makalah patient safety
Rabu, 25 November 2015
Tulis Komentar
PERAN
PERAWAT DAN KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN
PATIENT
SAFETY
Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Patient Safety
Disusun Oleh :
Erika Yuliza
Fikrie Ahmad Firdaus
Rany Sri Bagja
Zaenal Misbah Ibrahim
PEMERINTAH KABUPATEN SUMEDANG
AKADEMI KEPERAWATAN
2015/2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa, karena dengan rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyusun makalah ini tanpa
suatu halangan apapun.
Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Patient Safety.Kami berharap agar makalah
ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami selaku penulis dan umumnya bagi para
pembaca agar dapat mengetahui tentang Peran Perawat dan Komunikasi dalam
Melaksanakan Patient Safety.
Kami menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, kami harapkan kritik dan
saran dari pembaca sehingga dalam pembuatan makalah lainnya menjadi lebih baik lagi. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.Amin Ya Rabbal Alamin.
Sumedang, September 2015
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR ......................................................................
i
` DAFTAR
ISI .................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
.................................................. ……………... 1
A. Latar Belakang .............................................................
1
B. Rumusan Masalah ............................................. ………
1
C. Tujuan Penulisan
.........................................................
1
D. Sistematika Penulisan ...................................................
1
BAB
II PEMBAHASAN
.......................................................... 2
A.
Peran
Perawat dalam Melaksanakan Patient Safety…….. 2
B.
Komunikasi dalam Melaksanakan Patient
Safety………. 4
BAB
III KESIMPULAN
............................................................ 7
DAFTAR
PUSTAKA ......................................................................... 8
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Latar belakang dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah manajemen patient safety.Patient Safety atau keamanan dan keselamatan pasien merupakan hal mendasar yang perlu diperhatikan oleh perawat saat memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien. Keselamatan pasien adalah suatu sistem dimana rumah sakit memberikan asuhan kepada pasien secara aman serta mencegah terjadinya cidera akibat kesalahan karena melaksanakan suatu tindakan atau tidak melaksanakan suatu tindakan yang seharusnya diambil.
Keamanan merupakan prinsip yang paling dasar
diterapkan dalam pemberian pelayanan kesehatan di rumah sakit terutama dalam
pemberian pelayanan keperawatan dan merupakan aspek yang paling diperhatikan
karena berkaitan dengan kuantitas dan kualitas yang ada di rumah sakit.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana peran perawat dalam melaksanakan patient
safety ?
2.
Bagaimana cara komunikasi dalam melaksanakan patient
safety ?
C.
Tujuan Masalah
-
Tujuan umum : Untuk dapat mengetahui peran perawat
dan komunikasi dalam melaksanakan
patient safety.
-
Tujuan khusus :
1. Untuk dapat mengetahui peran perawat dalam
melaksanakan patient safety
2. Untuk dapat
mengetahui cara komunikasi dalam melaksanakan patient safety
D.
Sistematika Penulisan
Sistematika
penulisan yang digunakan dalam pembuatan makalah ini adalah
Sebagai berikut :
BAB I.Pendahuluan, berisi pendahuluan yang
menjelaskan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan, sistematika
penulisan.
BAB II.Tinjauan teoritis, berisi pembahasan yang
menjelaskan tentang peran perawat dan komunikasi dalam melaksanakan patient
safety.
BAB III Kesimpulan
BAB II
TINJAUAN TEORITIS TENTANG PERAN PERAWAT DAN KOMUNIKASI
DALAM MELAKSANAKAN PATIENT SAFETY
A. Peran
Perawat dalam Melaksanakan Patient Safety
a.
Pengertian Patient Safety
Patient safety atau
keselamatan pasien merupakan sebuah sistem yang dijumpai di rumah sakit dimana
rumah sakit membuat suatu asuhan yang bertujuan untuk membuat pasien lebih
aman, mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh kesalahan yang tidak
diharapkan terjadi.Sistem keselamatan pasien meliputi pengenalan resiko,
identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien,
pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden, tindak lanjut
dan implementasi solusi untuk meminimalkan resiko (Depkes 2008).
Pemberi tindakan medis
sangat memiliki potensi resiko yang sangat besar.Seperti kegagalan tindakan
medis yang telah direncanakan untuk diselesaikan tidak seperti yang diharapkan
yaitu, kesalahan tindakan atau perencanaan yang salah untuk mencapai suatu
tujuan yaitu, kesalahan perencanaan. Kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan
keperawatan ini akan mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera pada
pasien, bisa berupa Near Miss atau Adverse Event (Kejadian Tidak
Diharapkan/KTD).
Near Miss atau Nyaris Cedera
(NC) merupakan suatu kejadian akibat melaksanakan suatu tindakan (commission)
atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission), yang dapat
mencederai pasien, tetapi cedera serius tidak terjadi. Sedangkan Adverse Event
atau Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) merupakan suatu kejadian yang
mengakibatkan cedera yang tidak diharapkan pada pasien karena suatu tindakan
(commission) atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission),
dan bukan karena “underlying disease” atau kondisi pasien.
Kesalahan tersebut bisa
terjadi dalam tahap diagnosa seperti kesalahan atau keterlambatan diagnosa,
tidak menerapkan pemeriksaan yang sesuai, menggunakan cara pemeriksaan yang
sudah tidak dipakai atau tidak bertindak atas hasil pemeriksaan atau observasi,
dll.
Di Indonesia, telah
dikeluarkan Kepmen nomor
496/Menkes/SK/IV/2005 tentang Pedoman Audit Medis di Rumah Sakit, yang tujuan
utamanya adalah untuk tercapainya pelayanan medis prima di rumah sakit yang
jauh dari medical error dan memberikan keselamatan bagi pasien. Perkembangan
ini diikuti oleh Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia(PERSI) yang
berinisiatif melakukan pertemuan dan mengajak semua stakeholder rumah sakit
untuk lebih memperhatikan keselamatan pasien di rumah sakit (patient safety).
Mempertimbangkan betapa
pentingnya misi rumah sakit untuk mampu memberikan pelayanan kesehatan yang
terbaik terhadap pasien mengharuskan rumah sakit untuk berusaha mengurangi
medical error sebagai bagian dari penghargaannya terhadap kemanusiaan, maka
dikembangkan sistem Patient Safety yang dirancang mampu menjawab permasalahan
yang ada.
b.
Peran Perawat sebagai Pelaksana Patient Safety
Perawat sebagai tenaga kesehatan yang profesional
dan merupakan tenaga kesehatan terbesar yang ada di rumah sakit mempunyai
peranan yang snaat penting dalam mewujudkan keselamatan pasien.Perawat berperan
dalam melindungi, melakukan promosi dan mencegah terjadinya sakit dan injury,
mengurangi penderitaan melalui diagnosa dan pengobatan, serta melindungi dalam
perawatan individu, keluarga, komunitas dan populasi (ANA, 2003).
Perawat mempunyai peranan yang sangat penting dalam
mewujudkan Patient safety di rumah sakit yaitu sebagai pemberi pelayanan
keperawatan, perawat harus mematuhi semua standar pelayanan dan SOP yang telah
dibuat dan ditetapkan oleh rumah sakit serta tidak luput pula dalam menerpkan
prinsip-prinsip etik dalam pemberian pelayanan keperawatan, memberikan pendidikan
kepada pasien dan keluarga tentang asuhan yang diberikan, menerapkan kerjasama
tim kesehatan yang handal dalam melakukan penyelesaian masalah terhadap
kejadian yang tidak diharapkan, melakukan pendokumentasian dengan benar dari
semua asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien dan keluarga serta
komunikasi efektif yang merupakan hal yang sangat berperan terhadap
keberhasilan suatau pelayanan yang diberikan kepada pasien dan keluarganya.
Peran perawat dalam
memberikan keselamatan pasien di rumah sakit(patient safety) dapat dilakukan
dengan cara berikut :
- Perawat dapat melakukan hal yang berkaitan
dalam 7 Standar Keselamatan Pasien (mengacu pada “Hospital Patient Safety
Standards” yang dikeluarkan oleh Joint Commision on Accreditation of Health Organizations,
Illinois, USA, tahun 2002) ,yaitu:
1. Perawat
memberikan edukasi kepada pasien dan keluarganya agarmendapatkan informasi
tentang rencana dan hasil pelayanan termasuk kemungkinan terjadinya KTD
(Kejadian Tidak Diharapkan).
2. Perawat
memberikan pengarahan, perencanaan pelayanan kesehatan pada pasien dan keluarga mengenai keselamatan
pasien.
3. Menjaga keselamatan
pasien dan kesinambungan pelayanan.
4. Menggunaan metode-metode peningkatan kinerja
untuk melakukan evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien.
5.Menerapkan peran
kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
6. Menerima
pendidikan tentang keselamatan pasien
7. Menjaga komunikasi sebagai kunci bagi perawat
untuk mencapai keselamatan pasien.
B. Komunikasi
dalam Melaksanakan Patient Safety
a.
Pengertian Komunikasi dalam Patient Safety
Komunikasi dalam praktik keperawatan profesional
merupakan unsur utama bagi perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan untuk
mencapai hasil yang optimal.Kegiatan keperawatan yang memerlukan komunikasi
meliputi timbang terima, interview/anamnesis, komunikasi melalui komputer,
komunikasi rahasia klien, komunikasi melalui sentuhan, komunikasi dalam
pendokumentasian, komunikasi antara perawat dengan profesi lainnya, dan
komunikasi antara perawat dengan pasien.
Komunikasi merupakan alat atau sarana yang digunakan
dalam menjalin hubungan. Komunikasi menjadi kunci utama bagi perawat untuk
mencapai keselamatan pasien ( patient safety).
Teknik berkomunikasi yang digunakan secara tepat dapat menciptakan
hubungan terapeutik dan menghindarkan pasien dari KTD, dan apabila tidak tepat
akan menimbulkan masalah bagi pasien dan perawat. Dalam teknik berkomunikasi
ini, ada tiga keterampilan yang diperlukan untuk membina hubungan terapeutik
antara perawat dan pasien, yaitu :
1.
Kehadiran atau Keberadaan Perawat
Kehadiran berarti kebersamaan fisik dan psikologis
dalam berkomunikasi dengan pasien. Hal itu antara lain
mencakup mendengarkan dan mengamati, serta memberikan perhatian terhadap ucapan
dan perilaku pasien, agar pasien tetap merasa nyaman dan keselamatannya
terjaga.
a.
Kehadiran fisikmempunyai peran yang penting dalam komunikasi
interpersonal karena tubuh dapat memperkuat pesan yang disampaikan dalam bentuk
kata-kata.
b.
Kehadiran psikologis, yaitu mendengarkan secara aktif yang berarti
mendengarkan dengan telinga, pikiran dan perasaan mengenai kata-kata yang
diucapkan pasien dan perilaku nonverbal pasien. Selama mendengar aktif, perawat
mengikuti apa yang dibicarakan pasien dan memperhatikan perilaku pasien serta
memberi tanggapan dengan tepat.
2.
Perilaku Nonverbal
Beberapa macam perilaku nonverbal dapat memengaruhi
hubungan perawat dengan pasien. Perilaku nonverbal tersebut seperti : aktifitas
fisik, vokalisasi dan jarak antarpembicara.
3.
Keterampilan Memberi Respon
Keterampilan ini digunakan oleh perawat untuk
menyampaikan pengertian kepada pasien, memberikan umpan balik, dan memperjelas
pemahaman perawat tentang pembicaraan dan perilaku pasien.
b. Komunikasi dalam Melaksanakan Patient Safety
Komunikasi efektif yang dilakukan antara pasien dan
perawat merupakan syarat yang penting dalam memberikan pelayanan keperawatan
terutama pelayanan keperawatan yang berfokus pada pasien.Komunikasi merupakan
salah satu standar dalam praktek keperawatan profesional terutama dalam
memberikan asuhan keperawatan kepada pasien (ANA, 2010).Kompetensi profesional
dalam praktek keperawatan tidak hanya psikomotor dan kemampuan melakukan
diagnosa klinik melainkan kemampuan dalam melakukan komunikasi interpersonal.
Komunikasi menjadi cara yang paling tepat untuk
memberikan keselamatan pada pasien. Untuk mencapai keselamatan pasien di rumah
sakit sangat diperlukan komunikasi di
antara petugas pelayanan kesehatan yang saling berkolaborasi, seperti perawat
dan staf yang lainnya untuk memberikan kenyamanan dan keselamatan pada pasien
(patient safety).
Kolaborasi dalam lingkungan kerja profesional telah
diakui oleh keperawatan, dan tim kesehatan lain serta organisasi profesional
kesehatan sebagai komponen penting dalam keselamatan yang mempunyai kualitas
tinggi dalam memberikan pelayanan perawatan berpusat pada pasien
(Interprofessional Education Colaborative Expert Panel, 2011).
Tujuh langkah menuju keselamatan pasien RS (berdasarkan
KKP-RS No.001-VIII-2005) sebagai panduan bagi staf Rumah Sakit
1. Bangun kesadaran akan nilai
keselamatan pasien, “ciptakan kepemimpinan & budaya yang terbuka dan adil”
Bagi Tim:
·
Anggota mampu berbicara, peduli
& berani lapor bila ada insiden
·
Laporan terbuka & terjadi proses
pembelajaran serta pelaksanaan tindakan/solusi yg tepat
2. Pimpin dan dukung staf ,
“bangunlah komitmen & fokus yang kuat & jelas tentang keselamatan
pasien di RS ”
Bagi Tim:
·
Ada “penggerak” dalam tim
untuk memimpin Gerakan Keselamatan Pasien
·
Jelaskan relevansi & pentingnya,
serta manfaat Gerakan Keselamatan Pasien
·
Tumbuhkan sikap ksatria yg
menghargai pelaporan insiden
3. Integrasikan aktivitas
pengelolaan resiko, “kembangkan sistem & proses pengelolaan resiko, serta
lakukan identifikasi & asesmen hal yg potensial bermasalah”
Bagi Tim:
·
Diskusi isu keselamatan pasien dalam
forum-forum, untuk umpan balik kepada manajemen terkait
·
Penilaian resiko pada individu
pasien
·
Proses asesmen resiko teratur,
tentukan akseptabilitas tiap resiko, dan langkah memperkecil resiko tersebut
4. Kembangkan sistem
pelaporan, “pastikan staf agar dengan
mudah dapat melaporkan kejadian/insiden serta RS mengatur pelaporan kpd KKP-RS”
Bagi Tim:
·
Dorong anggota untuk melaporkan
setiap insiden & insiden yg telah dicegah tetapi tetap terjadi juga, sebagai
bahan pelajaran yg penting
5. Libatkan dan berkomunikasi
dengan pasien, “kembangkan cara-cara komunikasi yg terbuka dengan pasien”
Bagi Tim:
·
Hargai & dukung keterlibatan
pasien dan keluarga bila telah terjadi insiden
·
Prioritaskan pemberitahuan kepada
pasien & keluarga bila terjadi insiden
·
Segera setelah kejadian, tunjukkan
empati kepada pasien & keluarga
6. Belajar dan berbagi
pengalaman tentang keselamatan pasien, “dorong staf untuk melakukan analisis
akar masalah untuk belajar bagaimana dan mengapa kejadian itu timbul”
Bagi Tim:
·
Diskusikan dalam tim pengalaman dari
hasil analisis insiden
·
Identifikasi bagian lain yg mungkin
terkena dampak dan bagi pengalaman tersebut
7. Cegah cedera melalui
implementasi sistem keselamatan pasien, “Gunakan informasi yg ada tentang
kejadian/masalah untuk melakukan perubahan pada sistem pelayanan”
Bagi Tim:
·
Kembangkan asuhan pasien menjadi
lebih baik & lebih aman
·
Telaah perubahan yg dibuat tim dan
pastikan pelaksanaannya
·
Umpan balik atas setiap tindak
lanjut tentang insiden yang dilaporkan
BAB III
KESIMPULAN
Keselamatan pasien (patient safety) adalah hal
terpenting yang perlu diperhatikan oleh perawat yang terlibat dalam memberikan
pelayanan kesehatan kepada pasien.Tindakan pelayanan, peralatan kesehatan, dan
lingkungan sekitar pasien sudah seharusnya menunjang keselamatan serta
kesembuhan dari pasien tersebut.Oleh karena itu, perawat harus memiliki
pengetahuan mengenai hak pasien serta mengetahui secara luas dan teliti
tindakan pelayanan yang dapat menjaga keselamatan diri pasien serta menjadikan
komunikasi sebagai kunci utama untuk dapat memberikan kenyamanan dan
keselamatan bagi pasien.
Setiap tindakan pelayanan kesehatan yang diberikan
kepada pasien sudah sepatutnya memberi dampak positif dan tidak memberikan
kerugian bagi pasien.Oleh karena itu, rumah sakit harus memiliki standar
tertentu dalam memberikan pelayanan kepada pasien.Standar tersebut bertujuan
untuk melindungi hak pasien dalam menerima pelayanan kesehatan yang baik serta
sebagai pedoman bagi tenaga kesehatan dalam memberikan asuhan kepada pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Suarli, .S dan Yanyan
Bahtiar. 2009. Manajemen Keperawatan dengan Pendekatan Praktis.Jakarta : Erlangga
http://green.kompasiana.com/iklim/2014/12/27/bandung-lautan-air-712930.html (diakses : 5 September
2015)
http://nursing-law.blogspot.com/2012/01/patient-safety-keselamatan-pasien-rumah.html ( diakses : 3 September 2015)
Belum ada Komentar untuk "makalah patient safety"
Posting Komentar