PATIENT SAFETY (bahasan. mikroorganisme)
Senin, 22 Februari 2016
Tulis Komentar
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang Penulisan
Kesehatan merupakan suatu hal yang patut kita syukuri, karena kesehatan
merupakan nikmat terbesar yang dapat kita rasakan, jika tubuh sakit maka
melakukan kegiatan sehari-hari pun tidak akan terasa nyaman. Karena itulah
kesehatan harus benar-benar kita jaga. Suatu penyakit bisa disebabkan oleh
banyak hal. Salah satunya yakni disebabkan oleh mikroorganisme yang masuk ke
dalam tubuh dankekebalan tubuh kita yang mungkin sedang menurun.
Kesehatan yang baik tergantung pada
lingkungan yang aman,sehat dan terjaga dari berbagauntuki firus dan bakteri
penyebab penyakit. mencegah Klien dalam lingkungan keperawatan beresiko terkena
infeksi karena daya tahan yang menurun terhadap mikroorganisme infeksius,
meningkatnya pajanan terhadap jumlah dan jenis penyakit yang disebabkan oleh
mikroorganisme dan prosedur invasif dalam fasilitas perawatan akut atau
ambulatory, klien dapat terpajan pada mikroorganisme baru atau berbeda,yang
beberapa dari mikroorganisme tersebut dapat saja resisten terhadap banyak
antibiotik. Dengan cara mempraktikan teknik pencegahan dan penembalian infeksi
perawat dapat menghindarkan penyebaran mikroorganisme terhadap klien.
Berpengaruhnya
kehadiran mikroorganisme yang berdampak pada kesehatan membuat perawat sebagai
tenaga kesehatan, harus mampu memberikan penjelasan mengenai hal-hal yang
berhubungan dengan perkembangan mikroorganisme tentang bagaimana perkembangbiakkannya,
cara penularannya dan jenis organisme penyakit yang ditimbulkannya. Oleh karena
itu, kami membuat makalah yang berjudul Siklus
Mikroorganisme.
B.
Tujuan Penulisan
Tujuan
dari penulisan makalah ini dibagi menjadi 2 tujuan, yaitu :
a. Tujuan
Umum :
1. Untuk
mengetahui dan memahami siklus hidup
mikroorganisme.
b. Tujuan
Khusus :
1. Mengetahui
dan memahami perkembangbiakkan
mikroorganisme.
2. Mengetahui
dan memahami cara penularan mikroorganisme.
3. Mengetahui
dan memahami jenis
organisme penyakit.
C.
Sistematika Makalah
Sistematika dalam penulisan makalah ini terdiri dari 3 bab utama yang terdiri dari
bab pertama yaitu pendahuluan, bab kedua yaitu tinjauan teoritis dan bab ketiga
atau bab terakhir yaitu penutup.
Bab pertama yaitu pendahuluan, terdiri dari latar
belakang. Latar belakang membahas tentang
alasan mengapa kami membuat makalah yang berjudul “Hidup Mikroorganisme”.Kemudian
yang kedua yaitu tujuan penulisan, tujuan penulisan membahas mengenai untuk apa
penulis membuat makalah ini. Tujuan penulisan tediri dari tujuan umum dan
tujuan khusus. Bab kedua yaitu tinjauan teoritis, tinjauan teoritis membahas
mengenai perkembangbiakkan mikroorganisme, cara penularan mikroorganisme dan jenis
organisme penyakit.
Bab ketiga yaitu penutup. Penutup berisi tentang
kesimpulan akhir dari pembahasan yang sudah dibuat.
BAB
II
SIKLUS HIDUP
MIKROORGANISME
A.
Pengertian Mikroorganisme
Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme yang berukuran sangat kecil
sehingga untuk mengamatinya diperlukan alat bantuan. Mikroorganisme disebut
juga organisme mikroskopik. Mikroorganisme sering kali bersel tunggal
(uniseluler) maupun bersel banyak (multiseluler). Namun, beberapa protista
bersel tunggal masih terlihat oleh mata telanjang dan ada beberapa spesies
multisel tidak terlihat mata telanjang. Virus juga termasuk ke dalam
mikroorganisme meskipun tidak bersifat seluler.
B.
Perkembangbiakan Mikroorganisme
1.
Perkembangbiakan
Aseksual
Perkembangbiakan mikroorganisme dapat terjadi secara
seksual dan aseksual yang paling banyak terjadi
adalah perkembangbiakan aseksual
atau vegetatif. Reproduksi aseksual
tidak melibatkan pertukaran bahan genetik sehingga tidak terjadi variasi
genetik, suatu kerugian karena organisme tersebut menjadi terbatas kemampuannya
dalam berespon dan beradaptasi terhadap tekanan lingkungan. Macam-macam
perkembangbiakan aseksual adalah sebagai berikut :
a.
Pembelahan biner
(binary fission), yakni satu sel induk membelah menjadi dua sel anak. Kemudian
masing-masing sel anak membentuk dua sel anak lagi dan seterusnya. Pembelahan
biner yang terjadi pada bakteri adalah pembelahan biner suatu proses aseksual sederhana berupa pembelahan suatu
sel bakteri menjadi dua sel anak yang secara genetis identik.
Kecepatan pembelahan biner bergantung pada spesies yang bersangkutan dan keadaan
lingkungan. Dalam kondisi ideal (Mis. Bangsal rumah sakit yang hangat dan
lembab), basil negatif-gram tipikal misalnya E.coli akan membelah diri setiap 20 menit. Kuman lain, misalnya M. tuberculosis, membelah
dengan sangat lambat. Hasil uji laboratorium untul E.coli tersedia dalam 24 jam, tapi diagnosis pasti tuberculosis mungkin belum selesai
setelah beberapa minggu. Namun pengobatan untuk tuberculosis dapat dimulai berdasarkan temuan klinis uji lain,
misalnya uji kulit, radiografi, dan adanya BTA di spesimen sputum.
b.
Pembelahan ganda (multiple
fission), yakni satu sel induk membelah menjadi lebih dari dua sel anak.
c.
Perkuncupan (budding),
yakni pembentukan kuncup dimana tiap kuncup akan membesar seperti induknya.
Kemudian tumbuh kuncup baru dan seterusnya, sehingga akhirnya akan membentuk semacam
mata rantai.
d.
Pembelahan tunas, yakni
kombinasi antara pertunasan dan pembelahan. Biasanya terjadi pada khamir,
misalnya Saccharomyces cerevisiae. Sel induk akan membentuk tunas. Jika
ukuran tunas hampir sama besar dengan inangnya inti sel induk membelah menjadi
dua dan terbentuk dinding penyekat. Sel anak lalu melepaskan diri dari induk
atau menempel pada induknya dan membentuk tunas baru. Pada khamir terdapat
berbagai bentuk pertunasan, yakni:
1)
Multilateral, tunas
muncul di sekitar ujung sel, misal pada sel yang berbentuk silinder dan oval
(Saccharomyces).
2)
Pertunasan di setiap
tempat pada permukaan sel yakni terjadi pada sel khamir berbentuk bulat,
misal Debaryomyces.
3)
Pertunasan polar,
dimana tunas muncul hanya pada salah satu atau kedua ujung sel yang memanjang,
misal sel berbentuk lemon seperti Hanseniaspora dan Kloeckre.
4)
Pertunasan triangular,
yakni pertunasan yang terjadi pada ketiga ujung sel yang memanjang
seperti Trigonopsis.
5)
Pseudomiselium apabila
tunas tidak lepas dari induknya.
e.
Pembentukan spora atau
sporulasi adalah perkembangbiakan dengan pembentukan spora. Spora ini terbagi
menjadi dua, yakni spora aseksual (reproduksi vegetatif) dan spora seksual
(reproduksi generatif).
2. Perkembangbiakan
Seksual
Perkembangbiakan secara seksual, umumnya terjadi
pada jamur dan mikro alga
serta secara terbatas terjadi pada bakteri dapat terjadi secara:
a.
Oogami, bila sel betina
berbentuk telur.
b.
Anisogami, bila sel
betina lebih besar daripada sel jantan.
c.
Isogami, bila sel
jantan dan betina mempunyai bentuk yang sama.
Reproduksi bakteri secara seksual atau
generatif yaitu dengan pertukaran materi genetik dengan bakteri lainnya.
Pertukaran materi genetik disebut rekombinasi genetik atau rekombinasi DNA.
Rekombinasi genetik dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu:
a. Konjugasi
adalah pemindahan materi genetik berupa plasmid secara langsung melalui kontak
sel dengan membentuk struktur seperti jembatan diantara dua sel bakteri yang
berdekatan. Umumnya terjadi pada bakteri gram negatif.
b.Transduksi adalah
pemindahan materi genetik satu sel bakteri ke sel bakteri lainnnya dengan
perantaraan organisme yang lain yaitu bakteriofage (virus bakteri).
c. Transformasi adalah
pemindahan sedikit materi genetik, bahkan satu gen saja dari satu sel bakteri
ke sel bakteri yang lainnya.
3. Perkembangbiakan
Virus
Perkembangbiakan virus mempunyai arti
yang penting, agar mengetahui bagaimana virus masuk dan ke luar dari sel,
bagaimana virus bisa mematikan atau mentransformasi sel. Adapun tahap-tahap
replikasi virus adalah sebagai berikut:
1. Adsorpsi, merupakan
tahap penempelan (attachment) virus pada dinding sel inang. Virus menempelkan
sisi tempel atau reseptor site ke dinding sel bakteri.
2. Penetrasi
sel inang. Setelah reseptor site, bagian ini kemudian mengeluarkan
enzim untuk membuka dinding sel bakteri. Molekul asam nukleat (RNA dan DNA)
virus bergerak ke luar melalui pipa ekor dan masuk ke dalam sitoplasma sel
melalui dinding sel yang terbuka tersebut. Pada virus telanjang, proses penyusupan
ini terjadi dengan cara fagositosis virion (viropexis), sedangkan pada virus
berselubung dapat terjadi dengan cara fusi yang diikuti masuknya nukleokapsid
ke sitoplasma.
3. Eklipase. Asam
nukleat virus menggunakan asam nukleat bakteri untuk membentuk bagian-bagian
tubuh virus terbentuk, seperti protein, asam nukleat, dan kapsid. Bahan yang
digunakan berasal dari protein, enzim, dan asam nukleatsel bakteri.
4. Pembentukan
virus (bakteriofage) baru. Setelah bagian-bagian tubuh virus terbentuk,
maka pada fase ini bagian-bagian itu akan digabungkan untuk menjadi virus yang
baru. Dari 1 sel bakteri akan dihasilkan 100-300 virus baru.
5. Pemecahan
sel inang. Akhir dari siklus adalah pecahnya sel bakteri. Di dalam sel
bakteri terbentuk enzim lisoenzim yang mampu melarutkan ikatan kimia
dinding sel bakteri. Setelah dinding sel pecah maka keluarlah virus-virus baru
itu dan selanjutnya mencari sel bakteri lainnya.
C.
Cara Penularan Mikroorganisme
1.
Bakteri
Pada banyak kasus bakteri keluar dari tubuh melalui rute
masuk, tetapi terdapat pengecualian. Bakteri penyebab gastroenteritis
memperoleh akses melalui mulut dan keluar dari tinja sehingga dikatakan
menyebar melalui rute fekal-oral. Mikroorganisme disebarkan dari satu individu
ke individu berikutnya melalui kontak langsung dan tidak langsung. Penyebaran
juga dapat terjadi melalui udara, makanan, air yang tercemar, dan melalui
serangga
a.
Kontak
Kontak adalah rute utama penyebaran kuman di rumah sakit
dan juga mungkin di masyarakat. Di rumah sakit, bakteri disebarkan terutama
melalui tangan staf karena mereka sering menangani pasien dan peralatan,
sehingga terjadi peningkatan kemungkinan infeksi-silang. Hubungan antara
mencuci tangan dan penurunan angka infeksi pertama kali dibuktikan oleh Ignaz
Semmelweiss dalam serangkaian studi epidemiologi pada tahun 1940-an (Newson,
1993).
Di masyarakat, terdapat bukti bahwa banyak patogen yang
dahulu diperkirakan menyebar melalui percikan ludah ternyata menyebar melalui
kontak (Worsley et al., 1994). Stimulasi laboratorium membuktikan bahwa
individu lebih besar kemungkinannya terjangkit infeksi saluran nafas setelah
berkontak dengan tangan dan benda (fomites) yang tercemar oleh virus daripada
setelah terpajan pada aerosol yang mengandung virus (Gwaltney et al., 1978).
Diperkirakan bahwa batuk dan bersin menyebabkan pengeluaran percikan ludah
terinfeksi yang mengendap ke berbagai permukaan, termasuk busana, di lingkungan
sekitar. Bakteri kemudian dipindahkan oleh tangan ke benda lain (Peralatan
makan minum, pegangan pintu, dsb), mencapai korban baru setelah tangan mereka
kemudian tercemar. Virus mencapai hidung dan konjungtiva saat wajah tersentuh
higiene tangan dapat mengurangi insiden infeksi saluran nafas atas. (Leclair et
al., 1987).
Demikian juga, rotavirus yang menyebabkan muntah dan diare,
walaupun keluar melalui percikan ludah, tampaknya disebarkan melalui kontak
tangan. Pada studi insiden eksperimen yang dilakukan di tempat penitipan anak,
dibuktikan bahwa terjadi penurunan angka infeksi saat mencuci tangan
diperkenalkan pada anak dan petugas yang merawatnya (Black et al., 1981). Perlu
diingat bahwa mencuci tangan adalah cara yang mudah dan hemat untuk infeksi
(Gould, 1997;May, 1998).
b.
Penyebaran melalui
udara
Penyebaran melalui udara terjadi hanya dalam jarak yang
pendek untuk patogen positif-gram dan untuk infeksi virus misalnya cacar air.
Kajian ekstensif terhadap literatur memastikan bahwa infeksi silang melalui
rute ini tidak lazim diluar lingkungan beresiko tinggi misalnya ruang operasi
dan unit luka bakar (ayliffe dan lowbury., 1982). Diruang operasi, skuama kulit
yang penuh dengan stafilococcus memperoleh akses ke jaringan yang terbuka,
sering dengan mendarat di duk dari udara. Kuman mungkin berasal dari pasien
atau petugas yang hadir. Rute melalui udara juga penting di unit luka bakar.
Kulit adalah pertahanan utama terhadap bakteri, dan apabila kulit tidak lagi
utuh maka pasien menjadi sangat rentan terhadap infeksi.
c.
Makanan dan air
yang tercemar
Makanan yang tercemar cepat berfungsi sebagai kendaraan
bagi bakteri. Infeksi seperti ini terjadi higiene yang buruk di rumah,
restoran, tempat penjualan capat saji, toko, dan pabrik (North, 1989; Hobbs dan
Roberts 1993). Pada sebagian besar kasus, pencemaran terjadi melalui tangan.
Salmonella yang mencemari jari tangan dan sumber makanan yang tercemar dapat
bertahan dari pencucian tangan. Dengan demikian penyebarah terjadi melalui rute
fekal-oral. Penyebaran melalui air terjadi di daerah dengan sanitasi yang
buruk. Kolera bersifat endemik di seluruh negara yang sedang berkembang termasuk
asia dan kejadian luar biasa di inggris. Thypoid juga ditularkan melalui air
yang tercemar. Penyakit Legionnaire (Disebabkan oleh Legionella pneumophila) menyebar melalui aerosol yang tercemar (Woo
et al., 1986); kejadian luar biasa penyakit ini pernah terjadi di inggris.
d.
Vektor serangga
Vektor serangga menyebarkan infeksi melalui penularan
mekanis dan biologis. Penularan mekanis terjadi apabila patogen di pindahkan
dari satu lokasi ke lokasi lain melalui permukaan serangga, sering dengan
kakinya. Lalat rumah berlaku sebagai vektor mekanis untuk Shigella. Di rumah sakit, lalat, semut pharaoh, dan artropoda lain
mungkin mengangkut bakteri patogenik di dalam lingkungan klines (Fotedar et
al., 1992).
Penularan biologis melibatkan interaksi kompleks antara
patogen dan vektor. Plasmodium, organisme penyebab malaria, berkembang biak di
dalam usus nyamuk dan meningkatkan jumlah protozoa yang tersedia untuk dosis
infeksi. Penularan terjadi saat serangga menggigit penjamu manusia.
e.
Resevoar infeksi
Resevoar infeksi terbentuk apabila kondisi yang
menguntungkan mendorong pertumbuhan dan reproduksi sejumlah besar bakteri.
Resevoar dapat terbentuk di kulit petugas atau pasien sehingga terjadi
infeksi-silang. Peran resevoar lingkungan terhadap infeksi silang bergantung pada
situasi. Suatu reservoar bakteri yang besar dalam suatu drain kecil
kemungkinannya berperan dalam infeksi nosokomial (infeksi yang diperoleh di
rumah sakit) karena hanya sedikit kesempatan terjadinya pemindahan ke individu
lain yang rentan tetapi apabila reservoar melibatkan benda-benda yang mungkin
berkontak dengan pasien atau petugas, maka resiko akan meningkat. Penelitian
epidemiologis telah berperan banyak dalam meningkatkan pemahaman kita tentang
resiko infeksi dan pengembangan petunjuk pengendalian infeksi untuk mengurangi
penyebaran penyakit. Penelitian tersebut memberikan sangat banyak bukti bahwa
apabila pasien mengalami infeksi atau terkolonisasi, maka organisme penyebab
berasal dari orang lain dan bukan dari tempat jauh di lingkungan.
Knight dan Kotschevar (2000 : 277 ) mikroorganisme
dibagi menjadi :
1. Bakteri
Bakteri biasanya menyebabkan penyakit
pada manusia. Dalam perkembangannya bakteri membutuhkan makanan, udara yang
lembab, dan pada temperatur yang tepat. Contoh : Eccerecia Coli, Staphylococcus
dan Diphtheria bacilus.
2. Virus
Organisme hidup yang paling kecil adalah
virus. Ada beberapa virus yang tidak bisa dilihat, walaupun sudah menggunakan
mikroskop. Biasanya virus ini menyebar lewat media air dan makanan. Sebagai
contoh, virus hepatitis. Sedangkan virus polio, menyebar lewat makanan atau
susu.
3. Parasit
Sebagai contoh Endamoeba histolytica
adalah parasit yang hidup di air, minyak, buah atau sayuran dan makanan yang
lain.
4. Jamur
Jamur di sini dimaksudkan adalah jamur
dengan kategori fungi. Biasanya jamur ini tidak menyebabkan penyakit, tetapi
menyebabkan kerusakan pada makanan. Sebagai contoh, jamur yang ditemukan pada
permukaan daging, bisa dibuang bagian daging tersebut tanpa harus membuang
semua daging.
5. Ragi
Sama dengan jamur, ragi juga tidak menyebabkan
penyakit, tetapi menyebabkan kerusakan pada makanan. Ragi biasanya bereaksi
jika ada karbondioksida. Ragi biasanya digunakan dalam pembuatan minuman
alcohol dan pembuatan roti.
D.
Jenis Organisme Penyakit
1. Virus
Virus adalah
parasit yang bukan merupakan mahluk hidup namun memiliki materi genetik berupa asam
nukleat (DNA/RNA)
yang membutuhkan keberadaan sel prokariot atau eukariot yang
hidup untuk melakukan replikasi atau
perbanyakan dari asam nukleat tersebut. Virus dapat menginfeksi binatang, manusia,
tanaman, fungi, bakteri, protozoa, serangga dan hampir semua jenis mahluk
hidup. Mikroorganisme pertama yakni virus, dimana virus
sendiri merupakan parasit yang berukuran mikroskopik yang dapat menginfeksi sel
organisme biologis. Virus disebut sebagai parasit karena virus tidak memiliki
kemampuan untuk bereproduksi sendiri sehingga menginvasi dan memanfaatkan
sel-sel makhluk hidup untuk melakukan reproduksi. Sampai dengan saat ini tidak
ada makhluk hidup yang mampu bertahan terhadap serangan virus, termasuk juga
manusia. Karena saat virus menyerang tubuh manusia, maka virus tersebut akan
menyusup ke beberapa sel tubuh untuk kemudian menguasainya serta memaksa sel
yang diinvasinya untuk memproduksi bagian-bagian yang dibutuhkannya untuk
melakukan reproduksi, yang akhirnya sel-sel tersebut dibasmi oleh virus
tersebut. Contoh virus yang menyerang bakteri
adalah bacteriophage yang menyerang Escherichia coli. Sementara pada manusia
contohnya adalah Human
Immunodeficiency Virus (HIV) yang menyebabkan
penyakiten Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS). Beberapa jenis penyakit lainnya yang diakibatkan oleh virus seperti influenza, HIV/AIDS, campak, herpes, rabies,
ebola, polio dan
lain sebagainya
2. Bakteri
Bakteri mampu menduplikasikan atau memperbanyak
dirinya sendiri dalam waktu kurang dari 20 detik. Untuk bakteri sendiri
ternyata dapat mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan dengan kadar yang
ringan maupun berat pada tubuh organisme induknya seperti manusia, hewan dan
tumbuhan. Apabila bakteri masuk ke dalam tubuh manusia maka bakteri akan
terus bertambah dan berpotensi untuk memproduksi zat kimia kuat yang dapat
menghancurkan sel-sel tertentu dalam jaringan tubuh dan tentunya membuat jatuh
sakit. Bakteri yang termasuk dalam
organisme prokariot selain
memiliki kegunaan, juga bisa menimbulkan kerugian karena merupakan patogen yang
umum pada mahluk hidup seperti manusia. Contohnya adalah
bakteri patogen oportunis Pseudomonas aeruginosa yang dapat menginfeksi
paru-paru sehingga dapat menimbulkan kematian. Selain P.
aeruginosa bakteri patogen lain yang populer adalah Staphylococcus aureus yang
adalah Mikroflora normal manusiapada
permukaan kulit, mulut, dan hidung, namun pada saat sistem imun
menurun, S. aureus akan
bersifat patogen dan dapat menimbulkan penyakit seperti penggumpalan darah.
3. Fungi
Fungi atau jamur
diklasifikasikan terpisah dar tumbuhan dan hewan. Lebih dari 300.000 spesies
diketahui tetapi seperti bakteri, sebagian besar adalah saprofit yang tidak
berbahaya. Sekitar 200 spesies menyebabkan penyakit pada manusia. Seperti
mikroorganisme lainnya, seperti jamur (misalnya Candida albicans) dapat menyebabkan infeksi oportunistik pada orang
yang mengalami gangguan kekebalan atau (immunocompromised). Semua jamur
bersifat eukariotik dan karena kemiripan anatar sel jamur dan mamalia, maka
tidak mudah untuk mengembangkan obat anti jamur. Obat-obat yang digunakan untuk
mengobati infeksi jamur sering sangat toksik, dan hanya sedikit yang tersedia
tanpa resep (White 1991). Sebagian jamur, misalnya ragi (yeast) mengambil
bentuk yang sederhana dan eksis sebagai sel tunggal, tetapi dapat terbentuk
struktur yang lebih kompleks dengan hifa filamentosa bercabang-cabang membentuk
jalinan luas yang disebut miselium. Bentuk ini dapat dilihat dengan mata
telanjang, karena diperlukan pemeriksaan mikroskopik untuk identifikasi, maka
diagnosis infeksi jamur (Mikosis) dibuat di laboratorium mikrobiologi. Terdapat
3 jenis mikosis :
a.
