Kamis, 26 November 2015

CONTOH LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM PERNAFASAN



1.     Alat Bahan
·  Stetoskop
·  Stopwatch
·  Alat ukur(Mit Line)
·  Alat tulis
·  Pasien

2.     Prosedur
·  Siapkan alat dan bahan
·  Posisi pasien berdiri
·  Bagian tubuh yang diperiksa harus terbuka
·  Lihatlah bentuk dada pasien apakah normal atau abnormal
·  Kemudian ukur lebar tranversal, pada saat keadaan nafas normal,nafas inspirasi dan nafas ekspirasi menggunakan mit line
·  Lalu ukur diameter anterior posterior, pada saat keadaan nafas normal, inspirasi dan ekspirasi menggunakan mit line
·  Lalu ukur tebal diameter anterior posterior, pada saat keadaan nafas normal, inspirasi dan ekspirasi menggunakan mit line
·  Catat hasil pengukuran tersebut
·  Lalu hitung frekuensi nafas dalam 1(satu) menit
·  Hitung waktu pada saat tahan nafas
·  Gunakan stetoskop untuk mengetahui bunyi nafas dari trakea, bronkus, dan paru-paru bunyinya halus atau kasar
·  Catat hasilnya

3.     Hasil Pengamatan


Pasien

Bentuk Dada


Lebar
Transversal

Diamater
Anterio posterior

Tebal anterio posterior
Frekuensi Nafas
(I MENIT)


Waktu Tahan Nafas
               Suara Nafas

Trakea

Bronkus

Paru-Paru


M.Reyhan



Datar
1.   Normal :       40
2.     Inspirasi :     44
3.    Ekspirasi :    43
38
41
39
11
12
13



27X




25
detik



Halus



Halus



Kasar


Entis Sutisna




Datar
1.       Normal :     16
2.       Inspirasi :   16
3.       Ekspirasi :   14
13
15
13
8
9
10



28X



28
detik



Halus



Kasar



Kasar



Zaenal





Datar
1.         Normal :    36
2.         Inspirasi :  38
3.         Ekspirasi : 37
37
44
39
17
18
19



28X



40
detik



Halus



Halus



Kasar


Erika


Datar
1.         Normal :    58   
2.         Inspirasi :  40
3.         Ekspirasi:  38
36
39
36
15
16
15



29X



30 detik


Halus


Halus


Halus


Annisa F






Datar
1.         Normal :   17
2.         Inspirasi :  18
3.         Ekspirasi : 16
15
16
15
8
9
8


28X


29
detik


Halus


Halus


Halus

4.     Dasar Teori

Sistem Pernafasan atau respirasi adalah sistem pada manusia yang berfungsi untuk mengambil oksigen dari luar dan menghasilkan karbondiokasida melalui paru-paru. Pernapasan adalah suatu proses yang terjadi secara otomatis walau dalam keadaan tertidur sekalipun karena sistem pernapasan yang dipengaruhi oleh susunan saraf otonom.
Menurut tempat terjadinya pertukaran gas pernapasan dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu pernapasan luar dan pernapasan dalam.Pernapasan luar adalah pertukaran udara yang terjadi antar udara dalam alveolus dengan darah kapiler, sedamgkan pernapasan dalam adalah pernapasan yang terjadi antara darah dalam kapiler dengan sel-sel tubuh.
Masuk keluarnya udadara dalam paru-paru dipengaruhi oleh perbedaan tekanan udara dalam rongga dada dengan tekanan udara diluar tubuh. Jika tekanan di luar rongga dada lebih besar maka udara akan masuk. Sebaliknya apabila tekanan dalam rongga dada lebih besar maka udara akan keluar
Sehubungan dengan organ yang terlibat dalam pemasukkan udara(inspirasi) dan pengeluaran udara(ekspirasi) maka mekanisme pernapasan dibedakan atas 2 macam, yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut.
a.       Pernapasan dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antartulang rusuk. Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut:
-Fase Inspirasi: Berkontraksinya oto antartulang rusuk sehinggarongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan diluar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.
-Fase Ekspirasi: Fase relaksasi/kembalinya otot antartulang rusuk ke posisi semula yang diikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil akibatnya tekanan didalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbondioksida keluar.
 b.  Pernapasan Perut merupakan pernapasan yang mekanismenya melibatkan aktifitas otot-otot diafragma yang membatasi rongga perut dan rongga dada.
       - Fase Inspirasi: Otot diafragma berkontraksi sehingga diafragma mendatar, akibatnya rongga dada membesar dan tekanan menjadi kecil sehingga udara luar masuk.
       - Fase Ekspirasi: Fase berelaksasinya otot diafragma(kembali ke posisi semula,mengembang) sehingga rongga dada mengecil dan tekanan menjadi lebih besar, akibatnta udara keluar dari paru-paru.
Frekuensi pernapasan dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut :
1. Umur
Seiring pertambahan umur, kapasitas paru-paru akan menurun. Kapasitas paru orang berumur 30 tahun ke atas rata-rata 3.000 ml sampai 3.500 ml, dan pada mereka yang berusia 50-an tentu kurang dari 3.000 ml. Kapasitas paru-paru yang sehat pada laki-laki dewasa bisa mencapai 4.500 ml sampai 5.000 ml atau 4,5 sampai 5 liter udara. Sementara itu, pada perempuan, kemampuannya sekitar 3 hingga 4 liter
2. Jenis Kelamin
Frekuensi pernapasan wanita pada umumnya lebih banyak daripada laki-laki. Hal ini disebabkan wanita pada umumnya memiliki volume paru-paru lebih kecil dari lakilaki sehingga frekuensi bernapasnya lebih banyak.

3. Suhu Tubuh
Semakin tinggi suhu tubuh, semakin cepat frekuensi pernapasannya. Hal ini berhubungan erat dengan peningkatan proses metabolisme tubuh.
4. Posisi Tubuh
Posisi tubuh sangat berpengaruh terhadap frekuensi pernapasan. Pada tubuh yang berdiri,otot-otot kaki akan berkontraksi sehingga diperlukan tenaga untuk menjaga tubuh tetap tegak berdiri. Untuk itu diperlukan banyak O2 dan diproduksi banyak CO2. Pada posisi tubuh berdiri, frekuensi pernapasannya meningkat. Pada posisi duduk atau tiduran, beban berat tubuh disangga oleh sebagian besar bagian tubuh sehingga terjadi penyebaran beban. Hal ini mengakibatkan jumlah energi yang diperlukan untuk menyangga tubuh tidak terlalu besar sehingga frekuensi pernapasannya juga rendah.
5. Kegiatan Tubuh
Orang yang banyak melakukan kegiatan memerlukan lebih banyak energi dibandingkan
dengan orang yang tidak melakukan kegiatan (santai/tidur). Tubuh memerlukan lebih banyak
oksigen untuk oksidasi biologi dan lebih banyak memproduksi zat sisa. Tubuh perlu meningkatkan frekuensi pernapasan agar dapat menyediakan oksigen yang lebih banyak.
Gerakan pernapasan diatur oleh pusat pernapasan yang ada di otak dan disebut medula oblongata. Kita menahan napas sementara waktu, tetapi bila kadar karbon dioksida dalam darah naik akan timbul rangsangan untuk menghirup udara pernapasan dalam-dalam. Ketika darah melalui alveolus, kandungan karbon dioksidanya sama dengan di alveolus. Darah kemudian mencapai medula oblongata yang mengandung selsel yang sangat peka terhadap konsentrasi karbon dioksida dalam darah. Jika kandungan karbon dioksida ini naik di atas normal,
medula oblongata menanggapinya dengan meningkatkan banyaknya impuls saraf dan laju
impuls saraf yang mengontrol aksi otot-otot pernapasan (otot diafragma dan otot interkosta). Akibatnya ialah peningkatan pertukaran udara dalam paru-paru yang mengembalikan konsentrasi karbon dioksida dalam alveolus dengan cepat dan kemudian mengembalikan konsentrasi karbon dioksida darah ke konsentrasi normal.

