Kamis, 30 Oktober 2014

TAK LEBIH DARI 24 JAM (CERPEN)


Senin pagi, laki-laki berparas tampan berumur 27th bernama lengkap Firman Fauzi
Dia seorang karyawan di perusahaan swasta di jakarta utara telah bersiap untuk berangkat ke kantornya di daerah Koja, setelah semuanya beres tak lupa pamit pada istrinya yang saat itu sedang hamil, sebut saja namanya Maya, Firman sangat mencintai Maya, pastinya karena dia baik, patuh, sholehah dan tentunya cantik pula.
“Mah aku berangkat dulu ya, kalau ada apa-apa cepat hubungi aku”.
“Iya pah hati-hati, eh si ade nendang-nendang terus, mungkin minta disapa”.
“Oh yah.. papah kerja dulu ya nak, kamu jangan nakal di dalam, kasian mamah mu” ucap Firman sebari mencium perut Maya yang sudah membesar.
“Ya sudah sanah, nanti telat” Maya mengambil tangan Firman lalu mencium nya
“Assalamualaikum”
“Waalaikum salam” jawab Maya sambil tersenyum manis

Firman bergegas memasuki mobil yang sudah dipanaskan dari tadi, sebelum injak gas, tak lupa mulutnya membaca bismillah. Firman memang sosok suami idaman semua wanita, sifatnya yang ramah, baik, sabar dan rajin beribadah, membuat tetangga, teman, bahkan bos di kantor tempatnya bekerja sangat menyukai keramah tamahannya, dan membuat Firman jadi orang kepercayaan bos di kantornya.
Firman adalah anak pertama dari dua bersaudara, yang lahir dari keluarga berlatar belakang cukup berada. Usia pernikahannya dengan Maya sudah menginjak yang ke 3tahun, dan baru minggu kemarin merayakan hari jadi pernikahan mereka.


Setelah sampai di halaman parkir kantor, seperti biasa Firman mengucapkan salam ke semua orang yang dia jumpai, sebari menuju ruangan tempatnya bergelut dengan data dan semua berkas yang ada di komputer di atas meja kerjanya, sampai di ruangan hal pertama yang selalu dia lakukan membaca bismillah sebari menaruh tas di atas meja, tak lama ada seseorang yang mengetuk pintu, ternyata itu Ayu seorang sekertaris bos yang memberitahu, kalau dia disuruh menghadap bos sekarang. Firman pun bergegas menuju ruangan bos.
Tok tok tok…
“Selamat Pagi pak”
“Iya selamat pagi, silahkan duduk”.
“Maaf pak, kata Ayu bapak memanggil saya”.
“Oh iya, nanti siang kamu ikut saya rapat”.
“Iya pak, jam berapa, terus apa yang mesti dipersiapkan?”
“Mungkin setelah makan siang, bawa berkas yang kemarin sudah direvisi”.
“Baik pak”.
“Ya sudah silahkan kembali kerja”.
“Mari pak”.
“Iya” dengan melemparkan senyum kearah Firman


Firman kembali ke ruangan nya, mempersiapkan berkas yang tadi dimaksud bosnya, dan melanjutkan bekerja seperti biasa.
Lama Firman bergelut dengan pekerjaan, melihat arloji di tangan nya sudah pukul 11:30 Firman keluar untuk makan siang dilanjutkan sholat dzuhur di mushola kecil di kantornya.

Setelah semuanya beres, dan waktu istirahat sudah habis dia kembali ke ruangan, tak lama bos menelpon menunggu nya di ruang rapat, Firman bergegas menuju ruangan rapat, namun ketika dia hendak pergi dengan tangan yang sibuk membawa beberapa lembar keretas yang tersusun rapih dalam dua buah map berwarna biru, tiba-tiba handphone di saku celana nya bunyi kembali, dia mengira itu bos untuk menyuruh mempercepat datang ke ruangan, langkah Firman pun semakin cepat, tanpa mempedulikan suara handphone yang terus berdering, sampai masuk ruang rapat dan menyerahkan berkas pada bosnya, bunyi handphone tidak juga mati, dia mulai heran seketika ingat istrinya yang sedang hamil, Firman pamit keluar sebentar untuk menerima telepon. Setelah di luar ruangan dan melihat handphone ternyata benar itu telepon dari istrinya, namun pas Firman mau angkat bunyi handphone mati, Firman menenangkan dirinya lalu menelepon balik, tapi yang angkat si bibi seorang pembantu di rumah nya.
“Hallo.. ada apa mah?”
“Ini saya tuan, nyonya tuan…!!”
“Nyonya kenapa bi.?”
“seperti nya nyonya mau melahirkan, katanya perut nyonya sakit banget, tapi nyonya gak mau dibawa ke rumah sakit” jawab si bibi dengan nada suara orang panik
“Sekarang bibi tenang, lalu telepon dokter Desi, nomor nya ada di meja kamar nyonya, sebelum dokter datang bibi jagaing nyonya dulu, entar selesai rapat saya pulang”
“Iya baik tuan”.
Firman pun mematikan handphone nya lalu kembali ke ruang rapat, dengan raut muka pucet, di satu sisi dia punya tanggung jawab penuh sama pekerjaan nya, namun di sisi lain dia ingin mendampingi istrinya yang sedang mempertaruhkan nyawa demi calon anaknya, sebari meminta maaf pada semua orang yang ada disana Firman pun duduk di kursi tepat samping kursi bos nya.

Namun tak dapat dipungkiri ketegaran Firman pecah dengan airmata yang perlahan menetes membasahi pipinya mengingat kondisi istrinya, dan Bos yang sedang memimpin rapat melihat, lalu menegur Firman berkali-kali.
“Firr… Firman… Firmannn…!!!”
“Iya pak maaf pak” sahut Firman sebari tangan membersihkan matanya
“kamu sakit?”
“tidak pak”
“lalu kenapa, bicara saja?”
“barusan orang di rumah menelpon, katanya istri saya mau melahirkan”.
“lalu kenapa kamu tidak bilang”.
“saya tidak mau menyepelekan tanggung jawab pekerjaan saya”.
“Gila. Kamu ini, terlalu baik, apa bodoh, cepat pulang temani istrimu, biar nanti skertaris saya yang urus cuti buat kamu”.
“benar pak, tidak apa-apa”.
“tentu saja tidak”.
Firman pun berdiri dari kursi lalu pamit pulang dan meminta maaf kesemua orang disana karena telah menggangu jalannya rapat. Dia langsung berlari menuju tempat dimana mobilnya diparkir, dengan gas mobil yang lumayan memicu adrenalin, dia tak banyak menginjak rem, otaknya berputar lebih cepat dari biasanya untuk mencari jalan supaya tidak menghadapi kemacetan ibu kota, namun sial, usahanya sia-sia, jalan alternatif di sebuah gang yang dia harapkan bisa membantunya malah tak bisa dilewati, karena kebetulan pada waktu itu ada acara pernikahan, dan membuat jalan di gang itu ditutup sementara untuk kendaraan roda empat, kecuali motor, Firman semakin bingung, Firman berpikir kalau balik ke jalan utama, hanya akan buang-buang waktu, dia memutuskan memarkirkan mobilnya di depan sebuah toko, dan tak lupa meminta izin pada pemilik toko, lalu menitipkan mobilnya.

Firman berlari menuju pangkalan ojeg yang berada tidak jauh dari sana, dan langsung meneruskan perjalanan lewat gang tadi, Firman menyuruh tukang ojeg itu, melajukan motor lebih cepat.
“Cepat bang saya tidak mau terlambat menyaksikan moment istimewa di rumah saya”.
“iya pak, memang nya ada apa? Ada meteor jatuh di rumah bapak”.
“Iyaaaah” sahut Firman dengan keras
“Oke siap, saya juga mau melihat nya, rumah nya dimana?”
“Kalau nanti sudah keluar gang belok kanan, entar saya berhentikan”.
“okehh pak..” sembari tangan yang semakin menarik gas motor
“Stop.. sttop.. bang stop..” saut Firman sangat keras Tukang ojeg pun langsung berhenti di depan rumah mewah berwarna abu-abu
“Nih bang ongkos nya..” Sambil meberikan uang @100 ribu
“Kebanyakan pak!”
“Udah ambil aja sisa nya” ucap Firman sebari lari
“Pak meteornya mana?”
“Itu lagi dikeluarinnnnn..” Sambil lari Firman menyempatkan menjawabnya.
“Heuuhhh… cakep kok gila, tajir pula, tuhan gak adil” Tukang ojek menggerutu sambil menyalakan motor dan bergegas kembali ke pangkalan.

Karena saking terburu-buru nya Firman lupa mengucapkan salam ketika masuk pintu rumah, lalu melihat ke arah kamar istrinya banyak saudara-saudaranya, termasuk orangtua Firman dan Maya hadir menunggu di depan pintu kamar.

“Cepat kamu temani istri mu, biar kamu tau bagaimana ibu mu dulu”
“Iya maaf bu, tadi macet”

Tanpa pikir panjang Firman langsung masuk ke kamar istrinya lalu memegang erat tangan istrinya, yang saat itu sedang berusaha dibantu dokter desi dan satu orang susternya. Jantung Firman berdebar hebat melihat keringat dan teriakan wanita yang amat sangat dia cintai di samping nya, dia hanya bisa berdo’a dan berdo’a tanpa merasakan sakit yang Maya rasakan,
“Tuhan lancarkanlah, selamatkan istri dan anak ku”

Tak lama suara tangis yang diinginkan saat itu mulai terdengar, seiring dengan suara adzan di mesjid samping rumah Firman. Semua orang disana seketika memecahkan ketegangan mereka, bermetamorfosa jadi senyum bahagia, dan tak ada satu bibir pun yang enggan mengucapkan
“alhamdulilah”.

Dokter memberitahu jika anak kami berjenis kelamin laki-laki sambil membawanya ke hadapan Maya dan Firman dan menyuruh Firman untuk mengadzani sebelum dokter membersihkan nya.

“Hello jagoan kecil ku, kau begitu lucu, selamat datang di singgasana bumi ini, aku harap kau betah dan menyukai nya. Perkenalkan kami keluarga mu, dan aku ibumu yang tadi pagi masih kau tendang-tendang perutnya dan bernyanyi dirahim ku. Laki-laki di sampingku adalah ayah mu sekaligus presiden abadi untuk kita, dia yang tadi melantunkan adzan di telinga mu, tepat setelah ashar kamu lahir dan bertemu kami, dan mereka sanak sodara mu, yang kelak akan membantu mu. Sudah lama kami menunggu saat istimewa ini, dari jauh hari sudah mempersiapkan semuanya, kami menaruh banyak harapan di tubuh mungil mu, semoga kelak kau menjadi penawar dosa kami, dan alasan untuk kami menuju pintu surga.” Gumam Maya;

“Pah anak kita tampan yah..?”
“Iya seperti ayah nya.” jawab Firman dengan bangga
“Tapi kayanya cakepan dia pah” guyon Maya
“Tuh kan ayah mulai cemburu sama kamu nak” sambil membelai bayi nya di pangkuan Maya
“Kalau kamu jelek dan jahat, aku tak mungkin sudi menikah dengan mu dan punya buah hati dari mu”.
“I love you so much sayang” ungkap kagum Firman pada istrinya dengan mendaratkan kecupan di kening Maya
“eh kita belum kasih dia nama pah.”
“tenang saja aku siapkan itu, jadi aku berinama Zacky Rozan Arrafi, gimana?”
“lumayan aku setuju”, tanya kakek nenek nya
“bagus juga”.
“iya, itu terserah kalian”
“iya udah itu cocok, kita panggil dia Zakcy atau Rafi.. hehe”
“ya ya jadi setuju ya, berati beberapa hari lagi tinggal perayaan sekaligus syukuran”.
“iya pah atur sama kamu semuanya”.
Kebahagiaan yang luar biasa melengkapi keluarga kecil itu.

Suara adzan berkumandang dan Firman pamit pada istrinya untuk bergegas ambil air wudhu.
“Tuhan titipan mu telah sampai di tangan kami, terimakasih kau memberiku kepercayaan untuk menjadi seorang ayah, aku berjanji sekuat-kuatnya untuk menjaga merawat dan mendidik berdasarkan aturan mu. Kreasi mu ini lucu, kau menciptakan dengan kesempurnaan yang jau diluar pemikiran kami.” do’a Firman setelah selesai menunaikan solat magrib, sebari menunggu waktu isya, Firman melanjutkannya dengan ngaji.
Selesai melakukan semua kewajibannya, dia kembali ke ruangan istrinya.

“asalamualaikum”
“wa’alaikum salam, Zacky nya lagi apa mah.?”
“lagi bobo, mungkin kecapean, hehe”
“oh iya mah mau makan apah, hari ini biar aku yang masak.”
“kan ada si bibi, biar bibi aja!”
“untuk hari istimewa ini si bibi aku liburkan masak”,
“kamu serius pah”.
“iyah, mau makan apa?”
“ehm… Pengen ayam sop ayam aja deh”.
“oh nasi goreng aja ya, biar gampang”.
“duh kamu ini ngapain ngasih pilihan kalau akhirnya kamu sendiri yang menentukan!”
“hehehe”
“iya gak apa-apa, tapi no pedes”,
“okeh nyonya muda, tunggu ya”.
“suamiku lucu” ucap dia sebari menggelengkan kepala dan tersenyum kecil.

Firman yang sudah berada di dapur telah siap untuk mengeksekusi semua bahan masakan. 20 menit berlalu, Firman kembali menemui isrinya dengan membawa satu piring nasi goreng buatannya,
“Taraaa…!! Sajian sudah siap”.
“ciee berasa punya suami chef junot”.
“eh eh makan nya pake cinta ya, biar enak gak enak tetap bilang enak, hehe”
“huhhh lebay..”
“tapi karena lebay kan kamu dulu tepesona olehku”.
“oh silahkan cicipi.. hehe”
“ehhm.. yummi lumayan”.
“wahh serius”,
“nih.” dengan menyuapi Firman yang berada di samping nya.

Waktu sudah larut malam, dan semua sanak saudara sudah pada tidur di ruang tamu, Firman pun tidur di sofa kamar istrinya, sedangkan Maya tidur di samping bayinya. Pukul 05 pagi, semua orang yang ada di rumah itu terbangun untuk sholat subuh berjama’ah. Setelah selesai Firman kembali ke kamar.
“pah Zacky kita udah bangun, eh pah biasanya kan kalau tengah malam bayi itu nangis, dia kok adem-adem aja?”
“dia anak yang baik, mungkin gak mau ganggu kita” Ucapan Firman membuat kekhawatiran Maya hilang,
“kamu kerja masih cuti pah?”
“iya tadi aku di telepon kantor katanya dikasih cuti seminggu sampe kamu pulih”.
“oh bagus deh..”

Semua orang kembali pulang ke rumah mereka untuk beraktivitas seperti biasa, di rumah hanya ada Firman, Maya, bayi dan satu orang pembantu. Setelah adzan dzuhur, dan Firman selesai menunaikan sholat, ketika masuk kamar dia melihat Maya panik saat menggendong bayi mereka yang menangis begitu kencang.
“untung kamu cepat datang, anak kita badannya panas banget pah, dan matanya menguning, pantesan dari tadi aku heran”
“astagfirulloh, mending cepat kita bawa ke dokter”.


