ASKEP Katark
Minggu, 19 Februari 2017
Tulis Komentar
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 KONSEP PENYAKIT
A. DEFINISI
Katarak adalah kelainan
pada lensa dapat berupa kekeruhan lensa
(PP- PERDAMI,2002:144)
Katarak adalah setiap
keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi lensa dan denaturasi
protein lensa atau akibat ke dua-duanya (Ilyas Sidrata,2002: 207)
Katarak adalah di mana
penglihatan tertutup air terjun akibat lensa yang keruh (FKUI,2002: 207)
Katarak adalah nama yang
diberikan untuk kekeruhan lensa yang mengakibatkan pengurangan visus di
perkirakan oleh suatu tabir (layar) yang di turunkan didalam mata, agak seperti
melihat air terjun
(Vera H. Darling,1996;42)
Katarak Hipermartur
adalah semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut (> 50 tahun)
yang mengalami proses degenerasi lanjut, dapat menjadi keras dan lembek serta
mencair, merupakan katarak stadium 4 dari katarak senil (Ilyas Sidhrata,
2002:212)
Katarak Hipermatur
adalah merupakan proses degenerasi lanjut lensa sehingga korteks lensa mencair
dan keluar melalui kapsul lensa
(Mailangkang H.H.B, 2002;151)
Katarak di sebabkan oleh
berbagai faktor seperti :
Fisik
Kimia
Penyakit
predisposisi/pencetus
Genetik
dan gangguan perkembangan
Infeksi virus di massa
pertumbuhan janin
Usia
Keracunan
beberapa jenis obat-obatan tertentu
Kelainan
sistemik atau metabolic
(Menurut, Ilyas Sidarta,2002;207)
C. PATOFISIOLOGI
Perubahan lensa pada
usia lanjut :
a.
Kapsul
a. Menebal
dan kurang elastis
b. Mulai
presbiopia
c. Bentuk
lamel kapsul berkurang dan kabur
d. Terlihat
bahan granular
b.
Epitel- makin tipis
a. Sel
epitel (germanatif) pada ekuator bertambah besar dan berat
b. Bengkak
dan vakuolisasi mitokondria yang nyata
c.
Serat lensa
a. Lebih
irregular
b. Pada
korteks jelas/kerusakan serat sel
c. Brown
sklerotic nucleus, sinar ultraviolet lama kelamaan merubah protein nucleus
(histidin, triptofan, metionin, sistein dan tirostin) lensa sedang
warna cuklat protein lensa nucleus mengandung sedikit histidin dan
triftopan di banding normal
d.
Korteks tidak berwarna karena :
a. Kadar
asam askorbat tinggi dan menghalangi fotooksidasi
b. Sinar
tidak banyak mengubah protein pada serat muda
(Menurut,
Maliakang.H.H.B,dkk,2002;152)
D. MANIFESTASI
KLINIS
Ø Kekeruhan lensa bersifat
massif
Ø Cairan lensa berkurang
Ø Iris tremulans
Ø Bilik mata depan dalam
Ø Sudut bilik mata terbuka
Ø Shadow test preudopos
(Menurut, Ilyas Sidarta,2002;213)
E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Menurut, Doenges,1999;413
a.
Tes ketajaman penglihatan/visus
b.
Pengukuran dengan Tonografi
c.
Pengukuran gonioskopi
d.
Tes provokatif
e.
Pemeriksaan oftalmoskopi
f.
Darah lengkap, Laju Endap Darah (LED)
g.
EKG, kolesterol serum dan pemeriksaan lipid
h.
Tes toleransi glukosa/FBS
i.
Menurut, Ilyas Sidharta, 2002;208
j.
Pemeriksaan sinar celah (Slitlamp)
k.
Funduskopi
l.
Tonometer
m. Pemeriksaan tajam
penglihatan/visus
F. PENATALAKSANAAN MEDIS
Pengobatan
katarak hipermatur yang utama adalah pembedahan.
Ada beberapa pembedahan yang di kenal;
Ø Menekan lensa sehingga
jatuh ke dalam badan kaca (lonching)
Ø Kemudian penggunaan
midriatika
Ø Jarum penusuk dari emas
Ø Aspirasi memakai jarum
Ø Memakai sendok Daviel
Ø Pinset kapsul
Ø Zolise
Ø Erisofek
Ø Memakai krio tehnik
karbon dioksid, Freon, termoelektrik
Ø Mengeluarkan nucleus
lensa dan aspirasi korteks lensa
Ø Fako
Tindakan bedah pada saat
ini dianggap lebih baik karena mengurangi beberapa penyulit, tife pembedahan
ada dua tife
a.
Operasi katarak ekstrakapsular atau ekstraksi katarak ekstra
kapsular (EKEK)
tindakan pembedahan pada
lensa katarak dimana di lakukan pengeluaran isi lensa dengan memecah atau
merobek kapsul lensa anterior sehingga masa lensa dan korteks lensa dapat
keluar melalui robekan tersebut.
b.
Operasi katarak intrakapsular atau Ekstraksi katarak intrakapsular
(EKIK)
pembedahan
dengan mengeluarkan seluruh lensa bersama kapsul
(Menurut, Ilyas
Sidarta,2002;217-218)
2.2 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Menurut Doengoes, 1999; 412-413
·
Aktivitas/Istirahat
Gejala : Perubahan
aktivitas biasanya/hobi sehubungan dengan ganguan penglihatan
·
Neurosensorik
Gejala : Gangguan
penglihatan( kabur/tidak jelas), sinar terang mengakibatkan silau,dengan
kehilangan bertahap penglitan perifer, kesulitan memfokoskan kerja dengan
dekat/merasa di ruang gelap
Penglihatan
kabur, tampak lingkaran cahaya/pelangi sekitar mata, kehilangan perifer,
fotobia
Perubahan
kacamata/pengobatan tidak memperbaiki penglihatan
Tanda : Tampak
ke coklatan atau putih susu pada pupil
Pupil
menyempit dan merah/mata keras dengan kornea berawan
Peningkatan
air mata
·
Nyeri/Kenyamanan
Gejala : Ketidak
nyamanan ringan/mata berair
Nyeri
tiba-tiba/berat menetap atau tekanan pada sekitar mata, sakit kepala
·
Penyuluhan/Pembelajaran
Gejala : Riwayat
keluarga glaucoma,diabetes,gangguan system vaskuler
Riwayat
stress, alergi, gangguan vasomotor, ketidak seimbangan endokrin.
Terpajan pada radiasi,
steroid/toksisitas fenotiazin
B. Diagnosa
Keperawatan
Menurut,
Carpenito,1999:48
a.
Nyeri akut b/d interupsi pembedahan jaringan tubuh.
b.
Risiko tinggi terhadap infeksi b/d peningkatan kerentanan sekunder
terhadap interupsi permukaan tubuh
c.
Risiko tinggi terhadap cedera b/d keterbatasan penglihatan, berada
di lingkungan yang asing, keterbatasan mobilitas, dan perubahan kedalaman
persepsi karena pelindung mata
d.
Resiko tinggi terhadap inefektif penatalaksanaan rigmen terapeutik
b/d kurangnya pengetahuan tentang pembatasan aktivitas yang di izinkan,
obat-obatan, komplikasi dan perawatan lanjutan
Menurut,
Doengoes, 1999; 414-417
a. Resiko tinggi terhadap
cedera b/d peningkatan tekanan intra okolar,perdarahan intraokuler dan
kehilangan vitreous
b. Risiko tinggi terhadap
infeksi b/d prosedur invasive
c. Gangguan
sensorik-perseptual b/d gangguan penerimaan sensorik/status organ indra,
lingkungan secara terapeutik di batasi, di tandai oleh :
Menurunnya
ketajaman, gangguan penglihatan
Perubahan
respon biasanya terhadap rangsang.
d. Kurang pengetahuan
b/d tidak mengenal sumber informasi, salah interpretasi informasi, kurang
mengingat, dan keterbatasan kognitif
Peryataan
salah konsepsi
Tak
akurat mengikuti instruksi
Terjadi
komplikasi yang dapat di cegah
C. Intervensi
& Implementasi Keperawatan
a. Risiko tinggi terhadap cedera b/d
peningkatan tekanan intra okolar, perdarahan intra okoler dan kehilangan vitreous
·
Observasi hifema(perdarahan pada mata) dengan senter
Rasional
: mengetahui keadaan mata apakah mengalami
ada mengalami resiko yang tidak di harapkan dari pembedahan dan untuk menyusun
intervensi selanjutnya
·
Observasi pembengkakan luka, bilik anteriol kemps, dean pupil
berbentuk buah pir.
Rasional
: menunjukan prolaps iris atau rupture luka
di sebabkan oleh kerusakan jahitan atau tekanan mata
·
Diskusikan apa yang terjadi pada pasca operasi tentang
nyeri,pembatasan aktivitas dan balutan mata
Rasional
: membantu megurangi rasa takut dan
meningkatkan kerjasama dalam pembatasan yang di lakukan
·
Batasi aktivitas seperti mengerakkan kepala secara tiba-tiba
mengaruk mata, membongkok
Rasional
: menurunkan stress pada area operasi/ menurunkan
tekanan intra ocular
·
Ambulasi dengan bantuan sesuia keperluan
Rasional
: memerlukan sedikit bantuan untuk mencegah
komplikasi yang tidak di harapkan
·
Pertahankan perlindungan mata sesuai indikasi
Rasional
: digunakan untuk melindungi dari cedera
kecelakaan dan menurunkan gerakan mata
b. Risiko tinggi
terhadap infeksi b/d prosedur invasip
·
Observasi tanda-tanda vital khususnya suhu
Rasional
: tanda-tanda vital sebagai indikasi
langsung perubahan metabolisme tubuh baik yang bersifat patologi dan non
patologi
·
Observasi tanda-tanda terjadinya infeksi
Rasional
: infeksi mata terjadi 2-3 hari setelah
prosedur dan memerlukan upaya intervensi lanjut
·
Berikan lingkungan yang bersih dan senyaman mungkin
Rasional
: lingkungan yang bersih mengurangi kontak
terhadap agen-agen infeksius
·
Lakukan tehnik steril yang tepat untuk membersihakan mata dari
dalam keluar dengan bola kapas untuk tiap usapan ganti balutan.
Rasional
: teknik aseptik menurunkan resiko
penyebaran bakteri dan kontaminasi silang
·
Tekankan pentingnya untuk tidak menyentuh/mengaruk mata yang
dioperasi
Rasional
: mencegah kontaminasi dan kerusakan sisi
operasi
·
Berikan obat sesuai indikasi
Rasional
: membunuh agen-agen yang mengakibatkan
infeksi
c. Gangguan
sensorik-perseptual b/d gangguan penerimaan sensorik/status organ indra,
lingkungan secara terapeutik di batasi, di tandai oleh:
·
Menurunnya ketajaman, gangguan penglihatan
·
Perubahan respon biasanya terhadap rangsang.
·
Observasi tanda-tanda dan gejala di orientasi
Rasional
: berada di dalam limgkungan yang baru di
kenal dengan mengalami keterbatasan penglihatan mengakibatkan binggung.
menurunkan resiko jatuh bila pasien binggung
·
Orientasikan pasien terhadap lingkungan sekitar, dan stap
Rasional
: memberikan peningkatan kenyamanan dan
kekeluargaan menurunkan cemas dan diorientasi pasca operasi
·
Tentukan katajaman penglihatan,catat apakah satu atau keduanya
matanya terlibat
Rasional
: kebutuhan individu dan pilihan intervensi
bervariasi sebab kehilangan penglihatan terjadi lambat dan progresif
·
Perhatikan tentang suram atau penglihatan kabur dan iritasi mata
Rasional
: gangguan penglihatan/iritasi dapat
berakhir 1-2 jam setelah tetesan mata tetapi secara bertahap
·
Letakan barang-barang yang di butuhkan dalam jangkauan pasien pada
sisi yang tidak dioperasi
Rasional
: memungkinkan pasien melihat objek lebih
mudah.
d.
Kurang pengetahuan b/d tidak mengenal sumber informasi, salah
interpretasi informasi, kurang mengingat, dan keterbatasan kognitif di tandai
oleh:
·
Peryataan salah konsepsi
·
Tak akurat mengikuti instruksi
·
Kaji informasi tentang kondisi individu,prognosis, dan tipe
prosedor
Rasional
: meningkatkan pemahaman dan meningkatkan
kerjasama dengan program pasca operasi
·
Anjurkan pasien menhindari berkedip, mengangkat berat mengejan
saat defekasi,membongkok, meniup hidung, dan merokok
Rasional
: aktivitas yang menyebabkan mata lelah
dapat meningkatkan tekanan intra okolar sehingga mempengaruhi hasil bedah dan
mencetus perdarahan
·
Anjurkan pasien memeriksa mata ke dokter
Rasional
: untuk mengetahui perkembangan hasil bedah
setelah di rawat di rumah
·
Dorong pemasukan cairan adekuat, makan berserat dan asupan kalori
yang baik
Rasional
: mempertahankan konsistensi feses untuk
menghindari mengejan dan pemulihan segera sel-sel tubuh yang sudah regenerasi
·
Indentifikasi tanda/gejala yang memerlukan upaya evaluasi medis,
nyeri tajam tiba-tiba,kelopak mata bengkak,kemerahan, mata berair dan
penglihatan menurun
Rasional
: intervensi dini dapat mencegah
terjadinya komplikasi serius
D. Evaluasi
a. Risiko
tinggi terhadap cedera b/d peningkatan tekanan intra okolar, perdarahan intra
okoler dan kehilangan vitreous
Pasien
menyatakan pemahaman faktor yang terlibat dalam kemungkinan cedera
Menunjukan
perubahan perilaku, pola hidup untuk menurunkan resiko dan untuk melindungi
diri dari cedera
Mengubah
lingkungan sesuai indikasi untuk meningkatkan keamanan
b. Risiko
tinggi terhadap infeksi b/d prosedu invasip
- Meningkatkan penyembuhan luka tepat waktu,bebas drainase purulen,
eritema dan demam
Mengidentifikasi
intervensi untuk mencegah/menurunkan risiko infeksi
c. Gangguan
sensorik-perseptual b/d gangguan penerimaan sensorik/status organ indra,dan
lingkungan secara terapeutik di batasi
Meningkatkan
ketajaman penglihatan dalam batas situasi individu
Pasien
mengenal sensori dan berkompensasi terhadap perubahan
Pasien
dapat mengidentipikasi/memperbaiki potensial bahaya dalam lingkungan
d. Kurang
pengetahuan b/d tidak mengenal sumber informasi, salah interpretasi informasi,
kurang mengingat, dan keterbatasan kognitif
Klien
menyatakan pemahaman kondisi/proses penyakit dan pengobatan
Melakukan
dengan prosedor dengan benar dan menjelaskan alasan tindakan
BAB III KESIMPULAN
Katarak adalah perubahan
lensa yang sebelumnya jernihdan tembus cahaya menjadi keruh. Katarak menyebabkan
penderita tidak bisa melihat dengan jelas karena dengan lensa yang keruh cahaya
sulit mencapai retina dan akan menjadikan bayangan yang kabur pada retina.
Katarak ada beberapa jenis menurut etiologinya yaitu katatarak senile
kongntinal, traumatic, toksik, asosiasi, dan komplikasi.
Katarak hanya dapat di
atasi dengan prosedur oprasi. Akan tetapi jika gejala katarak tidak mengganggu
tindakan oprasi tidak di perlukan. Kadangkala cukup dengan mengganti kacamata.
Karena keruhan (opasitas)lensa sering terjadi akibat bertambahnya usia sehingga
tidak di ketahui pencegahan yang efektif untuk katarak yang paling sering
terjadi.
DAFTAR
PUSTAKA
Allen, Carol
Vestal.1999. Memahami Proses Keperawatan Dengan Pendekatan Latihan.EGC.
Jakarta
Carpenito, l Juall. 1999. Buku Saku
Diagnosa Keperawatan. EGC.Jakarta
Carpenito, l Juall.
1999. Tehnik Dokumentasi dan Diagnosa Keperawatan. EGC.
Jakarta
Maliakang H.H. B, dkk. 2002. Ilmu
Penyakit Mata.PP-PERDAMI. Jakarta
Marly Et. Al.Doegoes.
1999. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Perencanaan dan
Pendokomentasian Keperawatan. EGC. Jakarta
Hidayat A.Aziz Alimul.2005. Buku
Saku Kebutuhan Dasar Manusia. EGC. Jakarta
Hidayat A.Aziz
Alimul.2005. Pengatar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep Dan
Proses Keperawatan.EGC. Jakarta
Ilyas Sidrata. 2002. Ilmu Penyakit Mata.
FKUI. Jakarta
Vera H. Dearling dan
Margaret R. Thorpe.1996. Perawatan Mata.Yayasan Essential Medika.
Yogyakarta
Belum ada Komentar untuk "ASKEP Katark"
Posting Komentar