MACAM-MACAM SUARA NAFAS SUARA NAFAS NORMAL
Suara nafas normal dihasilkan dari getaran udara ketika melalui jalan nafas dari laring ke alveoli, dengan sifat bersih.
• Suara nafas normal :
a) Bronchial : sering juga disebut dengan “Tubular sound” karena suara ini dihasilkan oleh udara yang melalui suatu tube (pipa), suaranya terdengar keras, nyaring, dengan hembusan yang lembut. Fase ekspirasinya lebih panjang daripada inspirasi, dan tidak ada henti diantara kedua fase tersebut. Normal terdengar di atas trachea atau daerah
suprasternal notch.
b) Bronchovesikular : merupakan gabungan dari suara nafas bronchial dan vesikular.Suaranya terdengar nyaring dan dengan intensitas yang sedang. Inspirasi sama panjang dengan ekspirasi. Suara ini terdengar di daerah thoraks dimana bronchi tertutup oleh dinding dada.
c) Vesikular : terdengar lembut, halus, seperti angin sepoi-sepoi. Inspirasi lebih panjang dari ekspirasi, ekspirasi terdengar seperti tiupan.




SUARA NAFAS TAMBAHAN/ABNORMAL
1. Crackles Adalah bunyi yang berlainan, non kontinu akibat penundaan pembukaan kembali jalan napas yang menutup. Terdengar selama:inspirasi.Fine crackles / krekels halus.Terdengar selama : akhir inspirasi. Karakter suara : meletup, terpatah-patah.
Penyebab : udara melewati daerah yang lembab di alveoli atau bronchioles / penutupan jalan napas kecil. Suara seperti rambut yang digesekkan.
Krekels kasar.Terdengar selama : ekspirasi. Karakter suara : parau, basah, lemah, kasar, suara gesekan terpotong.
Penyebab : terdapatnya cairan atau sekresi pada jalan nafas yang besar. Mungkin akan berubah ketika klien batuk.
2. Wheezing (mengi) adalah bunyi seperti bersiul, kontinu, yang durasinya lebih lama dari krekels. Terdengar selama : inspirasi dan ekspirasi, secara klinis lebih jelas pada saat ekspirasi. Penyebab : akibat udara melewati jalan napas yang menyempit/tersumbat sebagian. Dapat dihilangkan dengan batuk.Dengan karakter suara nyaring, suara terus menerus yang berhubungan dengan aliran udara melalui jalan nafas yang menyempit (seperti pada asma dan bronchitis kronik). Wheezing dapat terjadi oleh karena perubahan temperature, allergen, latihan jasmani, dan bahan iritan terhadap bronkus.
3. Ronchi adalah bunyi gaduh yang dalam. Terdengar selama : ekspirasi. Penyebab : gerakan udara melewati jalan napas yang menyempit akibat obstruksi napas. Obstruksi : sumbatan akibat sekresi, odema, atau tumor. Contoh : suara ngorok. Ronchi kering : suatu bunyi tambahan yang terdengar kontinyu terutama waktu ekspirasi disertai adanya mucus/secret pada bronkus. Ada yang high pitch (menciut) misalnya pada asma dan low pitch oleh karena secret yang meningkat pada bronkus yang besar yang dapat juga terdengar waktu inspirasi.
Ronchi basah (krepitasi) : bunyi tambahan yang terdengar tidak kontinyu pada waktu inspirasi seperti bunyi ranting kering yang terbakar, disebabkan oleh secret di dalam alveoli atau bronkiolus. Ronki basah dapat halus, sedang, dan kasar. Ronki halus dan sedangdapat disebabkan cairan di alveoli misalnya pada pneumonia dan edema paru, sedangkan ronki kasar misalnya pada bronkiekstatis.
4.                   Pleural friction rub adalah suara tambahan yang timbul akibat terjadinya peradangan pada pleura sehingga permukaan pleura menjadi kasar. Karakter suara : kasar, berciut, disertai keluhan nyeri pleura. Terdengar selama : akhir inspirasi dan permulaan ekspirasi. Tidak dapat dihilangkan dengan dibatukkan.Terdengar sangat baik pada permukaan anterior lateral bawah toraks. Terdengar seperti bunyi gesekan jari tangan dengan kuat di dekat telinga, jelas terdengar pada akhir inspirasi dan permulaan ekspirasi, dan biasanya disertai juga dengan keluhan nyeri pleura. Bunyi ini dapat menghilang ketika nafas ditahan. Sering didapatkan pada pneumonia, infark paru, dan tuberculosis.

MACAM-MACAM BENTUK DADA
Ada empat macam bentuk dada di mana keempat bentuk ke empat bentuk dada ini berhubungan dengan gangguan pernapasan. Adapun keempat bentuk dada ini yaitu:
1 . Barrel Chest (Dada Barel) : Bentuk dada yang menyerupai barel, hal itu terjadi karena hasil hiperinflasi paru. Hiperinflasi ialah terjebaknya udara akibat saluran pernapasan yang sempit/ menyempit. Pada keadaan ini terjadi peningkatan diameter anteroposterior. Penyakit yang bermanifestasikan barrel chest ini misalnya asma berat dan PPOK (jenis emfisema). Umumnya di
temukan di pria

2. Funnel Chest (Dada Corong) : Bentuk dada ini terjadi ketika adanya gangguan (defek) perkembangan tulang paru yang menyebabkan depresi ujung bawah sternum (tulang tengah di dada). Pada bentuk dada seperti ini rentan terjadi penekanan jaringan terhadap jantung dan pembuluh darah besar, sehingga murmur (suara bising) pada jantung sering terjadi. Funnel chest dapat terjadi pada pasien dengan penyakit rikets atau sindrom marfan.
3. Pigeon Chest (Dada Merpati) : Bentuk dada ini terjadi ketika ada pergeseran yang menyebabkan "lengkungan keluar" pada sternum dan tulang iga. Pada keadaan ini juga terjadi peningkatan diameter anteroposterior. Pigeon chest dapat terjadi pada pasien dengan penyakit rikets, sindrom marfan, atau kifoskoliosis berat.
4. Khyposcoliosis : Keadaan ini ditandai dengan elevasi skapula dan spina berbentuk huruf 'S' sesuai namanya yang terdiri dari kifosis (tulang belakang ke arah depan) dan skoliosis (ke arah samping). Kifoskoliosis yang berat dapat mengurangi kapasitas paru dan meningkatkan kerja pernapasan. Bentuk dada ini dapat terjadi sebagai akibat sekunder dari polio(- mielitis) atau sebagai manifestasi dari sindrom marfan.
5.     Kesimpulan
Sistem pernafasan atau respirasi adalah sistem pada manusia yang berfungsi untuk mengambil oksigen dari luar dan menghasilkan karbondiokasida melalui paru-paru. Pernapasan adalah suatu proses yang terjadi secara otomatis walau dalam keadaan tertidur sekalipun karena sistem pernapasan yang dipengaruhi oleh susunan saraf otonom.
Dari  tabel praktikum yang kelompok kami lakukan dapat di simpulkan bahwa pada saat inspirasi lebar tranversal, diameter anterioposterior dan tebal anterioposterior lebih panjang dari pada saat proses ekspirasi. Semua pasien mempunyai dada berbentuk datar. Frekuensi nafas dari lima pasien dalam 1 menit rata-rata 20X ke atas. Suara nafas dari lima pasien diatas di trakea, bronkus dan paru-paru memiliki suara yang berbeda-beda.


6.     Daftar Kelompok

1.     Annisa Fajriani
2.     De Triyani Mariyam
3.     Entis Sutisna
4.     Erika Yuliza
5.     Femi Mahesti Putri
6.     Ii Nur’aeni
7.     M.Reyhana
8.     Zaenal Misbah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar