Selasa, 30 Juni 2015

S.O.P INHALASI OKSIGEN MELALUI NASAL KANUL DAN FACE MASK.


A.    Pengertian.
Inhalasi oksigen adalah pemberian tambahan oksigen pada pasien yang mengalami gangguan kebutuhan oksigen.
B.     Tujuan.
a.       Kanul.
Memberikan oksigen dengan konsentrasi relatif rendah saat kebutuhan oksigen minimal. Memberikan oksigen yang tidak terputus saat klien makan atau minum.
b.      Masker.
Memberikan tambahan oksigen dengan kadar konsentrasi dan kelembaban yang tinggi dibandingkan dengan kanul.
C.    Persiapan lingkungan.
Persiapan tempat pasien yang nyaman dan aman dari kecelakaan.
D.    Persiapan pasien.
1.      Beritahu tindakan yang akan dilakukan.
2.      Lakukan informed consent.
3.      Tentukan posisi pasien dengan benar dan nyaman sesuai kebutuhan.
E.     Persiapan alat.
1.      Tabung oksigen dengan flowmater.
2.      Humidifer dengan cairan steril, air distilasi atau air matang sesuai dengan peraturan Rumah Sakit.
3.      Nasal kanul/ sesuai dengan ukuran dan selang.
F.     Prosedur Pelaksanaan.
1.      Cuci tangan.
2.      Kaji kebutuhan terapi oksigen dan verifikasi perintah pengobatan.
3.      Atur kembali posisi pasien.
4.      Atur peralatan oksigen dan humadifiler.
5.      Putar oksigen sesuai terapi dan pastikan alat dapat berfungsi.
6.      Pasang alat pemberian oksigen yang sesuai (kanul atau masker).
G.    Evaluasi.
1.      Bereskan alat.
2.      Kaji respon klien selama dan setelah diberikan oksigen.
3.      Kaji TTV, warna kulit, suara napas.
4.      Catat jumlah liter oksigen yang diberikan.
5.      Catat jenis alat yang digunakan.

6.      Dokumentasikan.

Senin, 29 Juni 2015

DIET GARAM RENDAH


A.    Gambaran Umum.
Yang dimaksud dengan garam dalam Diet Garam Rendah adalah garam natrium seperti yang terdapat pada garam dapur (NaCl), soda kue (NaHCO3), baking powder, natrium benzoat, dan vetsin (mono sodium glutamat). Natrium adalah kation utama dalam cairan ekstraseluler tubuh yang mempunyai fungsi menjaga keseimbangan cairan dan asam basa tubuh, serta berperan transmisi saraf dan kontraksi otot. Asupan makanan sehari-hari umumnya mengandung lebih banyak natrium daripada yang dibutuhkan oleh tubuh. Dalam keadaan normal, jumlah natrium yang dikeluarkan oleh tubuh melalui urin sama dengan jumlah yang dikonsumsi, sehingga terdapat keseimbangan.
Makanan sehari-hari biasanya cukup mengandung natrium yang dibutuhkan, sehingga tidak ada penetapan kebutuhan natrium sehari. WHO (1990) menganjurkan pembatasan konsumsi garam dapur hingga 6 gram sehari (ekivalen dengan 2400 mg natrium).
Asupan natrium yang berlebihan, terutama dalam bentuk natrium klorida, dapat menyebabkan gangguan keseimbangan cairan tubuh, sehingga menyebabkan edemaatau asites dan atau hipertensi. Penyakit-penyakit tertentu seperti, sirosis hati, penyakit ginjal tertentu, dekompensasi kordis, toksemia pada kehamilan dan hipertensi esensial dapat menyebabkan gejala edema atau asites dan atau hipertensi. Dengan keadaan demikian asupan garam perlu dibatasi.
B.     Tujan Diet.
Tujan Diet Garam Rendah adalah membantu menghilangkan retensi garam atau air dalam jaringan tubuh dan menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi.
C.    Syarat Diet
Syarat-syarat Diet Garam Rendah adalah :
a.)    Cukup energi, protein, mineral dan vitamin.
b.)    Bentuk makanan sesuai dengan keadaan penyakit.
c.)    Jumlah natrium disesuaikan dengan berat tidaknya retensi garam atau air dan/atau hipertensi.
D.    Macam Diet dan Indikasi Pemberian.
Diet Garam Rendah diberikan kepada pasien dengan edema atau asites dan/atau hipertensi seperti yang terjadi pada penyakit dekompensasio kordis, sirosis hati, penyakit ginjal tertentu, toksemia pada kehamilan, dan hipertensi esensial. Diet ini mengandung cukup zat-zat gizi. Sesuai dengan keadaan penyakit dapat diberikan berbagai tingkat diet Garam Rendah.
A.)  Diet Garam Rendah I. (200-400 mg Na).
Diet Garam Rendah I diberikan kepada pasien dengan edema, asites dan/atau hipertensi berat. Pada pengolahan makanannya tidak ditambahkan garam dapur. Dihindari bahan makanan yang tinggi kadar natriumnya.
B.)  Diet Garam Rendah II. (600-800 mg Na).
Diet Garam Rendah II diberika kepada pasien dengan edema, asites, dan/atau hipertensi tidak terlalu berat. Pemberian makanan sehari sama dengan Diet Garam Rendah I. Pada pengolahannya makanan boleh menggunakan ½ sdt garam dapur. Dihindari bahan makanan yang tinggi kadar natriumnya.
C.)  Diet Garam Rendah III. (1000-1200 mg Na).
Diet Garam Rendah III diberikan kepada pasien dengan edema dan/atau hipertensi ringan. Pemberian makanan sehari sama dengan Diet Garam Rendah I. Pada pengolahan makanannya boleh menggunakan 1 sdt (4 g) garam dapur.
E.     Bahan Makanan Sehari.
Bahan Makanan
Berat (g)
Urt
Beras
300
5 gls nasi
Daging
100
2 ptg sdg
Telur ayam
50
1 btr
Tempe
100
4 ptg sdg
Kacang hijau
25
2 ½ sdm
Sayuran
200
2 gls
Buah
200
2 ptg sdg pepaya
Minyak
25
2 ½ sdm
Gula pasir
25
2 ½ sdm
F.     Nilai Gizi.
a.       Energi                    : 2230 kkal.
b.      Protein                   :     75 g.
c.       Lemak                   :     53 g.
d.      Karbohidrat           :   365 g.
e.       Kalsium                 :   500 mg.
f.       Besi                       :     24 mg.
g.      Tiamin                   :     1,2 mg.
h.      Vitamin C             :      87 mg.
i.        Natrium                 :    305 mg.
G.    Pembagian Bahan Makanan Sehari.
1.      Pagi.
a.       Beras               : 70 g =  1 gls nasi.
b.      Telur                : 50 g =  1 butir.
c.       Sayuran           : 50 g =  ½ gls.
d.      Minyak            :   5 g =  ½ sdm
e.       Gula pasir        : 10 g =  1 sdm
2.      Pukul 10.00
a.       Kacang hijau   : 25 g =  2 ½ sdm.
b.      Gula pasir        : 15 g =  1 ½ sdm.
3.      Siang dan Sore.
a.       Beras               : 140 g = 2 gls nasi.
b.      Daging                        :   50 g = 1 ptg sdg.
c.       Tempe             :   50 g = 2 ptg sdg.
d.      Sayuran           :   75 g = ¾ gls
e.       Buah                : 100 g = 1 ptg sdg pepaya.
f.       Minyak            :   10 g = 1 sdm.
H.    Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan.
1.)    Bahan makanan yang dianjurkan antaralain :
a.       Sumber karbohidrat : beras, kentang, singkong, terigu, topika, hunkwe, gula makanan yang diolah dari bahan makanan tersebut diatas tanpa garam dapur dan soda seperti : makroni, bihun, mie, roti, biskuit dan kue kering.
b.      Sumber protein hewani : telur maksimal 1 butir sehari, daging dan ikan maksimal 100 g sehari.
c.       Sumber protein nabati : semua kacang-kacangan dan hasilnya yang diolah dan dimasak tanpa garam dapur.
d.      Sayuran : semua sayuran segar, sayuran yang diawet tanpa garam dapur dan natrium benzoat.
e.       Buah-buahan : semua buah-buahan segar, buah yang diawet tanpa garam dapur dan natrium benzoat.
f.       Lemak : minyak goreng, margarin, dan mentega tanpa garam.
g.      Minuman : teh, kopi.
h.      Bumbu : semua bumbu kering yang tidak mengandung garam dapur dan lain ikatan natrium. (garam dapur sesuai ketentuan untuk Diet Garam Rendah II dan III).
2.)    Bahan makanan yang tidak dianjurkan.
a.       Sumber karbohidrat : roti, biskuit, dan kue-kue yang dimasak dengan garam dapur dan/atau beaking powder dan soda.
b.      Sumber protein hewani : otak, ginjal, lidah, sardin, daging, ikan, susu, dan telur yang diawet dengan garam dapur seperti daging daging asap, ham, bacon, dendeng, abon, keju, ikan asin, ikan kaleng, kornet, ebi, udang kering, telur asin, dan pindang.
c.       Sumber protein nabati : keju kacang tanah dan semua kacang-kacangan dan hasilnya yang dimasak dengan garam dapur dan lain ikatan natrium.
d.      Sayuran : sayuran yang dimasak dan diawetkan dengan garam dapur dan lain ikatan natrium. Seperti sayuran dalam kaleng, sawi asin, asinan, dan acar.
e.       Buah-buahan : buah-buahan yang diawetkan dengan garam dapur dan lain ikatan natrium. Seperti, buah dalam kaleng.
f.       Lemak : margarin dan mentega biasa.
g.      Minuman : minuman ringan.
h.      Bumbu : garam dapur untuk Diet Garam Rendah I, beaking powder, soda kue, vetsin, dan bumbu-bumbu yang mengandung garam dapur. Seperti ; kecap, terasi, manggi, tomato ketchup, petis, dan tauco.
I.       Contoh Menu Sehari.
1.         Pagi.
a.)      Nasi.
b.)      Telur dadar.
c.)      Tumis kacang panjang.
2.      Pukul 10.00.
Bubur kacang hijau.
3.      Siang.
a.)    Nasi.
b.)    Ikan acar kuning.
c.)    Tahu bacem.
d.)   Sayur lodeh.
e.)    Pepaya.
4.      Malam.
a.)    Nasi.
b.)    Daging pesmol.
c.)    Kripik tempe.
d.)   Cah sayuran.

e.)    Pisang.

Minggu, 28 Juni 2015

S.O.P UNTUK BATUK EFEKTIF


A.    Pengertian.
Merupakan latihan batuk untuk mengeluarkan sekret.
B.     Tujan.
Mengeluarkan sekret.
C.    Persiapan pasien.
1.      Memberikan penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan pada pasien/ keluarga.
2.      Melakukan inform consent.
3.      Atur posisi pasien sesuai kebutuhan.
D.    Persiapan alat.
1.      Sputum pot.
2.      Lisol 2-3 %
3.      Handuk pengalas.
4.      Bantal (jika Perlu)
5.      Tissue.
6.      Bengkok.
E.     Prosedur pelaksanaan.
1.      Cuci tangan.
2.      Pasien mendapat brochodilator (jika diresepkan).
3.      Atur posisi pasien setengah duduk atau duduk.
4.      Pasien menarik nafas lewat hidung dan menahan nafas selama beberapa detik.
5.      Batukkan dua kali, batuk pertama untuk melelap mucus dan batu kedua untuk mengeluarkan sekret. Jika pasien merasa nyeri dada pada saat batuk, tekan dada pada bantal. Tampung sekret pada sputum pot yang berisi lisol.
6.      Untuk batuk menghembuskan, sedikit maju kedepan dan ekspirasi kuat dengan suara hembusan.
7.      Inspirasi dengan nafas pendek cepat secara bergantian (menghirup) untuk mencegah mucus bergerak kembali ke jalan nafas yang sempit.
8.      Istirahat.
9.      Hindari batuk yang terlalu lama karena dapat menyebabkan kelelahan dan hipoksia.
10.  Cuci tangan.
F.     Evaluasi.
1.      Respon klien selama dan setelah tindakan.
2.      Respirasi klien.

3.      Dokumentasikan.