Mikosis superfisial
terjadi apabila infeksi terletak superfisial atau terbatas dikulit dan
apendiksnya (rambut dan kuku) misalnya kutu air atau selaput lendir, seperti
pada kasus sariawan vagina (Candida
albicans).
b.
Mikosis subkutis
(Misalnya misetoma) mengenai kulit, jaringan subkutis dan tulang. Terjadi
penyebaran yang lokal dan lambat.
c.
Mikosis sistemik
(Disebabkan misalnya oleh Cryptococcus) terbentuk
bila hipa menembus jaringan yang lebih dalam. Pada lingkungan dengan cuaca
sedang, mikosis sistemik jarang terjadi kecuali pada pasien dengan gangguan
kekebalan.
Mikosis
Manusia
Jamur
|
Mikosis
|
Candida albicans
|
Sariawan
|
Trichophyton interdigitale
|
Kutu air
|
Cryptococcus
neoformans
|
Meningitis (pasien
dengan gangguan kekebalan)
|
Microsporum audouini
|
Kurap
|
Aspergillus fumigatus
|
Infeksi
pernapasan (Pasien dengan gangguan kekebalan
|
4. Protozoa
Protozoa adalah hewan
mikroskopik unisel. Sebagian besar spesies tidak berbahaya bagi manusia tetapi
sebagian berlaku sebagai patogen manusia, terutama pada cuaca panas. Protozoa adalah
gup organisme bersel satu yang sangat bervariasi dengan lebih dari 50.000
jenis. Banyak yang berukuran kurang dari 1/200 mm tapi beberapa dapat
mencapai 3 mm seperti ''Spirostomun''.
Banyak yang hidup secara soliter (sendiri), ada yang secara
berkoloni. Pada manusia, protozoa merupakan salah satu patogen dan dapat
menyebabkan penyakit seperti malaria yang
disebabkan oleh Plasmodium falciparum.
Protozoa ini ditularkan dari manusia yang satu ke manusia yang lain dengan
perantaraan nyamuk betina dari genus anopheles. Terdapat
ratusan juta kasus dari penyakit malaria pertahun dengan tingkat kematian yang
tinggi pada negara-negara miskin.
Protozoa patogenik
Protozoa
|
Penyakit
|
Trichomonas vaginalis
|
Infeksi vagina
|
Plasmodium spp.
|
Malaria
|
Trypanosoma rhodesiense
|
Penyakit tidur
|
Leishmania donovani
|
Kala-azar
|
Entamoeba histolytica
|
Disentri amuba
|
Toxoplasma gondil
|
Infeksi laten,
kerusakan janin in utero
|
5.
Riketsia dan
klamidia
Organisme ini menjembatani celah antara virus dan
bakteri. Seperti virus, organisme ini berukuran kecil dan bergantung pada
pejamu untuk tumbuh dan berkembang biak, tetapi mereka rentan terhadap antibiotik.
Thypus yang disebabkan oleh Rickettsia
prowazeki, disebarkan melalui kutu rambut dan badan manusia. Chlamydia trachomtis, penyebab uretritis
nonspesifik
6.
Mikoplasma
Mikoplasma mirip dengan bakteri tetapi tidak memiliki
dinding sel. Tanpa struktur luar penunjang yang kaku, bentuk mikoplasma mudah
berubah selama pertumbuhan, sering menjadi berbentuk benang (filamentosa).
Mikoplasma paling signifikan sebagai patogen manusia adalah Mycoplasma pneumoniae
7.
Cacing
Banyak spesies cacing (helminth) menimbulkan infestasi pada manusia. Sebagian berukuran
besar dan bersifat multisel, sementara yang lain mikroskopik. Terdapat dua
kelompok utama cacing yaitu bulat dan gepeng. Cacing
gelang Ascaris lumbricoides diperkirakan menginfeksi 1.472 juta
manusia di seluruh dunia. Walau
jarang membahayakan nyawa, parasit ini
merupakan penyebab utama morbiditas pada
negara-negara berkembang. Infeksi berat dapat menyebabkan gangguan usus dan
gangguan pertumbuhan. Enterobius vermicularis atau cacing kremi. Cacing ini tidak ditularkan melalui
kucing, anjing, atau hewan peliharaan lain; manusia adalah satu-satunya pejamu.
Telur tertelan, menetas di usus halus, dan bermigrasi ke usus besar, tempat
cacing ini hidup. Dalam 2 minggu cacing menjadi dewasa, kawin dan bermigrasi ke
rektum, keluar pada malam hari untuk meletakkan telurnya di kulit perianus.
Telur melekat ke kulit melalui suatu cairan lengket, yang menimbulkan gatal
hebat. Apabila korban menggaruk, maka sejumlah besar telur akan pindah ke
tangan dan kuku. Telur ini kemudian dipindahkan kembali ke mulut sehingga
siklus infeksi kembali terulang.
Individu dari segala usia dapat terjangkit cacing kremi, tetapi anak paling
sering terkena. Namun, seluruh keluarga harus diobati karena telur mudah
dipindahkan ke handuk, sabun, dan taplak, dan dapat tertelan bersama makanan
apabila tersentuh oleh tangan yang tidak dicuci dengan baik. Telur dapat
bertahan hidup di lingkungan selama beberapa minggu. Cacing kremi tidak
membahayakan tetapi dapat mengganggu, menimbulkan rasa tidak nyaman,
iritabilitas, dan kesulitan tidur.
Cacing yang
penting secara medis
Cacing
|
Jenis
|
Enterobius vermicularis
|
Bulat (cacing kremi)
|
Ascaris lumbricoides
|
Cacing bulat
|
Toxocara canis
|
Cacing bulat anjing
|
Trichinella Spiralis
|
Cacing bulat babi
|
Necator spp.
|
Bulat (cacing tambang)
|
Taenia saginata
|
Cacing pita sapi
|
Taenia solium
|
Cacing pita babi
|
Schistosoma haematobium
|
Fluke
|
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Perkembangbiakkan
pada mikroorganisme terdiri dari dua cara, yakni aseksual yang meliputi pembelahan biner (binary
fission), pembelahan ganda
(multiple fission), perkuncupan
(budding), pembelahan
tunas dan pembentukkan spora, kemudian perkembangbiakkan
secara seksual yang terdiri atas Oogami, Anisogami,
Isogami, dan Rekombinasi
genetik dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu Konjugasi, Transduksi dan Transformasi.
Cara penularan mikroorganism terjadi melalui udara,
makanan, air yang tercemar, dan melalui vektor serangga, kontak, dan resevoar
infeksi.
Jenis organisme
penyakit antara lain virus, bakteri, fungi, protozoa, riketsia dan klamidia,
mikoplasma dan cacing.
DAFTAR PUSTAKA
Gould & Brooker. 2003. Mikrobiologi Terapan untuk Perawat. Jakarta : EGC
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Patogen (diakses 3
September 2015)
Buckle, et al, 1987,Ilmu pangan
Terjemahan Purnomo H. Adiono. UI Pres: Jakarta.
Dwijoseputro, 2005, Dasar-dasar
Mikrobiologi, Djambatan: Jakarta.
Fardiaz, 1992, Mikrobiologi Pangan,
Dirjen Pendidikan Tinggi IPB: Bogor.
Winarno, 2002, Kimia Pangan dan
Gizi, PT. Gramedia: Jakarta.
Belum ada Komentar untuk "PATIENT SAFETY (bahasan. mikroorganisme)"
Posting Komentar