Translate

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN AKIBAT SEROSIS HEPATIS



1.      Serosis Hepatis.
Adalah penyakit kronis yang progresif yang ditandai dengan adanya infeksi yang menyebar pada hati dan terbentuknya jaringan fibrotik sehingga terjadi distorsi pada susunan hati yang normal dan timbul regenerasi pada sel-sel parenchyma hati berupa nodul-nodul baik mikronoduler maupun makronoduler. (Schiff, 1996).
2.      Type Serosis Hepatis.
a.       Serosis Leanec’s
Sirosis yang disebabkan oleh penggunaan alkoholim dan nutrisi yang tidak tepat. Efek alkohol terhadap hati yang pada proses selanjutnya menimbulkan inflamasi dan kerusakan sel-sel hati.
b.      Serosis Post Nekrotik.
Terjadi setelah sel-sel hati mengalami necrose semakin luas, yang kemudian menimbulkan regenerasi dan kerusakan lalu mengalami pengerasan pada lobulus hati sehingga apabila hatidi palpasi akan teraba. Sirosis ini biasanya terjadi oleh karena intoksikasi zat kimia, racun, obat-obatan seperti  posfor, kloroformotoksin jamur, virus hepatis akut.
c.       Serosis Bilier.
Terjadi karena obstruktif yang kronik pada saluran empedu terjadi statis cairan empedu sehingga percabangan akibatnya terjadi destruksi sel-sel hati yang lama kelamaan menimbulkan sirosis (pengerasan).
a.)    Sirosis bilier primer : disebabkan oleh karena cairan empedu dalam hati.
b.)    Sirosis bilier sekunder : disebabkan oleh obstruksi dalam hati.
d.      Serosis Cardiac (vaskuler cardiac).
Oleh karena gagal jantung kanan hal ini dari CHF menyebabkan anoksia sel hati.
3.      Tanda dan Gejala.
a.       Malaise.
b.      Gejala gastro intenstinal : anoreksia, nausea, vomitus, dan gangguan fungsi usus.
c.       Mal nutrisi : penurunan berat badan, kelemahan otot.
d.      Retensi cairan : oedem, asites, distensi abdomen, hirothoraks.
e.       Iceteric, pruritus, feses pucatheapatomegali, urin pekat, spienomegali.
f.       Spider naevi, rambut rapuh, eritema palmaris, ginekomastik.
g.      Hipertensi portal : oedem ekstremitas interior, varises oesofagus, haemoroid.
h.      Pendarahan gastrointestinal, varises oesofagus, ulkus peptikum, melena dan hematemasis.
4.      Komplikasi.
a.       Enchephalopati hepatic menimbulkan peningkatan amoniac dalam darah.
b.      Ascites menimbulkan ekstravasasi cairan dari intra vaskuler terjadi ekstravaskuler sehingga rongga paritoneal sebagai akibat dari hipertensi portal, peningkatan reabsorbsi Na dan penurunan serum albumin.
c.       Perdarahan saluran cerna (haematemesis dan melena).
d.      Hipertensi portal terjadi akibat gagalnya sirkulasi vena portal menimbulkan spinomegali, udem ekstremitas bawah, varises esofagus, hemoroid, haematemesis.
e.       Koma hepatikum yaitu suatu enchelophati metabolik otak oleh karena kegagalan hati. Faktor dari pencetus koma hepatikum adalah :
a.)    Amonia instestinal (perdarahan GIT).
b.)    Asupan protelon tinggi.
c.)    Hipokalemia oleh karena diuretik thiazide.
d.)   Alkalosis (hiperventilasi dan hipokalemia).
e.)    Hiperbilirubinemia.
5.      Penatalaksanaan.
a.       Diet rendah protein, lemak, Na, dan tinggi karbohidrat.
b.      Bila ascites berikan diuretic dan abdominal parasintesis.
c.       Bila terjadi haematemesisi melena lakukan lavase lambung, transfusi darah dan pemasangan infus.
d.      Bila enchephlapati kronik lakukan transplantasi hati.
e.       Istirahat.
f.       Hindari alkohol.
g.      Antihistamin.
h.      Operasi untuk mengalirkan darah di hati(pada hipertensi portal).
i.        Obat-obatan yang sering digunakan adalah diuretik.
6.      Asuhan Keperawatan.
A.    Pengkajian.
a.       Biodata.
b.      Keluhan utama :
c.       Riwayat kesehatan sekarang (PQRST).
d.      Tanyakan kepada pasien ada faktor resiko : alkoholisme, virus hepatis, obstruksi kronik, biasanya pada saluran empedu.
B.     Pemeriksaan Fisik.
a.       Pada awal :
b.      Gangguan GIT : mual, muntah, anoreksia, dyspepsia, vomitus, perubahan kebiasaan BAB yang disebabkan gangguan metabolisme nutrisi.
c.       Nyeri pada kuadran kanan abdomen diakibatkan pembesaran hati.
d.      Palpasi terjadi pembesaran hati.
C.    Lebih Lanjut :
a.       Ascites dimanisfestasikan penambahan berat badan, distensi abdomen disertai dehisrasi (kulit dan membran mukosa kering, pengecilan otot, lemah).
b.      Perdarahan ginggivial, perdarahan menstruasi yang lama.
c.       Jaundice keruskaan metabolisme bilirubin.
D.    Pemeriksaan Diagnostik
a.       Fungsi hati abdominal.
b.      Peningkatan serum bilirubin sehingga menyebabkan kerusakan metabolisme bilirubin.
c.       Peningkatan ammonia darah dan penurunan serum dibumin menyebabkan kegagalan metabolisme protein.
d.      Peningkatan serum alkaline phosfat menyebabkan kerusakan jaringan hati.
e.       Memperpanjang waktu protombin menjadikan kegagalan sintesis protrombin dan faktor pembeku.
f.       Biopsi hati dapat didiagnosa bila serum dan radiologi tidak meyakinkan.
g.      Ultrasosnografi, CT scan, datau MRI digunakan untuk melihat ukuran hati, derajat obstruksi, aliran darah di hati.
h.      Serum elektrolit menunjukan : hipocalemi, alkalosis, hiponatremi diakibatkan peningkatan sekresi aldosteron.
i.        Penurunan HB dan HT.
j.        Penurunan urine output.
k.      Bilirubinuria.
l.        Hipertensi portal karena perdarahan GIT akibat varises osefagus.
m.    Sindroma hepatorenal. Dimanisfestasikan oleh gagal ginjal yang progresif (peningkatan BUN, peningkatan serum creatinin, penuruna urine output).
n.      Enchepalopati hepatik dimanisfestasikan oleh gangguan neuropsikiatrik seperti apatis hipereflexia, gangguan tidur confusion, mengantuk, disorientasi, coma dan kematian.
o.      Ketidakseimbangan endoktrin.
a.)    Hipogonanadism : atropi mamae, penurunan libido, gangguan siklus menstruasi, gynecomastoid pada laki-laki atropi testis sampai impoten.
b.)    Spider angioma.
c.)    Aritema pada telapak tangan.
p.      Fatique akibat animea terhadap gangguan metabolisme nutrisi.
q.      Edema perifer retensi sodium dan penurunan albumin.
r.        Perdarahan gangguan pada faktor pembeku dan trombositopeni dimanisfestasikan : epistaksis, mudah memar.
E.     Masalah.
a.       Gangguan rasa nyaman nyeri.
b.      Aktifitas intoleran.
c.       Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi.
d.      Potensial gangguan integritas kulit.
e.       Gangguan keseimbangan volume cairan.
f.       Gangguan aman : cemas.
g.      Dan lain-lain.
XXX damn saya hanya seorang individu yang sedang memahami arti dari sebuah kehidupan, belajar akan manis dan pahitnya dunia dan merasakan arti dari sebuah keluarga dan sahabat tentunya seorang kekasih yang kelak akan jadi ibu dari anak-anak saya.

Belum ada Komentar untuk "ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN AKIBAT SEROSIS HEPATIS"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel