Sabtu, 30 Mei 2015

CONTOH ASUHAN KEPERAWATAN (ASKEP)DENGAN PENYAKIT DEKUBITUS MELITUS/DM



Asuhan Keperawatan
A.    Tinjauan Kasus
1.      Pengumpulan Data.
Identitas Klien.
Nama                           : Ny. I
Umur                           : 48 tahun
Jenis Kelamin              : Perempuan
Agama                         : Islam
Suku Bangsa               : sunda/Indonesia
Status Menikah           : Kawin
Pendidikan                  : SD
Pekerjaan                     : Ibu Rumah Tangga
No. Medrek                 : 890116
Tanggal Masuk            : 02 Juli 2005
Tanggal Pengkajian     : 13 juli 2005
Alamat                                    : Tanjungsari, Sumedang.
2.      Identitas Penanggungjawab.
Nama                           : Tn. M
Umur                           : 52 tahun
Jenis Kelamin              : laki-laki
Agama                         : Islam
Pendidikan                  : SD
Suku/bangsa                : Sunda/Islam
Hubungan Keluarga    : Suami
Pekerjaan                     : Pensiunan
Alamat                                    : Tanjungsari, Sumedang

B.     Riwayat Kesehatan.
a.       Keluhan Utama.
Klien mengeluh nyeri pada luka dibokong sebelah kiri.
b.      Riwayat Kesehatan Utama.
Kurang lebih satu bulan sebelum rumah sakit, klien mengeluh kaki sebelah kiri susah digunakan dan terasa kaku, BAB hitam, BAK sering, sering haus, karena keadaan klien tidak membaik maka keluarga klien memutuskan untuk membawa klien ke RSU Sumedang tanggal 23 juni 2005, dan langsung dirawat diruang kenanga. Klien hanya tirah baring, maka lecet tersebut menjadi luka dekuetif diarea bokong yang cukup besar, karena terdapatnya luka tersebut maka pada tanggal 02 juli 2005 klien pindah ke ruangan angkrek.
      Pada saat dikaji, klien telah dirawat selama selama dua hari, didapatkan luka yang terletak pada bagian bokong sebelah kiri dan lecet, luka disertai nyeri dan skala nyeri 3 (pada skala 0-5). Nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk, tidak menyebar, nyeri bertambah apabila klien banyak beraktivitas seperti miring ke kanan dan miring kekiri, serta berkurang apabila klien tirah baring (tidak beraktivitas). Karena keadaan tersebut maka klien tidak dapat beraktivitas seperti biasnya.

c.       Riwayat Kesehatan Dahulu.
Klien mempunyai kebiasaan makan-makanan manis dan minum kopi, klien tidak mempunyai riwayat merokok, klien tidak mempunyai kebiasaan minum beralkohol dan obat-obatan terlarang. Sebelumnya pada bulan juni klien pernah dirawat di Puskesmas Tanjungsari selama 7 hari karena thypus. Klien belum pernah dioprasi. ± sudah lima bulan klien mempunyai riwayat hipertensi. Klien tidak memiliki riwayat pengakit pankreas.
d.      Riwayat Kesehatan Keluarga.
Keluarga klien mengatakan, di dalam keluarga tidak ada yang mempunyai penyakit yang sama dengan klien, tidak ada yang menderita penyakit menular seperti TBC dan hepatitis, serta tidak ada yang menderita penyakit atsma.
C.     Pola Aktivitas Sehari-Hari.
No.
Aktivitas
Di Rumah
Di Rumah Sakit
1
Nutrisi
a.       Makan
-          Prekuensi
-          Jenis

-          Jumlah
-          Makanan kesukaan
-          Makanan Pantangan
-          Kesulitan menelan
-          Napsu makan
-          Cara makan
-          Cara makan
b.      Minum
-          Jenis
-          Frekuensi
-          Jumlah
-          Cara minum


2-3 x sehari
Nasi, lauk pauk, sayuran dan buah-buahan
1 Porsi
Semua suka
Makanan yang manis-manis


Tidak ada


Baik
Sendiri

Air putih/teh
Tidak tentu
Kurang lebih 6-7 gelas/hari
sendiri


3 x sehari
Nasi, lauk pauk, sayuran dan sayuran
½ Porsi
Semua suka
Makanan yang manis-manis

Tidak ada


kurang
dibantu

air putih
tidak tentu
5-6 gelas/hari (1.000 cc )
dibantu

Masalah
Tidak ada
Klien makan dan minum dengan bantuan
2
Eliminasi



a.       BAB
-          Frekuensi
-          Konsistensi
-          Bau
-          Warna
-          Penggunaan
-          Pencahar
-          Cara

1 x sehari
Lembek
Bau khas
Kuning khas
Tidak

mandiri

1 x /dua hari
Lembek
Bau khas
Kuning khas
Tidak

Dibant

No
Aktivitas
Di rumah
Di rumah sakit

b.      BAK
-          Frekuensi
-          Konsistensi
-          Bau
-          Warna
-          Cara

Tidak tentu
Tidak tentu
Bau khas
Kuning jernih
mandiri


5-7 x / hari
Tidak tentu
Bau khas
Bau khas
dibantu

Masalah
Tidak ada
Klien melakukan BAB dan BAK dengan bantuan
3
Personal hygine
a.       Mandi

b.      Keramas
c.       Gosok gigi
d.      Memotong kuku
Cara melakukan

2 x sehari, pakai sabun

3 x seminggu
2 x sehari
1 x seminggu
Mandiri

2 x sehari (dilap) pakai sabun
Belum pernah
2 x sehari
Belum pernah
Dibantu


Masalah
Tidak ada
Mandi dibantu
4
Istirahat tidur
a.       Waktu
-          Malam
-          Siang
b.      Lamanya
-          Malam
-          Siang
c.       Kebiasaan pengantar tidur


Jam 21.00-04.00 WIB
Tidak tentu

Kurang lebih 6-7 jam
Kurang lebih 1-2 jam
Tidak ada


Tidak tentu
Tidak tentu

Kurang lebih 6-7 jam
Kurang lebih 1-2 jam
Tidak ada


Masalah
Tidak ada
Tidak ada
No
aktivitas
Di rumah
Di rumah sakit
5
Aktivitas dan Latihan
a.       Olah raga
-          Jenis
-          Frekuensi
b.      Aktivitas diwaktu luang


Jalan-jalan
1 x / minggu
Nonton TV


Tidak ada

Ngobrol berbaring ditempat tidur.

Masalah
Tidak ada
Keterbatasan aktivitas

D.    Pemeriksaan Fisik
a.       Penampilan umum
Penampilan : Klien tampak lemas, aktivitas dibantu oleh perawat dan
                      Keluarga.
b.      Penampilan Fisik
(1)   Sistem endokrin
Inspeksi           : Bentuk dan postur tubuh agak gemuk, kepala tidak
                          Botak, tidak da hiperpigmentasi, tidak terdapat goiter
Palpasi             : tidk ada nyeri tekan, kelenjar tiroid tidak teraba, tidak      ada nyeri pada saat dipalpasi.
Auskultasi       : tidak ada suara bruits pada daerah kelenjar tiroid.
(2)   Sistem Persarafan
(a)    Fungsi serebrum
-         Kesadaran
Kesadaran Composmentis GCS 15
E = 4 ( buka mata spontan )
M = 6 ( klien dapat bergerak mengikuti perintah )
V = 5 (respon verbal tepat )
-         Orientasi
Memori klien terhadap tempat, waktu dan orang baik, terbukti dengan : klien dapat mengenal perawat dengan tepat, hari dengan tepat.
-         Memori
Memori klien baik, klien dapat menceritakan kejadian diwktu lalu.
-         Fungi sensoris
Tidak ada baal pada ekstremitas atas maupun bawah, sensoris baik klien dapat membedakan sensasi tajam dan tumpul, halus dan kasar.
(b)   Fungsi serebelum
Fungsi koordinasi gerak klien baik, tes keeimbangan tidak dilakukan karena klien masih dalam keadaan lemah.
(c)    Fungsi saraf Cranial
-         Nervus I ( Olfaktorius )
Klien dapat membedakan aroma kayu putih dan kopi, dengan mata tertutup, pada kedua lubang hidungnya.
-         Nervus II ( optikus )
Klien tidak dapat membaca tanpa memakai kaca mata.
-         Nervus III, IV, VI ( okulomotorius, Trokhlearis dan abdusen )
Pergerakan bola mata ke delapan arah dapat dilakukan klien dengan mengikuti gerakan telunjuk pemeriksa, klien dapat membuka dan menutup matanya.
-         Nervus V ( Trigeminus )
Klien dapat merasakan sentuhan pada wajahnya, refleks kornea dengan kapas pada kedua matanya (+). Klien dapat membuka rahang, mengunyah dengan baik.
-          Nervus VII
Klien dapat menggerakan otot wajahnya dengan baik. Ini dibuktikan dengan klien dapat, tersenyum klien dapat merasakan rasa asin dan pahit.
-          Nervus VIII (akustikus)
Fungsi pendengaran klien berfungsi dengan baik.
-          Nervus IX dan X (Glasofaringus dan Vagus)
Refleks menelan baik dan okula berada ditengah
-          Nervus XI (aksesorius)
Klien dapat mengangkat bahu dan klien dapat menoleh kekiri dan kekanan.
-          Nervus XII (hipoglosus)
Klien dapat menggerakan lidahnya kesegala arah.
(3)   Sistem Pernafasan.
Inspeksi : bentuk hidung simetris, tidak ada sekret, tidak ada lesi, tidak ada pernafasan cuping hidung. Bentuk dada normal dengan perbandingan interior posterior 1 : 2 pada sekitar dada tidak ada lesi, nafas reguler, frekuensi nafas 22 kali permenit.
Palpasi : tidak ada nyeri tekanpada sinus frontalis, nasalis, maxsalis, dan pada dada juga tidak terdapat nyeri tekan, ekspansi paru simetris.
Perkusi : pada perkusi daerah paru-paru terdengar nyaring (resonan)diseluruh area paru.
Auskultasi : suara nafas vesikular disemua area paru, tidak ada ronchi, tidak ada wheezing.
(4)   Sistem Kardiovaskuler.
Inspeksi : konjungtiva agak pucat, warna bibir tidak eyenosis, leher tidak ada tampak peningkatan tekanan vena jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada dada, CRT dapat kembali dalam waktu ± 3 detik, nadi 84x/menit.
Perkusi : pada daerah jantung terdapat suara dullnes.
Auskultasi : bunyi jantung S1 dan S2 murni terdengar, tidak ada suara tambahan, S1 terdengar murni di interkosta ke 5-6 midklavikula kiri, S2 terdengar di interkosta 2-3 dada kanan, tekanan darah 110/70 mmHg.
(5)   Sistem Pencernaan.
Inspeksi : bentuk bibir simetris, bibir lembab, tidak ada lesi, warna merah muda, mukosa mulut merah muda, warna gusi merah muda, tidak ada lesi, gigi tinggal 31 buah, lidah berwarna agak putih, lidah bisa degarakan ke atas dan kebawah, ke kiri dan kekanan. Bentuk perut tidak tampak adanya asites, tidak ada bekas pembedahan pada perut. Menurut klien sebelim sakit BB= 83 kg, sekarang = 70 kg.
Auskultasi : bising usus terdengar di ke 4 kuadran perut, jumlah bising usus 12 kali permenit.
Perkusi : perkusi pada daerah lambung terdengar suara redup (dullnes).
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada keempat kuadran perut, tidak ada massa, limpa tidak membesar, turgor kulit kurang dari tiga detik.
(6)   Sistem perkemihan.
Inspeksi :  klien terpasanga kateter, keadaan kateter bersih tidak terdapat darah.
Palpasi : pada daerah kandung kemih tidak terdapat distensi dan tidak ada nyeri tekan.
Auskultasi : tidak ada suara bruitus atau desiran.
Perkusi : suara dullnes terdengar pada perkusi daerah kandung kemih.
(7)   Sistem Muskuloskeletal.
Inspeksi : struktur tubuh klien tampak simetris, tangan kiri klien terpasang infus marfos 10 % untuk 20 tetes/menit. Kaki sebelah kiri terasa nyeri.
Palpasi : tidak tampak adanya atropi otot, refleks bisep, trisep ada, kekuatan otot :




Keterangan :
Nilai 5             : normal, mampu melawan gravitasi dengan tahan kuat.
Nilai 4             : mampu melawan gravitasi dengan sedikit tahanan.
E.     Aspek Psikologis, Sosial, Spiritual, dan Pengetahuan.
a.       Aspek Psikologis.
(1)   Perasaan klien dengan penyakit yang dideritanya ; klien mengatakan merasa cemas, dengan kondisi yang sekarang dan mengatakan ingin cepat pulang
(2)   Pengaruh yang ditimbulkan; klien mengatakan tidak bisa beraktivitas seperti biasanya.
(3)   Perubahan konsep diri :
(a)    Gambaran Diri
Klien merasa dirinya mempunyai penyakit yang susah untuk disembuhkan dengan bokong luka, sehingga tugas klien sebagai seorang isteri terganggu.
(b)   Identitas Diri
Klien mengatakan ia adalah seorang wanita, dan klien berpenampilan sesuai dengan pengan jenis kelaminnya, klien juga dirinya merupakan isteri dari suaminya dan ibu bagi anak-anaknya. Dengan terdapatnya luka di area bokong. Klien tidak dapat mengurus rumah tangga, suami, dan anak-anaknya.
(c)    Peran Diri
Klien mengatakan ia seorang ibu dari 4 orang anak. Klien merasa khawatir terhadap anak-anaknya karena peran sebagai seorang istri dan seorang ibu tidak dapat dilakukannya dengan baik.
(d)   Ideal Diri
Menurut klien sakit merupakan hal yang biasa dalam kehidupan manusia, manusia hanya bisa berusaha dan berharap agar tetap dalam keadaan sehat.
(e)    Harga Diri
Klien merasa dihormati oleh saudara, anak-anak dan suaminya.
b.      Aspek Sosial.
Hubungan klien dengan keluarga tampak harmonis, terbukti dengan hadirnya suami dan anak-anak secara bergantian dirumah sakit. Hubungan klien dengan petugas sangat baik, terbukti dengan klien sering berbicara. Hubungan klien dengan tetangga baik.
c.       Aspek Spiritual.
Klien beragama Islam, klien mengatakan sering ibadah shalat lima waktu, klien berkeyakinan bahwa penyakitnya merupakan cobaan dari Allah SWT.
d.      Aspek pengetahuan.
Klien mengaku tidak mengetahui penyakit yang dideritanya, klien sering bertanya apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan saat dirumah nanti, serta bagaimana merawat luka nanti dirumah.
F.      Data Penunjang.
a)      Hasil Laboratorium.
Tanggal
Pemeriksaan
Hasil
Nilai Normal
02/07/2005
GD Puasa
207
75 – 110 mg/dl

Ureum darah
45
20 – 40 mg/dl
03/07/2005
GD Puasa
227

04/07/2005
GD Puasa
206

15/07/2005
GD Puasa
210

16/07/2005
GD Puasa
179


b)      Pengobatan
1)      Tanggal 16 juli 2005:
(a)    Infus Martos 10% untuk sepuluh tetes permenit.
(b)   Injeksi
-          Cefotaxime 2 x 1 gr intr vena jam 09.00 WIB dan jam 21.00 WIB.
-          Insulin sesuai kadar gula darah.
Gula darah diperiksa pada waktu jam makan, bila dapat insulin diberikan ½ jam sebelum makan diberikan subkutan :
-          Gula darah <200                           : tanpa insulin
-          Gula darah 200-250                      : 4 IU
-          Gula darah 250-300                      : 8 IU
-          Gula darah 300-350                      : 12 IU
-          Gula darah 350-400                      : 16 IU
-          Gula darah 400-450                      : 20 IU
-          Gula darah 450>                           : 24 IU
c)      Diet.
Porsi DM 1500 kalori (nasi)




G.    Analisa Data
No
Data senjang
Etiologi
Masalah
1
DS
-          Klien mangatakan luka terasa yeri
DO :
-          Terdapat luka diarea bokong sebelah kiri kedalaman luka ±6 cm, luka masih tampak bersih, pus tidak ada.
-          Ekspresi wajah meringis
-          Skala nyeri 3 pada skala 0-5.
Defisiensi Insulin


 




Peningkatan kadar gula darah
 



Viskositas darah meningkat


 



Glukosa tidak dapat di transfer ke jaringan
 


Suplai nutrisi ke area bokong mengurang



Gangren


 



Merangsang pengeluaran zat bradikinin, serotinin, kinin, histamin, prostaglandin
 


Merangsang reseptor nyeri di cortex cerebri bagian frontal
 



Nyeri di presepsikan

Gangguan rasa nyaman nyeri.
No.
Data Senjang
Etiologi
Masalah
2
DS
-          Klien mengatakan luka daerah bokong sebelah kiri
DO
-          Terdapat luka diarea bokong, lika tampak baah, berbau, tidak ada pus, jaringan nekrosis (+) warna kehitaman, kedalaman luka ±6 cm. Memanjang ±10 cm.
Glukosa tidak dapat masuk ke sel



Tidak terjadi metabolisme karbohidrat


 



Peningkatan glukosa dalam darah (hiperglikemia)


 



Gangguan alur perbaikan glukosa sorbitol fruktosa


 


Penimbunan sorbitol dalam intima vaskuler


 



Hipoksia jaringan


Luka jaringan


 



Ganggren
 


Gangguan integritas jaringan

3
DS
-          Klien mengeluh gatal-gatal pada area punggung
DO
-          Terdapat bulatan kemerahan pada area
Hipergelikimia
 


Penurunan suplai darah ke ginjal
 

Penurunan GFR
Gangguan pemenuhan aktivitas sehari-hari
No.
Data Senjang
Etiologi
Masalah

Punggung
-          Keluarga klien tampak menggaruk-garuk area punggung klien.
-          Ureum darah 45 mg/dl.

Peningkatan kadar ureum darah


Pruritus

4
DS
-          Klien mengeluh mual, tetapi tidak sampai muntah, nafsu makan menurun.
DO
-          Klien tampak lemah.
-          Makan habis ½  porsi.
-          Berat badan menurun dari 83 kg menjadi 70 kg
-          TB :158 cm
Defisinsi insulin


Viskositas meningkat


 



Suplai glikosa ke sel berkurang


 


Sel starvation


 


Pemecahan lemak dan protein dihati


 


Penurunan berat badan


 


Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan.




5
DS
-          Klien mengatakan badan terasa lemah.
DO
-          Klien tampak lemah.
-          Klien dibantu dalam melakukan aktivitas sehari-hari (makan, minum, personal hygene dan eliminasi
-          Kekuatan otot
Penurunan insulin tubuh


 


Glukosa tidak dapat masuk ke sel


 


Metabolisme karbohidrat menurun
 






ATP yang dihasilkan sedikit


 


Energi kurang


 


Kelemahan


 


Aktivitas terganggu


 


Gangguan pemenuhan aktivitas sehari-hari


H.    Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas
Berdasarkan kondisi dan kebutuhan klien Ny. I saat dikaji maka penulis menyusun prioritas diagnosa keperawatan sebagai berikut :
a.       Gangguan rasa nyaman nyeri, sehubungan dengan adanya luka ganggren.
b.      Gangguan integritas jaringan berhubungan dengan penurunan sirkulasi daerah perifer.
c.       Gangguan rasa nyaman : gatal, sehubungan dengan peningkatan kadar ureum darah.
d.      Gangguan pemenuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan berhubungan dengan peningkatan sekresi asam lambung
e.       Gangguan pemenuhan aktivitas sehari-hari berhubungan dengan kelemahan fisik oleh karena penurunan produksi energi akibat defisiensi insulin.













CATATAN PERKEMBANGAN

Nama         : Ny. I                                      No. Medrec     : 89 01 16
Umur         : 48 Tahun                               Diagnosa         : NIDDM + Decubitus
No.
Tanggal
DX
Catatan Perkembangan
paraf
1.
14/07/05
1
Jam 11 WIB