Jumat, 10 Maret 2017

ASUHAN KEPERWATAN PADA KLIEN DENGAN THYPOID




            Thypiod adalah penyakit infeksi akit yang biasa mengenai saluran pencernaan. Gejala yang biasa ditimbulkan adalah demam yang tinggi lebih dari satu minggu, gangguan pada saluran pencernaan, dan gangguan kesadaran (FKUI,1985).
            Thypoid adalah infeksi sistemik akut yang disebabkan oleh salmonella thypi. Organisme ini masuk melalui makanan atau minuman yang sudah terkontaminasi oleh faces dan urine orang orang yang terinfeksi kuman salmonella (Burnner dan Suddart, 1994).
Etiologi dari penyakit thypoid yaitu demam thypoid disebabkan oleh kuman salmonella typhi dengan masa tunas 6-14 hari. Basil gram negatif, bergerak dengan rambut getar, tidak berspora, dengan masa inkubasi 10-20 hari.
Salmonella parathypi A, B, dan C ada dua sumber penularan yaitu, orang dengan demam thypoid dan orang dengan carrier, carrier adalah orang yang sembuh dari demam thypoid dan masih terus mengekskresikan salmonella thypi dalam faces dan urine selama lebuh dari 1 tahun.
Patofisiologi dari thypoid adalah salmonella thypi masuk melalui mulut lalu sebagian kuman dimusnakhan dalam lambung selanjutnya sebagian lagi masuk ke usus halus lalu ke jaringan limfoid dan berkembang biak menyerang vili usus halus sehingga kuman masuk kedalam peredaran darah (bakterimia primer) :
a.       Endotoksin sehingga demam.
b.      Limfa menyebabkan spenomegali
c.       Hati menyebabkan hepatomegali sehingga menimbulkan nyeri perabaan.
d.      Kelenjar limfoid usus halus masuk ke tukak sehingga menimbulkan perdarahan dan perforasi.
Manifestasi klinis dari demam thypoid atau penyakit thypoid adalah :
a.       Nyeri kepala, lesu, lemah.
b.      Demam yang tidak terlalu tinggi dan berlangsung selama 3 minggu, minggu pertama peningkatan suhu tubuh berflaktuasi, biasanya suhu tubuh meningkat pada malam hari dan menurun pada pagi hari, minggu kedua suhu tubuh terus meningkat dan pada minggu ketiga suhu berangsur menurun dan kembali normal.
c.       Gangguan pada saluran cerna : holitosis, bibir kering dan pecah-pecah, lidah ditutupi selaput putih kotor (coated tongue), tidak nafsu makan, hepatomegali, spienomegali yang disertai nyeri pada perabaan.
d.      Gangguan kesadaran : kesadaran menurun (somnolen).
e.       Bintik-bintik kemerahan pada kulit (roseola) akibat emboli basil dalam kapiler kulit.
Komplikasi yang biasanya terjadi pada orang dengan penyakit thypod yitu :
a.       Usus : perdarahan usus, melena, perforasi usus ; peritonitis.
b.      Organ lain : meningitis, cholesistititis, ensefalopati, bronkopneumoni.
Pemeriksaan diagnostik meliputi :
a.       Pemeriksaan darah tepi: leukopenia, limfositosis, anemia, trombositopenia.
b.      Pemeriksaan sumsum tulang: menunjukan gambaran hiperaktif sumsum tulang.
c.       Pemeriksaan widal: didapatkan titer terhadap antigen O, antigen O adalah 1/200 atau lebih, sedangkan titer terhadap antigen H walaupun tinggi akan tetapi tidak bermakna untuk menegakan diagnostik karena titer H dapat tetap tinggi setelah dilakukan imunisasi atau penderita telah lama sembuh.
Penatalaksanaan dari pasien dengan diagnosti medis Thypoid andalah :
1.      Perawatan.
a.       Klien diistirahatkan selama 7 hari sampai demam hilang atau 14 hari untuk mencegah komplikasi perdarahan usus.
2.      Diet.
a.       Diet yang sesuai, cukup kalori dan tinggi protein.
b.      Pada penderita yang akut dapat diberi bubur saring.
c.       Dilanjutkan dengan nasi biasa setelah penderita bebas dari demam selama 7 hari.
3.      Obat-obatan.
a.       Kloramfenikol.
b.      Tiampenikol.
c.       Kotrimoksazol.
d.      Amoksilin dan ampicilin.
Diagnosa yang dapat ditemukan adalah :
a.       Hipertermi berhubungan dengan infeksi.
b.      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual.
c.       Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kurangnya intake.
Intervensi keperawatan.
1.      Hipertermi.
a.       Kaji pengetahuan klien dan keluarga klien tentang hipertermi.
b.      Observasi tanda tanda vital.
c.       Beri minum yang cukup.
d.      Berikan kompres air biasa.
e.       Lakukan tapid sponge / seka.
f.       Pakaikan baju yang tipis dan menyerap keringat.
g.      Pemberian obat antipiretik.
h.      Pemberian cairan parenteral (IV) yang adequat.
2.      Nutrisi kurang dari kebutuhan.
a.       Menilai status nutrisi anak.
b.      Ijinkan anak untuk memakan makanan yang ditoleransi anak, rencanakan untuk memperbaiki kualitas gizi, pada saat selera makan anak meningkat.
c.       Berikan makanan yang disertai dengan supelmen nutrisi untuk meningkatkan kualitas intake nutrisi.
d.      Menganjurkan kepada orangtua untuk memberikan makanan porsi kecil tapi sering.
e.       Observasi BB pasien.
f.       Mempertahankan kebersihan mulut anak.
g.      Menjelaskan pentingnya intake nutrisi yang adequat untuk penyembuhan penyakit.
h.      Kolaborasi pemberian makanan melalui parenteral jika melalui oral tidak memenuhi kebutuhan gizi anak.
3.      Kurang volume cairan.
a.       Observasi tanda-tanda vital.
b.      Observasi tanda-tanda kekurangan cairan: turgor, ubun-ubun cekung, urine menurun, mukosa kering, bibir pecah-pecah.
c.       Observasi intake dan output yang adequat.
d.      Observasi berat badan pada waktu dan skala yang sama.
e.       Monitor pemberian cairan intravena setiap jam.
f.       Mengurangi cairan yang tidak terlihat (IWL).
g.      Memberikan antibiotik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar