Rabu, 04 Februari 2015

ETIKA BERPAKAIAN DALAM WAWANCARA.





Dalam dunia pekerjaan setiap orang pasti akan melihat tampilan dari orang tersebut maka tak salah bahwa ungkapan mengatakan “tampilanmu mencerminkan kepribandianmu” Ya, tidak bis dipungkiri bahwa seseorang yang berpenampilan rapi maka kesehariannya pun akan rapi dan apabila orang yang sembarangan dalam berpakaian maka akan dicap orang lain dengan sebutan yang kurang bahkan tidak mengenakan. Tidak berbeda dengan pekerjaan setiap perusahaan menginginkan karyawan yang bekerja di kantornya memiliki penampilan rapi sehingga dalam mencari pekerjaan dan melakukan wawancara kita harus memahami etika dalam berpakaian.
Sekalipun pakaian tidak akan menjamin Anda lolos atau tidak. Tetapi, mengetahui etika berpakaian akan memperbesar peluang Anda. Seperti dilansir Ikatan Tentor Indonesia Berikut beberapa etika dalam berpakaian ketiaka akan mengahadapi wawancara kerja.
1.      Kultur
Anda bukan saja harus mempertimbangkan kultur perusahaan dan industri yang akan Anda lamar. Tetapi, norma-norma yang ada didalam departemen atau divisi yang hendak Anda hadapi. Misalnya, departemen keuangan (Finance Departement) dalam sebuah koran akan lebih rapi dengan departemen redaksi (Editorial departement).
2.      Lokasi.
Lokasi perusahaan yang hendak Anda tuju juga sangat berpengaruh dengan etika berpakaian Anda. Jika perusahaan itu berada di kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Tentu akan berbeda jika berada dikota-kota kecil semisal Sumedang, Yogyakarta, Magelang, dan lain-lain. Pelajari lokasi tersebut dan lihatlah bagaimana budaya mereka. Sehingga Anda tidak memalukan dalam menghadapi orang-orang yang berada di lokasi tersebut.
3.      Pengalaman.
Pengalaman Anda dan tingkat pekerjaan yang Anda lamar juga akan memengaruhi model berpakaian yang ideal. Untuk pelamar kerja baru, tujuan utama berpakaian adalah memberi kesan sebagai orang yang mampu dan dewasa. Dan bagi pelamar kerja yang sudah berpengalaman, tujan berpakaian adalah mengaksentuasikan tingkat adaptasi (adaptabilitas) mereka terhadap kultur baru.
4.      Bagi Wanita.
Banyak wanita memakai setelan berkerah warna biru laut, berkilauan dan putih. Sementara, para perekrut umumnya sepakat bahwa pelamar hendaknya memakai setelan berjahit dengan warna netral (hitam, biru laut, atau abu-abu adalah warna terbaik). Diperusahaan yang lebih konservatif, seperti bank-bank investasi dan firma-firma konsultasi setelan berbaju memang pali tepat. Jika Anda menggunakan make-up, hendaknya jangan terlalu mencolok, gunakan hanya sewajarnya saja. Apabila Anda menggunakan perhiasan, usahakan jangan menggunakan perhiasan yang berkilauan dan menarik mata. Tidak menggunakan perhiasan sama sekali terkadang membantu Anda berpenampilan baik dalam menghadapi wawancara, meskipun hal ini tidak wajib.
5.      Bagi Pria.
Bagi pria, stelan warna gelap, warna netral, baju putih atau biru, dan dasi sutra berpola konservatif paling tepat untuk menghadri wawancara. Gunakanlah kaos kaki yang lentur dan bagus sehingga tidak mengganggu lutut atau pergelangan kaki Anda. Jangan menggunakan aksesori yang menunjukan kesan bahwa Anda sebagai pemuda jalanan atau mewarnai rambut Anda. Tentu, Anda tidak mau kan apabila harapan Anda untuk diterima kerja musnah sia-sia gara-gara hal seperti ini.
6.      Melanggar Aturan Baku.
Untuk mengetahui gaya berpakaian mereka, Anda bisa berjalan-jalan dekat gedung perusahaan yang Anda tuju beberapa hari sebelum menghadiri wawancara. Ini akan memberikan kesempatan pada Anda untuk berpakaian sesuai dengan kultur mereka. Agar tidak terjebak dalam situasi yang tidak diharapkan bahkan cenderung tidak enak, inilah beberapa panduan penting.
a.       Ingat selalu. Selalulah ingat bahwa Anda tidak perlu memberikan kesan yang terlalu berlebihan pada pewawancara. Jangan bersikap over akting yang menyebabkan pewawancara merasa enggan menemui Anda.
b.      Bersikaplah kreatif. Tergantung pada jenis jabatan yang Anda cari, perusahaan yang sedang Anda kejar, dan kepribadian yang ingin Anda tunjukan. Anda perlu menunjukan cara terbaik mengekspresikan diri Anda melalui pakaian Anda.
c.       Gunakanlah jaket dengan sedikit kancing. Ini akan memudahkan Anda ketika hendak membuka jaket Anda. Ketika Anda merasa gugup, seringkali Anda akan merasa kesulitan untuk membuka jaket yang mempunyai banyak kancing. Membuka jaket dengan mudah juga menunjukan Anda sedang rileks dan santai dalam kondisi apapun.
d.      Jadiliah diri Anda sendiri. Dalam wawancara, sebagai mana audisi, tujuannya adalah menetapkan langkah terbaik kedepan. Jika Anda merasa tidak nyaman dengan penampilan Anda dalam wawancara, mungkin udah waktunya memikirkan kembali apakah Anda sesuai dengan profil pekerjaan tersebut atau tidak. Memakai baju sewaan yang mahal justru malah membuat Anda tidak nyaman dan ketidaknyamanan ini akan mengganggu proses wawancara tersebut.
e.       Sentuhan akhir. Ketika Anda merasa ragu-ragu, lebih baik memakai pakaian resmi daripada Anda menggunakan pakaian kasual. Umummnya, Anda ingin menggunakan pakaian terbaik yang mampu Anda dapatkan. Jangan menggunakan parfum terlalu berlebihan tetapi jangan juga parfum Anda malah tertinggal dirumah. Jika keringat Anda terlalu menyengat, ini akan mengganggu proses wawancara. Usahakan tangan Anda bersih dan tidak berkeringan karena Anda akan berjabat tangan dengan pewawancara.
Itulah kiat-kiat penting dalam etika berpakaian dalam menghadapi wawancara. Semoga bermanfaat bagi netters semuanya yang memang sedang atau ingin menghadapi wawancara kerja dan semoga sukses..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar