HORMON-HORMON ALDOSTERON
Jumat, 06 Maret 2015
Tulis Komentar
A.
HORMON-HORMON
KORTEKS ADRENAL
Kelenjar
adrenal, yang terletak pada kutub superior kedua ginjal. Masing-masing terdiri
atas dua bagian, medula adrenal dan korteks adrenal. Medula adrenal secara
fungsional berhubungan dengan susunan saraf simpatis, dan ia menyekresi hormon
epinefrin dan norepinefrin akibat rangsang simpatis. Selanjutnya, hormon-hormon
ini menyebabkan efek yang hampir sama seperti perangsangan langsung saraf
simpatis pada semua bagian tubuh.
Korteks
adrenal menyekresi sekelompok hormon yang sama sekali berbeda yang dinamakan
kortikosteroid. Hormon-hormon ini semuanya disintetis dari steroid kolestrol,
dan mereka semuanya mempunyai rumus kimia steroid yang sama. Akan tetapi,
sangat sedikit perbedaan pada struktur molekulnya, yang memberikan mereka
beberapa fungsi yang sangat berbeda tetapi sangat penting.
Mineralokortikoid
dan glukokortikoid. Hormon korteks adrenal semuanya tidak menyebabkan efek yang
tepat sama dalam tubuh. Dua jenis hormon utama, mineralokortikoid dan
glukokortikoid disekresi oleh korteks adrenal. Selain kedua hormon ini, hormon
androgen juga disekresi dalam jumlah kecil, yang menunjukan efek yang sama
dalam tubuh sebagai hormon seks pria, testosteron. Hormon ini dalam keadaan
normal tidak penting, walaupun pada kelainan korteks adrenal tertentu dapat
disekresi dalam jumlah yang ekstrem dan kemudian mengakibatkan efek
maskulinisasi.
Mineralokortikoid
mendapat nama tersebut karena mereka khususnya mempengaruhi elektrolit cairan
ekstrasel khususnya natrium dan kalium. Glukokortikoid mendapat nama tersebut
karena mereka menunjukan efek penting yang meningkatkan konsentrasi glukosa
darah. Akan tetapi, glukortikoid mempunyai efek tambahan pada metabolisme
protein dan lemak yang mengkin sama pentingnya dalam fungsi tubuh seperti
efeknya pada metabolisme karbohidrat.
Lebih
dari 30 jenis steroid telah diisolasi dari korteks adrenal, tetapi hanya dua
diantaranya yang mempunyai peranan penting pada fungsi endokrin normal dalam
tubuh aldosteron, mineralokortikoid utama, dan kortisol, glukokortikoid utama.
B.
FUNGSI
MINERALOKORTIKOID ALDOSTERON.
Kehilangan
sekresi korteks adrenal biasanya menyebabkan kematian dalam tiga hari sampai
dua minggu kecuali orang mendapatkan pengobatan garam yang ekstensif atau
pengobatan mineral okortikoid, konsentrasi ion kalium cairan ekstresel meningkat
nyata, , konsentrasi natrium dan klorida turun, serta volume total cairan
ekstrasel dan volume darah berkurang. Orang segera mengalami pengurangan curah
jantung, yang berkembang menuju keadaan seperti shock diikuti oleh kematian.
Seluruh rangkaian ini dapat dicegah dengan pemberian aldesteron atau beberapa
mineralokortikoid lain. Oleh karena itu, mineralokortikoid dikatakan merupakan
bagian korteks adrenal yang “menyelamatkan hidup” sementara glokokortioid
sangat penting adal membantu seseorang tahan terhadap berbagai jenis stres.
Aldosteron
paling sedikit menunjukan 95 persen aktivitas mineralokortikoid dari sekresi
korteks adrenal, tetapi kartisol, glukokortikoid utama yang disekresi oleh
korteks adrenal, juga memberikan aktivitas mineralokortikoid dalam jumlah
sedikit. Steroid-steroid adrenal lain yang kapan-kapan mempunyai efek
mineralokortikoid yang bermakna adalah kortiskoteron, yang juga menunjukan efek
glukokortikoid dan deoksikortikosteron, yang disekresi dalam jumlah sangat
sedikit. Tetapi mempunyai efek yang hampir sama seperti aldosteron dengan
kekuatan satu pertigabelas kekuatan aldosteron.
C.
EFEK
ALDOSTERON PADA GINJAL.
Sejauh ini
fungsi terpenting adosteron untuk menyebabkan transpor natrium dan kalium
melalui dinding tubulus ginjal dan transpor ion hidrogen dalam jumlah sedikit.
Pengaruh pada
reabsorpsi natrium dan melalui tublus dan sekresi kalum melalui tubulus. Perlu
di ingat bahwa aldosteron menyebabkan transpror pertukaran natrium dan kalium.
Yaitu absorbsi natrium dan secara simultan mengekskresikan kalium dari sel
epitel tubulus dalam tubulus distalis dan tubulus renalis kolagens. Sehingga
aldosteron menyebabkan menghematkan natrium di dalam cairan ekstrasel sementara
kalium diekskresikan kedalam urina.
Konsentrasi
aldosterol yang tinggi didalam plasma dapat menurunkan kehilangan natrium
melalui urina sampai sekecil beberapa miligram perhari. Pada waktiu yang sama
kehilangan kalium kedalam urina meningkat beberapa kali. Sebaliknya, kekurangan
total sekresi aldosteron dapat menyebabkan kehilangan sebanyak 20 gram natrium
kedalam urina perhari, jumlah yang sama dari seperlima dari seluruh natrium di
dalam tubuh. Tetapi pada waktu yang sama, kalium sangat dihematkan.
Karena itu, efek
bersih kelebihan aldosteron di dalam plasma adalah meningkatkan jumlah total
natrium didalam cairan ekstrasel sementara menurunka jumlah kalium. Sebaliknya,
peningkatan reabsorbsi tubulus menyebabkan reabsorbsi air pula, teruatama
karena natrium yang di absorbsi menyebabkan osmsis air melalui epitalium tubulus.
Jadi, kelebihan aldosteron dapat meningkatkan volume cairan ekstrasel sebanyak
20 % di atas normal, atau volumenya dapat menurun serendah 20 sampai 25 persen
dibawah normal bila aldosteron tak ada.
Hipokalemia dan
paralisis otot : hiperkalemia dan peracunan jantung. Kehilangan ion kalium
dalam jumlah berlebihan dari cairan ekstrasel kedalam urina dibawah pengaruh
aldosteron, menyebabkan penurunan serius dalam konentrasi kalium plasma, sering
dari nilai normal 4,5. mEq./I. Sampai serendah 1 sampai 2 mEq./I. Keadaan ini
dinamakan hipokalemia. Bila konsentrasi ion kalium menurun kira-kira dibawah
setengah yang normal, maka sering timbul paralisis otot atau sekurang-kurangnya
kelemahan otot yang hebat. Ini disebabkan oleh hiperpolarisasi membrana saraf
dan serat otot yang mencegah transmisi potensial aksi.
Di pihak lain,
bila terjadi kekurangan aldosteron maka konsentrasi ion kalium cairan ekstrasel
dapat meningkat jauh diatas normal. Bila ia meningkat mendekati dua kali
normal, timbul bukti peracunan jantung yang serius termasuk kelemahan kontraksi
dan aritmia; konsentrasi kalium yang sedikit lebih tinggi pasti menyebabkan
cardiac death.
Efek aldosteron
dalam meningkatkan sekresi ion hidrogen melalui tubulus dengan akibatnya
alkolisis ringan. Walau aldosteron terutama menyebabkan sekresi kalium kedalam
tubulus untuk ditukar dengan reabsorbsi natrium, dalam jumlah jauh lebih
sedikit juga menyebabkan sekresi ion hidrogen melalui tubulus untuk ditukukar
dengan natrium. Efeknya yang jelas adalah untuk menurunkan konsentrasi ion
hidrogen didalam cairan ekstrasel. Tetapi efek ini tidak kuat, biasanya hanya
menyebabkan alkolosis ringan.
Efek aldosteron
atas fungsi sirkulasi. Efek aldosteron atas sirkulasi hampir semuanya akibat
peningkatan volume cairan ekstrasel. Tanpa sekresi aldosteron, dengan penurunan
volume cairan ekstrasel dari 20-25 persen dibawah normal dan penurunan yang
sebanding dalam volume plasma, maka cepat timbul shock sirkulasi. Jelas tanpa
aldosteron sama sekali, seseorang yang tidak diobati dengan masukan garam tambahan dan/pemberian
obat moneralokortikoid, agaknya akan mati karena shock sirkulasi dalam empat
sampai delapan hari.
Pada kasus
hipersekresi aldosteron, tak hanya terjadi peningkatan volume cairan ekstrasel
tetapi juga peningkatan volume darah dan curah jantung. Masing-masingnya dapat
meningkat sampai 10-20 persen diatas normal pada beberapa hari pertama
kelebihan aldosteron, tetapi setelah timbuk kompensasi, biasanya volume dan
curah jantung kembali tak melebihi dari 5-10 persen diatas normal. Walaupun
begitu, dalam jangka waktu yang lama, peningkatan kecil ini puncukup untuk
menyebabkan hipertensi sedang sampai berat.
D.
MEKANISME
SEL DALAM KERJA ALDOSTERON.
Walaupun setelah
bertahun-tahun telah kita ketahui seluruh efek mineralokortikoid pada tubu,
kerja dasar aldosteron pada sel-sel tubulus untuk meningkatkan transpor natrium
sekarang hanya sebagian diketahui. Rangkaian peristiwa yang mengakibatkan
peningkatan reabsorbsi natriumnya sebagai berikut:
ð Pertama, karena
kelarutannya dalam lipid pada membran sel, aldosteron berdifusi ke bagian dalam
sel epitel tubulus.
ð Kedua, dalam
sitoplasma sel tubulus, aldosteron berikatan dengan reseptor protein sitoplasma
yang sangat spesifik, suatu protein yang mempunyai konfigurasi stereomolekular,
yang akan memungkinkan hanya aldosteron atau senyawa yang sangat meirip untuk
berikatan.
ð Ketiga, kompleks
aldosteron-reseptor berdifusi kedalam inti, tempat ia mengalami perubahan lebih
lanjut, dan kemudian merangsang sebagian spesifik DNA untuk membentuk suatu
jenis atau berjenis-jenis ‘masanger RNA’ yang berikatan dengan proses transpor
natrium dan kalium.
ð Keempat,
‘mesenger RNA’ berdifusi kembali masuk sitoplasma tempat ia bekerja dalam
hubungannya dengan ribosom, menyebabkan pembentukan protein. Protein yang
dibentuk merupakan suatu enzim atau lebih atau zat pembawa yang dibutuhkan
untuk transpor natrium dan kalium, mungkin suatu ATPase spesifik yang
mengkatalisis pemindahan energi dari ATP sitoplasma ke mekanisme natrium-kalium-membran sel.
ð Jadi aldosteron
tidak mempunyai efek segera pada transpor natrium dan kalium, tetapi harus
menantikan rangkaian peristiwa yang mengakibatkan pembentukan zat atau zat-zat
intrasel spesifik yang diperlukan untuk transpor, kira-kira 20 sampai 30 menit
dibutuhkan sebelumk RNA baru terdaftar dalam sel, dan kira-kira 45 menit
dibutuhkan sebelum kecepatan transpor natrium dan kalium mulai meningkat; efek
mencapai maksimum dalam beberapa jam.
Belum ada Komentar untuk "HORMON-HORMON ALDOSTERON"
Posting Komentar