makalah tentang katarak (ASKEP Penyakit Katarak)
Sabtu, 20 Februari 2016
Tulis Komentar
BABI PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensayang dapat terjadi
akibat hidrasi protein (penambahan
cairan ) lensa, denatrasi protein lensa
atau terjadi akibat kedua – duanya
(llyas, 2009). Kekeruhan ini dapat mengganggu jalanya cahahaya yang melewati lensa sehingga
pandangan dapat menjadi kabur hingga
hilang sama sekali. Penyebab utama katarak adalah usia tetapibanyak hal lain
yang dapat terlibat seperti tarauma,
ksin, penyakit sistemik (sseperti diabetes) merokok dan herediter (vaugh
&Asbury, 2007)berdasarkan studipotong lintang prevelensi katarak pada usia
65 tahun adalah 50%dan prevelensi ini meningkat hingga 70% pada usia lebih dari
75tahun (Vaughan & Asbury, 2007).
Katarak merupakan masalah penglihatan yang serius karena dapat
mengakibatkn kebutaan. Menurut WHO pada tahun 2002katarak merupakan penyebab
kebutaan yang paling utama di dunia sebesar 48% dari seluruh kebutaan di dunia.
Setidaknya terdapat 18 juta orang di dunia mengalami kebutaan akibat katarak.
Di indonesia sendiri berdasarkan hasil survai kesehatan indra 1993-1996 katarak
juga penyebab kebutaan yang paling utama yaitu sebesar 52%
B.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. DEFINISI
Katarak adalah kelainan pada lensa dapat berupa
kekeruhan lensa
(PP- PERDAMI,2002:144)
Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada
lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi lensa dan denaturasi protein lensa atau
akibat ke dua-duanya (Ilyas Sidrata,2002: 207)
Katarak adalah di mana penglihatan tertutup air
terjun akibat lensa yang keruh (FKUI,2002: 207)
Katarak adalah nama yang diberikan untuk
kekeruhan lensa yang mengakibatkan pengurangan visus di perkirakan oleh suatu
tabir (layar) yang di turunkan didalam mata, agak seperti melihat air terjun
(Vera H. Darling,1996;42)
Katarak Hipermartur adalah semua kekeruhan lensa
yang terdapat pada usia lanjut (> 50 tahun) yang mengalami proses degenerasi
lanjut, dapat menjadi keras dan lembek serta mencair, merupakan katarak stadium
4 dari katarak senil (Ilyas Sidhrata, 2002:212)
Katarak Hipermatur adalah merupakan proses
degenerasi lanjut lensa sehingga korteks lensa mencair dan keluar melalui
kapsul lensa
(Mailangkang H.H.B, 2002;151)
Katarak di sebabkan oleh berbagai faktor seperti
:
Fisik
Kimia
Penyakit
predisposisi/pencetus
Genetik
dan gangguan perkembangan
Infeksi
virus di massa pertumbuhan janin
Usia
Keracunan
beberapa jenis obat-obatan tertentu
Kelainan
sistemik atau metabolic
(Menurut, Ilyas Sidarta,2002;207)
B. PATOFISIOLOGI
Perubahan lensa pada usia lanjut :
a. Kapsul
Menebal
dan kurang elastis
Mulai
presbiopia
Bentuk
lamel kapsul berkurang dan kabur
Terlihat
bahan granular
b. Epitel-
makin tipis
Sel
epitel (germanatif) pada ekuator bertambah besar dan berat
Bengkak
dan vakuolisasi mitokondria yang nyata
c. Serat
lensa
Lebih
irregular
Pada
korteks jelas/kerusakan serat sel
Brown
sklerotic nucleus, sinar ultraviolet lama kelamaan merubah protein nucleus
(histidin, triptofan, metionin, sistein dan tirostin) lensa sedang
warna cuklat protein lensa nucleus mengandung sedikit histidin dan
triftopan di banding normal
d. Korteks
tidak berwarna karena :
Kadar
asam askorbat tinggi dan menghalangi fotooksidasi
Sinar
tidak banyak mengubah protein pada serat muda
(Menurut, Maliakang.H.H.B,dkk,2002;152)
C. MANIFESTASI KLINIS
·
Kekeruhan lensa bersifat massif
·
Cairan lensa berkurang
·
Iris tremulans
·
Bilik mata depan dalam
·
Sudut bilik mata terbuka
·
Shadow test preudopos
(Menurut, Ilyas
Sidarta,2002;213)
D. PEMERIKSAAN
DIAGNOSTIK
Menurut,
Doenges,1999;413
a.
Tes ketajaman penglihatan/visus
b.
Pengukuran dengan Tonografi
c.
Pengukuran gonioskopi
d. Tes provokatif
e.
Pemeriksaan oftalmoskopi
f.
Darah lengkap, Laju Endap Darah (LED)
g.
EKG, kolesterol serum dan pemeriksaan lipid
h.
Tes toleransi glukosa/FBS
a.
Menurut, Ilyas Sidharta, 2002;208
a.
Pemeriksaan sinar celah (Slitlamp)
b.
Funduskopi
c.
Tonometer
d. Pemeriksaan tajam
penglihatan/visus
E. PENATALAKSANAAN MEDIS
Pengobatan katarak hipermatur yang utama adalah
pembedahan.
Ada beberapa pembedahan yang di kenal;
Menekan lensa
sehingga jatuh ke dalam badan kaca (lonching)
Kemudian
penggunaan midriatika
Jarum penusuk
dari emas
Aspirasi memakai
jarum
Memakai sendok
Daviel
Pinset kapsul
Zolise
Erisofek
Memakai krio
tehnik karbon dioksid, Freon, termoelektrik
Mengeluarkan
nucleus lensa dan aspirasi korteks lensa
Fako
Tindakan bedah pada saat
ini dianggap lebih baik karena mengurangi beberapa penyulit, tife pembedahan
ada dua tife
a. Operasi
katarak ekstrakapsular atau ekstraksi katarak ekstra kapsular (EKEK)
tindakan
pembedahan pada lensa katarak dimana di lakukan pengeluaran isi lensa dengan
memecah atau merobek kapsul lensa anterior sehingga masa lensa dan korteks
lensa dapat keluar melalui robekan tersebut.
b. Operasi
katarak intrakapsular atau Ekstraksi katarak intrakapsular (EKIK)
pembedahan dengan
mengeluarkan seluruh lensa bersama kapsul
(Menurut, Ilyas Sidarta,2002;217-218)
2.2 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Menurut Doengoes, 1999; 412-413
Aktivitas/Istirahat
Gejala : Perubahan
aktivitas biasanya/hobi sehubungan dengan ganguan penglihatan
Neurosensorik
Gejala : Gangguan
penglihatan( kabur/tidak jelas), sinar terang mengakibatkan silau,dengan
kehilangan bertahap penglitan perifer, kesulitan memfokoskan kerja dengan
dekat/merasa di ruang gelap
Penglihatan kabur, tampak lingkaran cahaya/pelangi sekitar mata,
kehilangan perifer, fotobia
Perubahan kacamata/pengobatan tidak memperbaiki penglihatan
Tanda : Tampak ke
coklatan atau putih susu pada pupil
Pupil menyempit dan merah/mata keras dengan kornea berawan
Peningkatan air mata
Nyeri/Kenyamanan
Gejala : Ketidak
nyamanan ringan/mata berair
Nyeri tiba-tiba/berat menetap atau tekanan pada sekitar mata,
sakit kepala
Penyuluhan/Pembelajaran
Gejala : Riwayat
keluarga glaucoma,diabetes,gangguan system vaskuler
Riwayat stress, alergi, gangguan vasomotor, ketidak seimbangan
endokrin.
Terpajan pada radiasi, steroid/toksisitas fenotiazin
B. Diagnosa
Keperawatan
Menurut, Carpenito,1999:48
a. Nyeri akut b/d interupsi
pembedahan jaringan tubuh.
b.
Risiko tinggi terhadap infeksi b/d peningkatan
kerentanan sekunder terhadap interupsi permukaan tubuh
c.
Risiko tinggi terhadap cedera b/d keterbatasan
penglihatan, berada di lingkungan yang asing, keterbatasan mobilitas, dan
perubahan kedalaman persepsi karena pelindung mata
d.
Resiko tinggi terhadap inefektif penatalaksanaan
rigmen terapeutik b/d kurangnya pengetahuan tentang pembatasan aktivitas yang
di izinkan, obat-obatan, komplikasi dan perawatan lanjutan
Menurut, Doengoes, 1999;
414-417
a.
Resiko tinggi terhadap cedera b/d peningkatan
tekanan intra okolar,perdarahan intraokuler dan kehilangan vitreous
b.
Risiko tinggi terhadap infeksi b/d prosedur
invasive
c.
Gangguan sensorik-perseptual b/d gangguan
penerimaan sensorik/status organ indra, lingkungan secara terapeutik di batasi,
di tandai oleh :
Menurunnya
ketajaman, gangguan penglihatan
Perubahan
respon biasanya terhadap rangsang.
d. Kurang
pengetahuan b/d tidak mengenal sumber informasi, salah interpretasi informasi,
kurang mengingat, dan keterbatasan kognitif
Peryataan
salah konsepsi
Tak
akurat mengikuti instruksi
Terjadi
komplikasi yang dapat di cegah
C. Intervensi
& Implementasi Keperawatan
a. Risiko tinggi
terhadap cedera b/d peningkatan tekanan intra okolar, perdarahan intra okoler
dan kehilangan vitreous
Observasi
hifema(perdarahan pada mata) dengan senter
Rasional
: mengetahui keadaan mata apakah mengalami
ada mengalami resiko yang tidak di harapkan dari pembedahan dan untuk menyusun
intervensi selanjutnya
Observasi
pembengkakan luka, bilik anteriol kemps, dean pupil berbentuk buah pir.
Rasional
: menunjukan prolaps iris atau rupture luka
di sebabkan oleh kerusakan jahitan atau tekanan mata
Diskusikan apa yang
terjadi pada pasca operasi tentang nyeri,pembatasan aktivitas dan balutan mata
Rasional : membantu megurangi
rasa takut dan meningkatkan kerjasama dalam pembatasan yang di lakukan
Batasi aktivitas
seperti mengerakkan kepala secara tiba-tiba mengaruk mata, membongkok
Rasional
: menurunkan stress pada area operasi/
menurunkan tekanan intra ocular
Ambulasi dengan
bantuan sesuia keperluan
Rasional
: memerlukan sedikit bantuan untuk mencegah
komplikasi yang tidak di harapkan
Pertahankan
perlindungan mata sesuai indikasi
Rasional
: digunakan untuk melindungi dari cedera
kecelakaan dan menurunkan gerakan mata
b. Risiko tinggi
terhadap infeksi b/d prosedur invasip
Observasi
tanda-tanda vital khususnya suhu
Rasional
: tanda-tanda vital sebagai indikasi
langsung perubahan metabolisme tubuh baik yang bersifat patologi dan non
patologi
Observasi
tanda-tanda terjadinya infeksi
Rasional
: infeksi mata terjadi 2-3 hari setelah
prosedur dan memerlukan upaya intervensi lanjut
Berikan
lingkungan yang bersih dan senyaman mungkin
Rasional
: lingkungan yang bersih mengurangi kontak
terhadap agen-agen infeksius
Lakukan tehnik
steril yang tepat untuk membersihakan mata dari dalam keluar dengan bola kapas
untuk tiap usapan ganti balutan.
Rasional
: teknik aseptik menurunkan resiko
penyebaran bakteri dan kontaminasi silang
Tekankan
pentingnya untuk tidak menyentuh/mengaruk mata yang dioperasi
Rasional
: mencegah kontaminasi dan kerusakan sisi
operasi
Berikan obat
sesuai indikasi
Rasional
: membunuh agen-agen yang mengakibatkan
infeksi
c. Gangguan
sensorik-perseptual b/d gangguan penerimaan sensorik/status organ indra,
lingkungan secara terapeutik di batasi, di tandai oleh:
Menurunnya
ketajaman, gangguan penglihatan
Perubahan
respon biasanya terhadap rangsang.
Observasi
tanda-tanda dan gejala di orientasi
Rasional
: berada di dalam limgkungan yang baru di
kenal dengan mengalami keterbatasan penglihatan mengakibatkan binggung.
menurunkan resiko jatuh bila pasien binggung
Orientasikan
pasien terhadap lingkungan sekitar, dan stap
Rasional
: memberikan peningkatan kenyamanan dan
kekeluargaan menurunkan cemas dan diorientasi pasca operasi
Tentukan
katajaman penglihatan,catat apakah satu atau keduanya matanya terlibat
Rasional
: kebutuhan individu dan pilihan intervensi
bervariasi sebab kehilangan penglihatan terjadi lambat dan progresif
Perhatikan
tentang suram atau penglihatan kabur dan iritasi mata
Rasional
: gangguan penglihatan/iritasi dapat
berakhir 1-2 jam setelah tetesan mata tetapi secara bertahap
Letakan
barang-barang yang di butuhkan dalam jangkauan pasien pada sisi yang tidak
dioperasi
Rasional
: memungkinkan pasien melihat objek lebih
mudah.
d. Kurang pengetahuan
b/d tidak mengenal sumber informasi, salah interpretasi informasi, kurang
mengingat, dan keterbatasan kognitif di tandai oleh:
Peryataan
salah konsepsi
Tak
akurat mengikuti instruksi
Kaji informasi
tentang kondisi individu,prognosis, dan tipe prosedor
Rasional : meningkatkan
pemahaman dan meningkatkan kerjasama dengan program pasca operasi
Anjurkan pasien
menhindari berkedip, mengangkat berat mengejan saat defekasi,membongkok, meniup
hidung, dan merokok
Rasional
: aktivitas yang menyebabkan mata lelah
dapat meningkatkan tekanan intra okolar sehingga mempengaruhi hasil bedah dan
mencetus perdarahan
Anjurkan pasien
memeriksa mata ke dokter
Rasional
: untuk mengetahui perkembangan hasil bedah
setelah di rawat di rumah
Dorong pemasukan
cairan adekuat, makan berserat dan asupan kalori yang baik
Rasional
: mempertahankan konsistensi feses untuk
menghindari mengejan dan pemulihan segera sel-sel tubuh yang sudah regenerasi
Indentifikasi
tanda/gejala yang memerlukan upaya evaluasi medis, nyeri tajam
tiba-tiba,kelopak mata bengkak,kemerahan, mata berair dan penglihatan menurun
Rasional
: intervensi dini dapat mencegah
terjadinya komplikasi serius
D. Evaluasi
a. Risiko
tinggi terhadap cedera b/d peningkatan tekanan intra okolar, perdarahan intra
okoler dan kehilangan vitreous
Pasien
menyatakan pemahaman faktor yang terlibat dalam kemungkinan cedera
Menunjukan
perubahan perilaku, pola hidup untuk menurunkan resiko dan untuk melindungi
diri dari cedera
Mengubah
lingkungan sesuai indikasi untuk meningkatkan keamanan
b. Risiko
tinggi terhadap infeksi b/d prosedu invasip
- Meningkatkan penyembuhan luka tepat waktu,bebas drainase purulen,
eritema dan demam
Mengidentifikasi
intervensi untuk mencegah/menurunkan risiko infeksi
c. Gangguan
sensorik-perseptual b/d gangguan penerimaan sensorik/status organ indra,dan
lingkungan secara terapeutik di batasi
Meningkatkan
ketajaman penglihatan dalam batas situasi individu
Pasien
mengenal sensori dan berkompensasi terhadap perubahan
Pasien
dapat mengidentipikasi/memperbaiki potensial bahaya dalam lingkungan
d. Kurang
pengetahuan b/d tidak mengenal sumber informasi, salah interpretasi informasi,
kurang mengingat, dan keterbatasan kognitif
Klien
menyatakan pemahaman kondisi/proses penyakit dan pengobatan
Melakukan
dengan prosedor dengan benar dan menjelaskan alasan tindakan
BAB III KESIMPULAN
Katarak adalah perubahan lensa yang sebelumnya
jernihdan tembus cahaya menjadi keruh. Katarak menyebabkan penderita tidak bisa
melihat dengan jelas karena dengan lensa yang keruh cahaya sulit mencapai
retina dan akan menjadikan bayangan yang kabur pada retina. Katarak ada
beberapa jenis menurut etiologinya yaitu katatarak senile kongntinal,
traumatic, toksik, asosiasi, dan komplikasi.
Katarak hanya dapat di atasi dengan prosedur
oprasi. Akan tetapi jika gejala katarak tidak mengganggu tindakan oprasi tidak di
perlukan. Kadangkala cukup dengan mengganti kacamata. Karena keruhan
(opasitas)lensa sering terjadi akibat bertambahnya usia sehingga tidak di
ketahui pencegahan yang efektif untuk katarak yang paling sering terjadi.
DAFTAR
PUSTAKA
Allen, Carol
Vestal.1999. Memahami Proses Keperawatan Dengan Pendekatan Latihan.EGC.
Jakarta
Carpenito, l Juall. 1999. Buku Saku Diagnosa Keperawatan.
EGC.Jakarta
Carpenito, l Juall. 1999. Tehnik
Dokumentasi dan Diagnosa Keperawatan. EGC. Jakarta
Maliakang H.H. B, dkk. 2002. Ilmu Penyakit Mata.PP-PERDAMI.
Jakarta
Marly Et. Al.Doegoes.
1999. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Perencanaan dan
Pendokomentasian Keperawatan. EGC. Jakarta
Hidayat A.Aziz Alimul.2005. Buku Saku Kebutuhan
Dasar Manusia. EGC. Jakarta
Hidayat A.Aziz
Alimul.2005. Pengatar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep Dan
Proses Keperawatan.EGC. Jakarta
Ilyas Sidrata. 2002. Ilmu Penyakit Mata. FKUI. Jakarta
Vera H. Dearling dan
Margaret R. Thorpe.1996. Perawatan Mata.Yayasan Essential Medika.
Yogyakarta
Belum ada Komentar untuk "makalah tentang katarak (ASKEP Penyakit Katarak)"
Posting Komentar