Makalah Anatomi Fisiologi Sistem Perkemihan
Selasa, 10 Februari 2015
Tulis Komentar
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Sistem perkemihan merupakan bagian dari anatomi dan
fisiologi tubuh manusia, yang sangat berperan penting dalam kelangsungan hidup
manusia. System perkemihan berfungsi untuk mengolah zat-zat yang tidak diperlukan
dalam tubuh dan memiliki beberapa
proses. Sehingga dengan keluarnya zat yang tidak baik bagi tubuh maka tubuh
akan terhindar dari beberapa penyakit yang menyangkut system perkemihan.
1.2
Rumusan Masalah.
Agar lebih terarah dan tepat pada
sasaran maka penulis merumuskan masalah penelitian ini ke dalam bentuk
pertanyaan sebagai berikut :
1. Apakah
Pengertian Anatomi Perkemihan?
2. Apa
saja bagian-bagian dari system perkemihan?
3. Bagaimanakah
proses terjadinya urine?
4. Apa
saja factor-faktor yang mempengaruhi terjadinya urine?
5. Apakah
kelainan-kelainan yang dapat mengganggu system perkemihan?
1.3
Tujuan
Penulisan
Tujuan dari
penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah
Biomedik tentang Anatomi Fisiologi yang membahas Sistem perkemihan.
1.4
Metode
dan Teknik Penulisan
Metode Penulisan
Metode yang penulis gunakan untuk menyusun
makalah ini adalah metode kapustakaan dimana penulis mencari sumber dari
buku-buku dan internet yang berhubungan dengan sisitem perkemihan
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
PENGERTIAN
ANATOMI PERKEMIHAN.
Sistem perkemihan merupakan suatu sistem
dimana terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat
yang yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih
dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan lagi oleh tubuh larut
dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih).
Susunan sistem perkemihan terdiri dari: a)
dua ginjal (ren) yang menghasilkan urin, b) dua ureter yang membawa urin dari
ginjal ke vesika urinaria (kandung kemih), c) satu vesika urinaria (VU), tempat
urin dikumpulkan, dan d) satu urethra, urin dikeluarkan dari vesika urinaria.
2.2 BAGIAN-BAGIAN PERKEMIHAN.
a. Ginjal.
Ginjal terletak pada dinding posterior abdomen di belakang
peritoneum pada kedua sisi vertebra thorakalis ke 12 sampai vertebra lumbalis
ke-3. Bentuk ginjal seperti biji kacang. Ginjal kanan sedikit lebih rendah dari
ginjal kiri, karena adanya lobus hepatis dexter yang besar.
A. Fungsi ginjal Fungsi ginjal adalah
a) memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis atau racun, b)
mempertahankan suasana keseimbangan cairan, c) mempertahankan keseimbangan
kadar asam dan basa dari cairan tubuh, dan d) mengeluarkan sisa-sisa
metabolisme akhir dari protein ureum, kreatinin dan amoniak.
B. Struktur ginjal.
Setiap ginjal
terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula fibrosa, terdapat cortex
renalis di bagian luar, yang berwarna cokelat gelap, dan medulla renalis di
bagian dalam yang berwarna cokelat lebih terang dibandingkan cortex. Bagian
medulla berbentuk kerucut yang disebut pyramides renalis, puncak kerucut tadi
menghadap kaliks yang terdiri dari lubang-lubang kecil disebut papilla renalis.
Hilum adalah pinggir medial ginjal berbentuk
konkaf sebagai pintu masuknya pembuluh darah, pembuluh limfe, ureter dan
nervus.. Pelvis renalis berbentuk corong yang menerima urin yang diproduksi
ginjal. Terbagi menjadi dua atau tiga calices renalis majores yang
masing-masing akan bercabang menjadi dua atau tiga calices renalis minores.
Struktur halus
ginjal terdiri dari banyak nefron yang merupakan unit fungsional ginjal.
Diperkirakan ada 1 juta nefron dalam setiap ginjal. Nefron terdiri dari :
Glomerulus, tubulus proximal, ansa henle, tubulus distal dan tubulus urinarius.
C.
Persarafan ginjal.
Ginjal mendapatkan persarafan dari fleksus
renalis(vasomotor). Saraf ini berfungsi untuk mengatur jumlah darah yang masuk
ke dalam ginjal, saraf ini berjalan bersamaan dengan pembuluh darah yang masuk
ke ginjal.
b. Ureter.
Terdiri dari 2 saluran pipa masing-masing bersambung dari
ginjal ke vesika urinaria. Panjangnya ± 25-30 cm, dengan penampang 0,5 cm.
Ureter sebagian terletak pada rongga abdomen dan sebagian lagi terletak pada
rongga pelvis.
Lapisan dinding ureter terdiri dari :
a. Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)
b. Lapisan tengah lapisan otot polos.
c. Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa
d. Lapisan dinding
ureter menimbulkan gerakan-gerakan peristaltic yang mendorong urin masuk ke
dalam kandung kemih.
c. Veika Urinaria (Kandung Kemih).
Vesika urinaria bekerja sebagai penampung urin. Organ ini
berbentuk seperti buah pir (kendi). letaknya d belakang simfisis pubis di dalam
rongga panggul. Vesika urinaria dapat mengembang dan mengempis seperti
balon karet.
Dinding kandung kemih terdiri dari:
a. Lapisan sebelah luar (peritoneum).
b. Tunika
muskularis (lapisan berotot).
c. Tunika submukosa.
d. Lapisan mukosa (lapisan bagian dalam).
d. Uretra.
Merupakan saluran sempit yang
berpangkal pada vesika urinaria yang berfungsi menyalurkan air kemih ke luar.
Pada laki-laki panjangnya kira-kira 13,7-16,2 cm, terdiri
dari:
a. Urethra
pars Prostatica
b. Urethra pars
membranosa ( terdapat spinchter urethra externa)
c. Urethra
pars spongiosa.
Urethra pada wanita panjangnya kira-kira 3,7-6,2 cm
(Taylor), 3-5 cm (Lewis). Sphincter urethra terletak di sebelah atas vagina
(antara clitoris dan vagina) dan urethra disini hanya sebagai saluran ekskresi.
Dinding urethra terdiri dari 3 lapisan:
a.
Lapisan otot polos, merupakan kelanjutan otot polos dari Vesika urinaria mengandung jaringan elastis dan otot
polos. Sphincter urethra menjaga agar urethra tetap tertutup.
b. Lapisan submukosa,
lapisan longgar mengandung pembuluh darah dan saraf.
c.
Lapisan mukosa.
e. Air kemih (urine).
Sifat
fisis air kemih, terdiri dari:
a. Jumlah
ekskresi dalam 24 jam ± 1.500 cc tergantung dari pemasukan(intake) cairan dan faktor lainnya.
b. Warna,
bening kuning muda dan bila dibiarkan akan menjadi keruh.
c. Warna,
kuning tergantung dari kepekatan, diet obat-obatan dan sebagainya.
e. Bau, bau khas air
kemih bila dibiarkan lama akan berbau amoniak.
f. Berat
jenis 1,015-1,020.
g. Reaksi asam,
bila lama-lama menjadi alkalis, juga tergantung dari pada diet (sayur
menyebabkan reaksi alkalis dan protein member
reaksi asam).
Komposisi air
kemih, terdiri dari:
a. Air kemih terdiri dari kira-kira 95%
air.
b. Zat-zat
sisa nitrogen dari hasil metabolisme protein, asam urea amoniak dan kreatinin.
c.
Elektrolit, natrium, kalsium, NH3, bikarbonat, fospat dan sulfat.
d. Pagmen
(bilirubin dan urobilin).
e. Toksin.
2.3.PROSES TERJADINYA URINE.
Proses
pembentukan urine dibagi menjadi 3 tahapan yaitu tahap filtrasi, reabsorbsi,
dan augmentasi. Proses ini pada tubuh manusia terjadi di organ tubuh ginjal
yang merupakan alat
dan sistem ekskresi pada manusia. Urine sendiri mempunyai
definisi yaitu air yang diekskresikan oleh ginjal kemudian akan disimpan dalam
kandung kemih dan dikeluarkan dari tubuh melalui uretra atau proses urinasi.
Selain berfungsi sebagai organ pembentukan urine terdapat fungsi ginjal pada
manusia lainnya
seperti misalnya ginjal dapat mengatur kadar air dalam tubuh.
Proses
pembentukan urine terjadi melalui beberapa tahap, sebagai berikut :
a. Filtrasi.
Proses
pembentukan urine tahap pertama adalah filtrasi yang mana terjadi saat darah
yang mengandung air, gula, garam, urea dll dan tahap ini terjadi di badan
malphigi. Setelah terjadinya filtrasi terbentuklah filltrat glomerulus
yang disebut juga sebagai urin primer. Urin primer sendiri di dalamnya
masih banyak sekali mengandung zat-zat yang berguna bagi tubuh seperti glukosa,
garam urea, asam amino, terkecuali protein. Nantinya sebagian besar glomerulus
akan kembali diserap oleh tubuh.
b. Reabsorbsi
Tahap
reabsorbsi dalam proses pembentukan urine yaitu urine primer yang tadi
didapatkan dari glomerulus selanjutnya akan dialirkan ke tubulus proksimal.
Proses ini akan membuat urin primer mengalami penyerapan kembali dan zat-zat
yang diserap akan dikembalikan ke tubuh lewat kapiler darah di dekat tubulus.
Nantinya juga akan terjadi penyerapan natrium di lengkung henle, yang nantinya
sisa dari penyerapan tersebut akn memebentuk urine sekunder. Urin sekunder sendiri
bersifat tidak berguna bagi tubuh karena mengandung urea yang sangat tinggi.
c. Augmentasi.
Setelah
melewati proses reabsorbsi, proses pembentukan urine selanjutnya adalah
augmentasi. Augmentasi adalah proses dimana urine sekunder akan masuk ke
tubulus kontertus distal melewati lengkung henle. Di tubulus kontertus distal
urin sekunder akan berubah menjadi lebih pekat karena akan kehilangan H2O. Lalu
urine akan disimpan di kantung kemih, kantung kemih maksimal hanya bisa
menampung air sebanyak 300 ml.
Urin
yang ada di kantung kemih nantinya akan keluar dari tubuh lewat saluran uretra.
Manusia pada normalnya akan memproduksi urine sebanyak 2 liter setiap harinya
dan banyaknya produksi urine dalam tubuh ditentukan oleh faktor-faktor seperti
jumlah air yang dikonsumsi, suhu udara, dan tekanan darah.
2.4.FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA URINE.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
proses pembentukan urine cukup banyak meliputi jumlah air yang diminum, hormon
antidiuretik, zat-zat diuretik, serta gejolak emosi dan stress yang
sedang dialami oleh manusia. Berikut penjelasan satu per satu faktor-faktor
yang mempengaruhi proses pembentukan urine :
a. Hormon
Antidiuretik
Hormon antidiuretik dalam proses
pembentukan urine dihasilkan oleh kelenjar hipofisis bagian belakang. Hormon
ini berfungsi sebagai alat penyerapan darah yang nantinya akan disekresikan ke
ginjal.
b. Jumlah Air
yang Diminum
Jumlah air yang diminum sudah tentu
mempengaruhi dalam hal proses pembentukan urine karena apabila semakin banyak
air yang diminum maka semakin banyakpula hormon antidiuretik akan terhambat.
Hal ini lah yang akhirnya menyebabkan proses reabsorbsi terhambat yang akhirnya
menimbulkan jumlah urine yang ada bertambah.
c. Zat-zat Deuretik
Minuman kopi, teh, serta susu
bersifat menghambat proses reabsorbsi ion Na+ yang menyebabkan hormon
antidiuretik akan berkurang dan membuat volume urine meningkat.
d. Gejolak
Emosi dan Stress
Apabila seseorang sedang mengalami
emosi dan stress, tekanan darahnya akan berlangsung lebih cepat sehingga
semakin banyak darah yang menuju ke ginjal, kemudian kandung kemih pun akan
bereaksi yang pada akhirnya membuat orang tersebut ingin buang air kecil.
2.5.FUNGSI URINE.
Fungsi
urine dalam tubuh adalah untuk membuang zat yang sifatnya beracun bagi tubuh
dan urine pun bisa menjadi sebuah penunjuk dehidrasi. Normalnya urine bewarna
bening seperti air namun untuk orang-orang yang mengalami dehidrasi urine yang
akan keluar dari dalam tubuhnya akan bewarna kuning. Manfaat dan fungsi urine
ini akan dipelajari lebih detil di salah satu cabang ilmu biologi seperti Fisiologi.
Dehidrasi
tersebut bisa menimbulkan bibir menjadi kering, untuk yang mengalami masalah
kesehatan seperti ini alangkah bijaknya untuk membaca cara mengatasi bibir
kering secara
alami kemudian mempraktikannya untuk kesehatan jasmani anda.
2.6.KELAINAN-KELAINAN YANG DAPAT MENGGAGNGGU SISTEM PERKEMIHAN.
Sistem perkemihan atau biasa juga
disebut sistem urogenital adalah suatu sistem dimana terjadinya proses
penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan
oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat
yang tidak dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin
(air kemih).
Adapun susunan sistem perkemihan (sistem urinaria) di dalam tubuh manusia adalah ginjal, ureter, vesika urinaria, dan uretra. Dalam sistem perkemihan ini, bisa saja terjadi gangguan-gangguan.
Adapun susunan sistem perkemihan (sistem urinaria) di dalam tubuh manusia adalah ginjal, ureter, vesika urinaria, dan uretra. Dalam sistem perkemihan ini, bisa saja terjadi gangguan-gangguan.
Gangguan-gangguan tersebut adalah sebagai
berikut :
a. INFEKSI
SALURAN UROGENITAL
Infeksi saluran urogenital umumnya
disebabkan oleh bakteri Escherichia coli. Dapat pula disebabkan oleh Proteus, Klebsiella,
dan Staphylococcus terutama bila sedang terpasang kateter. Pada saluran
urogenital ini, dapat terjadi penyakit, seperti:
a. Sistis.
Sistitis
adalah infeksi saluran kemih, yang lebih banyak menyerang wanita daripada pria,
karena pada wanita muara uretra dan vagina dekat dengan daerah anal. Faktor
resiko sistitis adalah bersetubuh, kehamilan, kandung kemih neurogenis,
pemasangan kateter, keadaan-keadan obstruktif dan diabetes mellitus. Apabila
berlanjut, akan menyebakan kuman-kuman naik dari kandung kemih ke pelvis
ginjal, yang disebut dengan pielonefritis. Penderita sistitis akan merasakan
keluhan seperti disuria (nyeri saat miksi), sering berkemih, merasa ingin
berkemih terus, dan sakit di atas daerah suprapubis.
b. Pielonefritis
Pielonefritis adalah radang pelvis ginjal. Penyebab paling sering penyakit ini adalah kuman yang berasal dari kandung kemih yang menjalar naik ke pelvis ginjal. Pielonefritis ada yang akut dan ada yang menahun. Pielonefritis menahun ada dua tipe, yaitu Pielonefritis yang disebabkan oleh Refluks vesikouretral yang dapat menyebabkan infeksi papila senyawa perifer dan jaringan parut di kutub ginjal. Dan Pielonefritis yang disebabkan oleh Obstruksi saluran kemih yang menimbulkan tekanan tinggi aliran balik urine, yang menyebabkan infeksi semua papila, jaringan parut ginjal menyebar dan penipisan lapisan korteks ginjal.
Pielonefritis adalah radang pelvis ginjal. Penyebab paling sering penyakit ini adalah kuman yang berasal dari kandung kemih yang menjalar naik ke pelvis ginjal. Pielonefritis ada yang akut dan ada yang menahun. Pielonefritis menahun ada dua tipe, yaitu Pielonefritis yang disebabkan oleh Refluks vesikouretral yang dapat menyebabkan infeksi papila senyawa perifer dan jaringan parut di kutub ginjal. Dan Pielonefritis yang disebabkan oleh Obstruksi saluran kemih yang menimbulkan tekanan tinggi aliran balik urine, yang menyebabkan infeksi semua papila, jaringan parut ginjal menyebar dan penipisan lapisan korteks ginjal.
b. PENYAKIT
GLOMERULAR.
a. Sindrom
Nefrotik (nefrosis)
Nefrosis dapat menyebabkan glomerulonefritis, gejala yang dominan adalah albuminaria (>3,5 gram/hari). Hilangnya protein akibat meningkatnya permeabilitas membran basal glomerulus. Akibatnya terjadi hipoalbuminemia yang menyebabkan edema generalisata.
Nefrosis dapat menyebabkan glomerulonefritis, gejala yang dominan adalah albuminaria (>3,5 gram/hari). Hilangnya protein akibat meningkatnya permeabilitas membran basal glomerulus. Akibatnya terjadi hipoalbuminemia yang menyebabkan edema generalisata.
b. Glomerulonefritis
Glomerulonefritis adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi di nasofaring oleh Streptococcus β-hemolitik. Lebih sering menyerang anak-anak, dengan gejala yaitu edema akut, oiguria, proteinuria, urine berwarna, dan biasa disertai dengan hipertensi. Penyakit ini merupaka penyakit autoimun karena terbentuk antibodi yang merusak membran basal gromerulus tubuh itu sendiri. Penyakit ini dapat menyebabkan gagal ginjal.
Glomerulonefritis adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi di nasofaring oleh Streptococcus β-hemolitik. Lebih sering menyerang anak-anak, dengan gejala yaitu edema akut, oiguria, proteinuria, urine berwarna, dan biasa disertai dengan hipertensi. Penyakit ini merupaka penyakit autoimun karena terbentuk antibodi yang merusak membran basal gromerulus tubuh itu sendiri. Penyakit ini dapat menyebabkan gagal ginjal.
BAB
III
KESIMPULAN
Jadi, urine suatu
system terjadinya proses penyaringan darang sehingga darah bebas dari zat-zat
yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan
oleh tubuh prose pembentukan urine diawali dengan masuknya darah, dmelalui vas
aferend kedalam glomerolus clan, keluar melalui vas efferent .
Belum ada Komentar untuk "Makalah Anatomi Fisiologi Sistem Perkemihan"
Posting Komentar