Asuhan Keperawatan Kehilangan dan Berduka
Minggu, 11 Oktober 2015
Tulis Komentar
1) Pengkajian
Pengkajian
keperawatan pada klien yang mengalami kehilangan terdiri atas tiga komponen
utama:
(a)
Riwayat keperawatan
(b)
Pengkajian sumber koping pribadi
(c)
Pengkajian Fisik
Selama
pengkajian kesehatan rutin pada setiap klien,perawat mengajuakn pertanyaan
mengenai kehilangan dimasa lalu dan saat ini. Sifat kehilangan dan makna
kehilangan tersebut bagi klien harus dieksplorasi.
2)
Diagnosa Keperawatan
Diagnosis
keperawatan (Nanda, International, 2003) yang secara spesifik berhubungan
dengan berduka adalah sebagai berikut :
(a) Duka Cita Adaptaif : Respons dan
perilaku intelektual dan emosional yang dialami individu, keluarga, dan
komunitas selama proses memodifikasi konsep diri berdasarkan persepsi potensi
kehilangan.
(b) Duka Cita Maladaptif : Penggunaan
respons intelektual dan emosional yang lama dan tidak tidak berhasil yang
diupayakan oleh individu, keluarga, komunitas dalam melakukan proses
memodifikasi konsep diri berdasarkan persepsi kehilangan.
Diagnosis
keperawatan lain dapat meliputi:
(a) Gangguan Proses Keluarga, jika
kehilangan berdampak sedemikian rupa pada individu dan keluarga yang peran
efektif dan interaksinya dipengaruhi secara negatif.
(b) Gangguan Penyesuaian, jika klien
mengalami kesulitan besar dalam menempatkan kehilangan ke perspektif yang tepat
pada kegiatan hidupnya.
(c) Risiko Kesepian, yang berhubungan
dengan kehilangan hubungan dengan orang lain.
3)
Perencanaan
Tujuan
keseluruhan untuk klien yang berduka karena kehilangan fungsi tubuh atau bagian
tubuh adalah menyesuaikan diri dengan perubahan kemampuan dan mengarahkan
kembali energi fisik dan emosional untuk rehabilitasi. Tujuan klien yang
berduka karena kehilangan orang yang dicintai adalah mengingat orang tersebut
tanpa merasakan kepedihan yang mendalam dan mengarahkan kembali energi
emosional ke kehidupan diri serta menyesuaikan diri dengan kehilangan aktual
atau kehilangan yang akan terjadi.
4)
Implementasi
Keterampilan
yang paling relevan dengan situasi kehilangan dan berduka adalah menjadi
pendengar aktif, diam, memberi pertanyaan terbuka dan tertutup, menggunakan
kata-kata lain, mengklarifikasi dan merefleksikan perasaan, serta meringkas.
Selain menggunakan keterampilan komunikasi yang efektf, perawat
mengimplementasikan rencana untuk memberikan penyuluhan kepada klien dan
keluarga dan membantu klien melalui tahap-tahap berduka.
a) Memfasilitasi Tugas Berduka
(1) Eksplorasi dan hargai nilai etnik,
budaya, keagamaan dan nilai personal klien dan keluarga dalam mengekspresikan
nilai berduka.
(2) Ajarkan klien atau keluarga mengenai
apa yang mungkin terjadi dalam proses berduka, seperti bahwa pikiran dan
perasaan tertentu adalah normal (dapat diterima) dan bahwa emosi yang labil,
perasaan sedih, bersalah, marah, takut dan kesepian akan stabil atau berkurang
seiring dengan waktu. Mengetahui apa yang mungkin terjadidapat mengurangi
intensitas beberapa reaksi.
(3) Dorong klien untuk mengekspresikan
dan membagi rasa berduka denga orang pendukung. Membagi perasaan menguatkan
hubungan dan memfasilitasi proses beduka.
(4) Ajarkan anggota keluarga untuk
mendorong klien mengekspresikan rasa berduka, bukan mendorong klien untuk
melakukan atau menguatkan harapannya sendiri
mengenai reaksi yang tepat. Apabila klien seorang anak, dorong anggota
keluarga untuk percaya penuh dan membiarkan anak berpartisipasi dan aktivitas
berduka orang lain.
(5) Dorong klien untuk melakukan
aktivitas normal sesuai jadwal yang meningkatkan kesehatan fisik dan psikologi.
Beberapa klien mungkin berupaya kembali melakukan aktivitas normal terlalu cepat.
Namun sebaliknya, kelambatan yang berkepanjangan dapat mengindikasikan berduka
adaptif.
b) Memberikan Dukungan Emosional
(1) Gunakan teknik kehadiran yang tenang
dan personal bersamaan dengan teknis komunikasi terapeutik. Teknik ini
mengingatkan eksplorasi perasaan dan membuat klien mengetahui bahwa perawat
memahami perasan mereka.
(2) Pahami rasa berduka keluarga dan
orang dekat klien. Individu pendukung keluarga adalah bagian dari bagian beduka
klien.
(3) Berikan pilihan yang meningkatkan
otonomi klien. Klien perlu memiliki perasaan dapat sedikit mengontrol
kehidupannya sendiri pada suatu waktu saat klien tidak mungkin memilii banyak
kontrol.
(4) Berikan informasi yang tepat
mengenai bagaimana mengakses sumber komunitas: pemuka agama, kelompok pendukung
dan layanan konseling.
5)
Evaluasi
Mengevaluasi efektivitas asuhan
keperawatan pada klien berduka sangat sulit karena sifat jangka panjang dari
transisi kehidupan tersebeut. Kriteria evaluasi harus berdasarkan tujuan yang
ditetapkan oleh klien dan keluarga.
Tujuan klien dan hasil yang
diinginkan untuk klien berduka akan bergatung pada karakteristik kehilangan dan
karakteristik klien. Contoh pertanyaan yang memandu eksplorasi meliputi:
1. Apakah perilaku berduka klien
mengindikasikan berduka maladptif atau mengindikasikan diagnosis keperawatan
lain?
2. Apkah hasil yang diharapkan tidak
realistis untuk kerangka waktu tertentu?
3. Apakah klien memiliki strestor
tambahan yang sbelumnya tidak dipertimbangkan yang memengaruhi resolusi berduka
klien?
4. Apakah program keperawatan telah
diimplementasikan secara konsisten, penuh perhatian, dan secara tulus?
Belum ada Komentar untuk "Asuhan Keperawatan Kehilangan dan Berduka"
Posting Komentar