Kamis, 02 April 2015

PENGANTAR PSIKOLOGI (Pengenalan Secara Singkat)




1.       Pengertian Psikologi
Psikologi berasal dari kata Psyche yang berarti Jiwa, sedangkan Logi yang berasal dari kata Logos yang berarti Ilmu Pengetahuan. Meskipun artinya menjadi ilmu jiwa. Namun, bukan berarti Psikologi sama dengan Ilmu Jiwa ini dikarenakan terdapat perbedaan. Baik dalam bentuk aplikasi, penerapan maupun pemahamannya.
Jika Ilmu Jiwa meliputi segala pemahaman prilaku yang Convert / Tidak Tampak, dan melakukan terapi terhadap prilaku yang sakit. Maka, Ilmu Psikologi meliputi segala pemahaman akan jiwa seseorang yang Overt / Tampak melalui cara-cara yang sistematis dengan metode-metode ilmiah berdasarkan alat ukur yang normatif dan melakukan terapi terhadap prilaku yang normal.
Sehingga jika mengacu pada definisi secara umum maka Ilmu Psikologi adalah Ilmu yang mempelajari tingkah laku seseorang yang berada dalam suatu lingkungan.
2.      Empat Persyaratan supaya Psikologo dianggap sebagai Ilmu, Yaitu :
a.      Psikologi harus EMPIRIS.
Artinya, Psikologi tidak boleh mendasarkan diri dari intuisi, pendapat atau keyakinan semata, harus ada observasi dan eksperimen yang ber ulang-ulang sehingga memperoleh suatu fakta yang sistematis dan akurat.
b.      Psikologi harus SISTEMATIS
Artinya, Psikologi harus ada observasi dan eksperimen yang dapat dimengerti dan masuk akal / rasional untuk memperoleh data yang didukung oleh adanya fakta.
c.       Psikologi harus MEMILIKI PENGUKURAN
Artinya, Psikologi harus dapat melakukan pengukuran terhadap berbagai macam hal, terutama dengan hal yang berkaitan dengan manusia. Seperti pengukuran terhadap sikap, kecerdasan, emosi, dan lain-lain.
d.      Psikologi harus MEMILIKI DEFINISI dan BATASAN
Artinya, Psikologi harus mampu memberikan batasan terhadap istilah-istilah yang digunakan. Sehingga tidak mengandung istilah yang bersifat umum seperti istilah persepsi, motivasi, sensasi, dan lain-lain.
3.      Pendekatan Dalam Psikologi.
a.      Pendekatan Neurobiologis.
Pada prinsipnya semua peristiwa Psikologis digambarkan sebagai kegiatan otak dan sistem syaraf dalam kaitannya dengan sistem tubuh lainnya. Pendekatan ini berusaha menghubungkan tindakan manusia dengan peristiwa dalam tubuh manusia, terutama yang terjadi dalam otak dan sistem syarafnya.
b.      Pendekatan Behavioral.
Tindakan manusia seperti makan, minum, bicara, tertawa, menangis, dan lain-lain menurut pendekatan ini adalah semuanya merupakan bentuk tingkah laku dimana ada kegiatan organisme yang dapat di observasi.
c.       Pendekatan Kognitif.
Menyatakan bahwa manusia tidak hanya merupakan reseptor pasif terhadap stimuli. Namun, manusiapun mampu secara aktif memproses informasi yang diterimanya. Kognitif disini berkaitan dengan proses mental yang mengubah informasi yang diterima, menyimpannya dalam ingatan / memory dan merecallnya lagi apabila dibutuhkan dikemudian hari.
d.      Pendekatan Psikonalitik.
Menggambarkan manusia sebagai mahkluk yang bertingkah laku yang banyak dipengaruhi oleh naluri / insting bawaannya yang sebagian besar tidak sadar / uncouncious. Tokohnya adalah Sigmund Freud yang menyatakan pandangannya terhadap alam manusia pada hakekatnya negatif. Karena menurutnya manusia di dorong oleh naluri dasar yang sama dengan hewan terutama naluri seks dan agresifitas.
e.       Pendekatan Humanistik.
Menyatakan bahwa individu bebas memilih dan menentukan tindakan yang akan dilakukan. Namun, sebagai konsokuensinya maka individu tersebut harus bertanggung jawab terhadap tindakan yang dilakukannya tersebut. Tanpa dapat menyalahkan lingkungan, orang tua, orang lain, ataupun keadaan sekitarnya. Konsep ini menekankan sifat “human” yang membedakan manusia dengan hewan, terutama dalam hal manusia memiliki kemauan bebas dan dorongan ke arah aktualisasi diri.
4.      Metode Dalam Psikologi.
a.      Metode Eksperimen.
Ada dua variabel. Yaitu, variabel control dan variabel bebas. Metode ini harus dilakukan berulang-ulang / Replicated guna mendapatkan hasil yang lebih baik. Misalnya, melakukan penelitian terhadap kemampuan manusia dalam melakukan adaptasi terhadap situasi gelap ke situasi terang (eksperimen fungsi penglihatan/sensorik secara Psikologis).
b.      Metode Observasi.
Kegiatan dalam metode ini adalah mengamati suatu objek secara langsung dengan cara mengamati, mencatat hal-hal penting dari prilaku individu yang dirasakan perlu untuk melengkapi data penelitian. Misalnya, mengamati mimik muka, kondisi tubuh, ataupun kegiatan motorik lainnya dari subyek yang diteliti.
c.       Metode Survai.
Menggunakan kuisioner atau angket atau interview langsung dengan obyek yang diteliti guna memperoleh data yang diperlukan untuk melengkapi hasil penelitian.
d.      Metode Tes.
Merupakan alat penelitian yang penting dalam pengukuran segala jenis kemampuan seperti minat, sikap, kecakapan manusia lainnya. Pada hakekatnya tes adalah penyajian suatu situasi yang sama, dalam waktu yang sama dengan materi yang sama yang diberikan pada kelompok individu yang berbeda.
e.       Metode Statistik.
Ketika mengumpulkan data, terutama data yang berkaitan dengan pelaksanaan tes Psikologis maka untuk memperoleh data yang akurat dan jauh dari adanya hallo effect/penilaian subyektif terhadap subyek yang di tes maka hasilnya harus diskoring dengan menggunakan metodologi statistik sehingga datanya akurat dan dapat dimasukan kedalam norma penilaian yang berlaku sesuai jenis tes, usia, dan jenjang pendidikannya.
f.       Metode Case History.
Merupakan biografi ilmiah sebagai sumber data penting untuk mengkaji individu, lembaga, ataupun sekelompok manusia. Kebanyakan case history dipersiapkan dengan merekonstruksi biografi seseorang sesuai dengan peristiwa yang diingatnya. Ada dua studi, yaitu :
A.    Studi Cross Sectional.
Melakukan penelitian dalam waktu yang singkat, budget murah dan dalam periode tertentu. Misalnya, meniliti prilaku seseorang dalam tes Psikologis tertentu dalam suatu pelaksanaan tes tertentu.
B.     Studi Longtudional.
Melakukan penelitian dengan kurun waktu yang panjang/lama. Dengan biaya relatif mahal, misalnya melakukan penelitian terhadap prilaku seorang anak usia 1 tahun sampai 5 tahun dengan menganamnesa prilakunya dari awal sampai akhir usia tersebut.
5.      Hubungan Psikologi Dengan Ilmu Lain.
a.)    Psikologi dengan Biologi.
Sama-sama membahas tentang manusia meskipun dalam segi tertentu ada perbedaan sudut pandang. Namun, pada dasarnya banyak kesamaan antara Psikologi dengan biologi dalam membahas manusia. Misalnya, masalah keturunan.
b.)   Psikologi dengan Sosiologi.
Dalam Sosiologi dibicarakan mansia berhubungan dengan masyarakatnya, kebudayaannya bangsa. Dalam Psikologi dibahas bagaimana manusia tersebut berinteraksi dengan lingkungan sosialnya, dari mulai lingkungan yang terkecil (keluarga), sampai dengan lingkungan yang kompleks (sekolah, masyarakat, bangsa, dan lain-lain).
c.)    Psikologi dengan Filsafat.
Manusia dalam Ilmu Filsafat dijadikan sebagai obyeknya, terutama yang berkaitan dengan hakekat, tujuan, dan kodrat manusia yang mana hal ini tidak bisa dilepas pengaruh Psikologis untuk mengetahui sampai sejauh mana seseorang memaknai hidupnya.
d.)   Psikologi dengan Ilmu Alam.
Metode Ilmu Alam mempengaruhi perkembangan metode dalam Ilmu Psikologi dan karena ilmu Alam inilah Ilmu Psikologi mendapat kemajuan pesat terutama dalam hal melakukan berbagai eksperimen untuk keakuratannya sebagai ilmu, hanya saja perbedaannya jika dalam Ilmu Alam yang dibahas adalah obyek / benda mati. Sedangkan, dalam Ilmu Psikologi yang diteliti lebih banyak obyek yang dinamis, berbudaya, berkembang dan berubah-ubah setiaap saat/manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar