Model Dokumentasi POR
Jumat, 20 November 2015
Tulis Komentar
1.
Penegertian
Model Dokumentasi POR
Model
dokumentasi POR (problem oriented record) merupakan model dokumentasi yang
berorientasi pada masalah. Dimana model ini berpusat pada data klien yang
didokumentasikan dan disususn menurut masalah klien.Komponen-komponen model
dokumentasi POR :
a. Data
dasar
Data
dasar merupakan kumpulan informasi tentang klien yang berisi semua
informasi-informasi yang telah dikaji dari klien sejak pertama kali masuk rumah
sakit. Data dasar ini meliputi; riwayat klien tentang keadaan umum klien,
riwayat keluarga, keadaan penyakit yang dialami pasien, tindakan keperawatan
yang pernah diberikan, pemeriksaan fisik, dan data-data penunjang (laboratorium
dan diagnostik).
b. Daftar
masalah
Daftar
masalah merupakan hasil penafsiran dari data dasar atau hasil analisis dari
perubahan data. Daftar ini mencerminkan keadaan atau nilai yang tidak normal
dari data yang didapat dengan menggunakan urutan prioritas yang dituliskan
dalam daftar masalah dan diberikan pada
setiap pergantian shift.Kriteria daftar masalah yang dibuat adalah :
1) Data
yang telah teridentifikasi dari data dasar disusun sesuai dengan tanggali
dentifikasi masalah
2) Daftar
masalah ditulis pertama kali oleh perawat yang pertama kali bertemu dengan
klien ataupun orang yang diberi tanggung jawab untuk menuliskannya
3) Daftar
ini berada pada bagian depan status klien
4) Tiap
masalah diberikan tanggal, nomor, rumusan masalah, serta nama perawat yang
menemukan masalah tersebut
Format Daftar
Masalah
Tanggal
Muncul
|
No(Sesuai
Prioritas)
|
Masalah Klien
|
Tanggal
Teratasi
|
TTD
|
|
|
|
|
|
Contoh :
Tanggal
|
No
|
Masalah
Klien
|
Diidentifikasi
Oleh
|
Keterangan
|
10/06/96
|
1
|
CV A
mengakibatkan hemiplegia kanan dan lemah pada sisi kiri tubuh.
|
dr. X
|
|
|
1A
|
Defisit asuhan
mandiri (kebersihan tubuh, eliminasi, makan)
|
Ns. A
|
|
|
1B
|
Gangguan
mobilitas fisik
|
Ns. Y
|
|
|
1C
|
Inkontinensia
urin total
|
Ns. Z
|
|
|
1D
|
Disphagia
progresif
|
dr. N
|
|
|
2
|
Gangguan
adaptasi berhubungan dengan stresor kehidupan dan dukungan sosial yang kurang
|
Ns. B
|
|
c. Daftar
rencana awal asuhan keperawatan
Daftar
rencana awal merupakan rencana yang dapat dikembangkan secara spesifik untuk
setiap masalah.
Daftar
rencana awal asuhan keperawatan terdiri dari tiga komponen, yaitu:
1)
Pemeriksaan diagnostic
2)
Manajemen kasus atau
disebut juga usulan terapi (pengobatan, kegiatan yang tidak boleh dilakukan,
diet, penanganan khusus dan observasi yang harus dilakukan)
3)
Pendidikan kesehatann
(sebagai tujuan jangka panjang)
d. Catatan
perkembangan
Catatan
perkembangan merupakan catatan tentang perkembangan dari keadaan klien yang
didasarkan pada setiap masalah yang ditemukan pada klien. Revisi atau
pembaharuan rencana dan tindakan mengikuti perubahan dari keadaan klien.
Catatan perkembangan ini berisi perkembangan atau kemajuan dari setiap masalah
kesehatan klien. Bentuk catatan perkembanagan antara lain :
1)
Catatan
berkesinambungan (lembar alur/Floow sheet)
Untuk
mencatat hasil observasi perawatan secara umum, terutama pada keadaan umum
pasien sering mengalami perubahan dengan cepat
2)
Catatan naratif
Untuk
mendokumentasikan perkembangan pasien seperti, SOAP,SOAPIE, SOAPIER.
Contoh Penerapan
Catatan Naratif SOAP notes
Tanggal
|
Jam
|
SOAP
|
30 Juli 2010
|
14.00
|
S : Mengeluh
kenceng-kenceng semakin sering, lama dan kuat, ibu ingin meneran
O : Perineum
menonjol, Anus mebuka, VT : Pembukaan 10 cm ketuban utuh, kepala janin di
hodge 3, STLD (+)
A : Inpartu
Kala II awal
P : Menyiapkan
partus set, mengatur posisi sesuai yang diinginkan dan nyaman bagi ibu,
memimpin ibu mengejan, menolong kelahiran bayi
Jam 14.30 bayi
lahir spontan, laki-laki APGAR SCORE 8
Perawat
Ttd dan nama
terang
|
Contoh Penerapan Catatan Naratif SOAPIE
Tanggal
|
Jam
|
SOAP
|
30 Juli 2010
|
14.00
|
S : Mengeluh
kenceng-kenceng semakin sering, lama dan kuat, ibu ingin meneran
O : Perineum
menonjol, Anus mebuka, VT : Pembukaan 10 cm ketuban utuh, kepala janin di
hodge 3, STLD (+)
A : Inpartu
Kala II awal
P : Siapkan
partus set, pimpin persalinan
I : Menyiapkan
partus set, mengatur posisi sesuai yang diinginkan dan nyaman bagi ibu,
memimpin ibu mengejan, menolong kelahiran bayi
E : Bayi lahir
spontan, laki-laki APGAR SCORE 8
Perawat
Ttd dan nama
terang
|
Contoh Penerapan Catatan Naratif SOAPIER
Tanggal
|
Jam
|
SOAP
|
30 Juli 2010
|
14.00
|
S : Mengeluh
kenceng-kenceng semakin sering, lama dan kuat, ibu ingin meneran
O : Perineum
menonjol, Anus mebuka, VT : Pembukaan 10 cm ketuban utuh, kepala janin di
hodge 3, STLD (+)
A : Inpartu
Kala II awal
P : Siapkan
partus set, pimpin persalinan
I : Menyiapkan
partus set, mengatur posisi sesuai yang diinginkan dan nyaman bagi ibu,
memimpin ibu mengejan, menolong kelahiran bayi
E : Bayi lahir
spontan, laki-laki APGAR SCORE 8, Ibu inpartu Kala III
R : Manajemen
Aktif Kala III
Perawat
Ttd dan nama
terang
|
Catatan
perkembangan dapat digunakan dalam bentuk :
1)
SOAP, yaitu: subjective
(data subjektif) ,objective (data objektive), analisist (analisa data),
planning (perencanaan).
2)
SOAPIER, yaitu:
subjective (data subjektif), objective (data objektif), analisist (analisa
data), planning (perencanaan), implementation (implementasi atau tindakan),
evaluation (evaluasi), dan reassessment (penaksiran/peninjauan
kembali/pengkajian ulang).
3)
PIE, yaitu: problem
(masalah), intervention (rencanatindakan), evaluation (evaluasi).
Pedoman
penulisan catatan SOAPIER :
1. Rujuk
pada daftar masalah sebelum menuliskan SOAP.
2. Beri
tanda setiap catatan SOAP dengan nomer yang berurutan.
3. Pemisahan
catatan SOAP harus ditulis untuk setiap masalah.
4. Masukan
data yang relevan saja terhadap masalah spesifik.
5. Maslah
yang belum pasti harus didaftar dicacatan sementara.
6. Tuliskan
data subjektif apa adanya.
7. Jika
terjadi kebingbangan dalam pengkajian keperawatan, menggunakan diagnosis
keperawatan atau uraian (parspbrase) sebagai kesimpulan status kesehatan klien.
8. Catatan
SOAP menyediakan data tentang keadaan fissik, status pendidikan klien, dan
status mental klien.
9. Jika
tidak ada masalah yang luar biasa, tetapi peraturan mengaharuskan memasukan
dalam pendokumentasian, tuliskan catatan perkembangan tentang masalah klien
kertika pertama kali masuk.
10. Jika
hanya menggunakan SOAP :
-
Evaluasi respons klien
terhadap intervensi didokumentaasikan untuk mendukung data;
-
Gunakan A (assessment)
tidak hanya untuk mencatat analisis dan pengkajian, tetapi juga evaluasi
respons klien terhadap intervensi.
11. Istilah
P dapat dinyatakan sebagai standar asuhan keperawatan.
Soap adalah akronim untuk data
subjektif, dan objektif, pengkajian dan perencanaan.
S- Data Subjektif terdiri atas
informasi yang diperoleh dari pernyataan klien. Data ini menggambarkan persepsi
dan pengalaman klien dengan masalah. Jika mungkin, perawat mengutip kata-kata
klien; jika tidak, kata-kata klien diringkas. Data subjektif dicantumkan hanya
jika penting dan relevan dengan masalah.
O- Data Objektif terdiri atas
informasi yang diukur atau diobservasi melalui indra (misalnyanya tanda-tanda
vital, hasil pemeriksaan laboratorium, dan sinar-x)
A-Pengkajian adalah interpretasi
atau kesimpulan yang ditarik tentang data subjektif dan objektif. Selama
pengkajian awal, daftar maslah dibuat dari data dasar, sehingga entri “A” harus
menjadi pernyataan masalah. Dalam catatan SOAP berikutnya untuk maslah
tersebut, “A” harus menjelaskan kondisi klien dan tingkat perkembangan, bukan
hanya menyatakan kembaliui diagnosis atau masalah
P-Rencana adalah rencana asuhan
yang dirancang untuk menyelesaikan masalah yang ditetapkan. Rencana awal
ditulis awal oleh orang yang memasukan maslah ke dalam catatan. Semua rencana
selanjutnya, termasuk revisi, dimasukkan ke dalam catatan perkembangan.
Selama bertahun-tahun, format SOAP telah
dimodifikasi. Akronomi SOAPIE dan OAPIER mengacu pada format yang menambahkan
intervensi, evaluasi, dan revisi.
I-Intervensi mengacu pada
intervensi spesifik yang dilakukan secara aktual oleh pemberi asuhan.
E-Evaluasi mencakup respons klien
terhadap intervensi keperawatan dan pengobatan medis. Hal ini terutama berisi
data pengkajian ulang.
R-Revisi menggambarkan modifikasi
rencana asuhan yang diindikasikan oleh evaluasi. Perubahan dapat dibuat pada
hasil yang diharapkan, intervensi, atau tanggal target.
Versi terbaru format ini menghilangkan
data subjektif dan objektif serta dimulai dengan pengkajian, yang memadukan
data subjektif dan data objektif. Akronim kemudian menjadi AP, APIE, tau APIER
(Mosby, 1999).
2.
Format
Model Dokumentasi POR (Problem Oriented Record)
Data
Dasar
|
Daftar
Masalah
|
Rencana
Intervensi
|
Catatan
Perkembangan
|
Data Subjektif
Data Objektif
|
1.
|
1.
2.
3.
dst
|
S
O
A
P
I
E
R
|
Data Subjektif
Data Objektif
|
1.
|
1.
2.
3.
dst
|
S
O
A
P
I
E
R
|
3.
Keuntungan
Model Dokumentasi POR (Problem Oriented
Record)
a. Fokus
catatan asuhan keperawatan lebih menekankan pada masalah klien dan proses
penyelesaian masalah daripada tugas dokumentasi.
b. Pendokumentasian
asuahan keperawatan dilakukan secara kontinu.
c. Evaluasi
dan penyelesaian masalah didokumentasikan dengan jelas
d. Daftar
masalah merupakan check list untuk masalah klien.
4.
Kerugian
Model Dokumentasi POR (Problem Oriented
Record)
a. Dapat
menimbulkan kebingungan jika setiap hal harus dimasukkan dalam daftar masalah.
b. Pencatatan
dengan menggunakan bentuk SOAPIER, dapat menimbulkan pengulangan yang tidak
perlu.
c. Perawat
yang rutin dalam memberikan asuhan keperawatan makin diabaikan dalam
pendokumentasian proses keperawatan ini.
Belum ada Komentar untuk "Model Dokumentasi POR"
Posting Komentar