat dikontrolnya kristal api ini,
mengakibatkan tenggelamnya Atlantis, ini kendengaran seperti peringatan akan
bahaya tenaga nuklir. Karena kristal api yang sudah rusak ini tetap aktif di
bawah gelombang samudra, dan terus memancarkan gelombang energi yang mengganggu
navigasi kapal atau pesawat terbang yang melintas, daerah Bermuda ini kemudian
oleh Cayce disebut dengan segitiga Bermuda.
Cayce
meramalkan bahwa sebagian dari Atlantis akan kembali muncul ke permukaan pada
akhir abad ke duapuluh satu ini. Dengan penjejakan sonar dan pengetahuan modern
yang disebut lempeng tektonik, belum dapat dipastikan apakah Atlantis
benar-benar pernah ada. Tetapi terdapat persamaan budaya dan legenda pada suku
bangsa di sekitar kawasan itu tentang adanya Atlantis, walaupun dalam versi dan
nama yang berbeda.
Riwayat singkat segitiga Bermuda
Riwayat singkat segitiga Bermuda
Segitiga
Bermuda sering disebut juga dengan Limbo of the lost, The twilight zone, Hoodoo
Sea, Devil’s Triangle.
Kawasan
berbentuk segitiga di samudra Atlantis yang dibatasi oleh Bermuda, Puerto Rico
dan Fort Lauderdale-Florida ini, sebelum tahun 1964 mempunyai julukan-julukan
yang terkenal ini, tetapi karena adanya laporan-laporan aneh yang terjadi di
situ atau di dekatnya yang tercatat selama berabad-abad. Pada kenyataannya,
banyak yang mengatakan bahwa Christopher Columbus adalah salah satu saksi
keanehan Segitiga Bermuda ini. Ketika kapalnya, Nina, Pinta dan Santa Maria
berlayar melintasi kawasan itu pada tahun 1492, dilaporkan bahwa kompas
Columbus bergerak kacau dan bahwa mereka melihat cahaya aneh di angkasa, dalam
catatan yang dibuat Columbus, ketidak-tepatan kompasnya dikiranya tidak lebih
dari ketidak cocokan antara arah utara yang sebenarnya dan arah utara magnetik.
Sedangkan mengenai cahaya di langit, Columbus menulis, dia melihat nyala api
yang besar sekali, yang akhirnya jatuh ke laut – kemungkinan sebuah meteor.
Sekali lagi dia melihat cahaya di angkasa pada tanggal 11 Oktober. Ini adalah
sehari sebelum pendaratannya yang sangat terkenal itu. Cahaya itu berkelebat di
dekat Cakrawala, di mana benua yang hilang itu berada.
Kejadian
bersejarah lain yang sampai sekarang masih ada tentang segitiga Bermuda adalah
penemuan kembali Mary Celeste, kapal layan ini ditemukan telah ditinggalkan di
tengah laut pada tahun 1892, kira-kira 400 mil diluar jalurnya dari New York
menuju ke Genoa, tak ada tanda-tanda keberadaan 10 orang awaknya atau apa yang
terjadi pada mereka, karena sekocinya juga hilang, kemungkinan besar mereka
meninggalkan Mary Celeste karena amukan badai yang mereka perkirakan tidak akan
dapat ditahan oleh kapal itu, tetapi apa yang semakin membuat segitiga Bermuda
ini bertambah misterius adalah karena kapal itu tidak berada di dekat segitiga
Bermuda, tetapi ditemukan di lepas pantai Portugal.
Legenda
segitiga Bermuda ini sebenarnya dimulai pada tanggal 5 Desember 1945, dengan
hilangnya penerbangan 19 yang sangat terkenal itu, lima pesawat pembom hilang
dalam misi latihan rutin, demikian juga tim penyelamat yang mencari mereka yang
terdiri dari enam pesawat terbang dengan 27 awak, hilang tanpa jejak, tidak
ditemukan serpihan penerbangan 19 itu.
Ada
kurang lebih 200 kecelakaan besar dan aneh yang menambah kemisteriusan kawasan
itu, seorang penulis bernama V. Gaddis pada tahun 1964 menjuluki kawasan itu
dengan Segitiga Bermuda, dalam sebuah artikel di majalah fiksi, Argosy.
Masyarakat begitu tertarik pada phenomena ini dan lebih dipacu lagi oleh buku
bestseller tulisan Charles Berlitz yang juga berjudul Segitiga Bermuda. Banyak
orang masih penasaran dan terus mencari petunjuk-petunjuk baru, untuk
membuktikan adanya Atlantis dan Segitiga bermuda ini. wallohuallam
Sumber : onthebacot.com
Sumber : onthebacot.com
Belum ada Komentar untuk "ATLANTIS"
Posting Komentar