Firman menyiapkan semua perlengkapan dan mengeluarkan mobil yang ada di garasi. Tampa sebentar pun memanaskan mobil dia langsung tancap gas menuju rumah sakit terdekat. Sampai di tempat tujuan, Firman dan istrinya yang menggendong bayi, bergegas menemui dokter dengan suasana hati tak tenang langkah kaki berjalan cepat.
Tok.. tok .. tok
“silahkan masuk”.
“selamat siang dok”.
“iya ada yang bisa dibantu”
“ini anak saya dok badan nya panas banget, muka pucet”.
“cepat bawa ke UGD, itu matanya menguning”.
Firman didampingi istrinya dan dua orang suster bergegas mengikuti dokter ke UGD.
“mohon maaf sebaiknya bapak dan ibu tunggu di luar saja, kami akan akan bekerja semaksimal mungkin”.
“iya dok”,

Dokter pun menutup pintu, Firman dan Maya menunggu di kursi depan ruangan itu. Firman menghubungi saudara-saudaranya memberitahukan kejadian ini. Maya terus meneteskan airmata sebari terus berdo’a, Firman melihat bayinya di balik kaca jendela tempat bayinya terbaring lemah
“Kemarin tepat di jam yang sama aku dan semua orang bertarung melawan panik yang luar biasa menyaksikan kau dan ibumu berjuang demi keselamatan mu, dan hari ini aku dikejutkan kembali, dengan panik yang berharap berakhir indah sepeti kemarin, berjuang nak, kami menunggu mu disini. Tuhan yang maha sutradara, apakah ini bagian dari skenario hidup ku? Jika engkau masih mempercayaiku, tolong selamat kan dia, jangan dulu ambil dia” Firman yang terus bebisik di hati kecilnya, dengan tangan menempel di kaca, dan mata menatap ke arah bayi.
Sifat tegar dan iman yang kuat tak mampu menghentikan air yang terus menetes dari matanya

Kumandang adzan ashar terdengar begitu merdu dimushola pinggir rumah sakit, Firman menghapus air mata nya karena dokter sudah keluar, yang diingankan Firman dan istrinya saat itu, dokter membawa kabar baik.
“gimana dok?”
“gimana dok, anak saya baik-baik saja kan?”
“anak bapak dan ibu terlalu lemah, dia kena penyakit kuning atau liver”.
“trus gimana keadaan nya sekarang?.”
“maaf bu, kami sudah semampunya berusaha, namun takdir berkata lain. Anak ibu tak bisa diselamatkan”.
Maya ya seketika pingsan, tak kuasa mendengar keputusan dokter, keluarga langsung membawa Maya.
Firman dengan keteguhan hatinya menuju kamar dimana Zaki Rozan Arrafi tertidur panjang, dia membuka kain yang menutupi seluruh tubuh bocah itu
“Aku dipercaya jadi ayah mu tak lebih dari 24 jam nak selamat jalan, semoga kelak kita bertemu disinggasana surga” ucap Firman diakhiri menciun kening anaknya.

Firman dan keluarga menyiapkan untuk pemakamannya. Maya yang masih lemah dibiarkan istirahat. Setelah acara pemakaman selesai, Firman terus mendampingi dan menasehati istrinya. “Kita hanya bisa merencanakan, namun apa daya yang maha sempurna mengambil kembali miliknya, dan suatu saat aku atau kamu akan kembali diambil nya, sudah kita lanjutkan kembali hari-hari kita, sebanyak apapun airmata tak akan membuat dia hidup kembali. Cukup sekali untuk membuktikan duka kita.”


Dalam waktu satu bulan Maya bisa kembali pulih dan menjadi ibu rumah tangga seperti biasa nya. Maya yang divonis tidak bisa punya anak lagi, memutuskan mengadopsi anak dari panti asuhan, den mereka pun hidup bahagia

Peta Pergerakan Mahasiswa: Mengulang Reformasi atau Mengusung Revolusi?


Oleh : Maretika Handrayani

Beberapa tahun terakhir ini mengemuka istilah : Negara Gagal (Failed State). Itulah julukan NKRI yang amat mengerikan hari-hari ini. Kegagalan rejim reformasi, kiranya nyata disebabkan telah terjebak sistem demokrasi itu sendiri. Pemilihan  secara langsung telah menghasilkan presiden SBY, belasan gubernur, dan ratusan bupati/kepala daerah, tetapi sistem ini ternyata sarat oleh praktek sogok alias politik uang  yang secara pasti akan menyeret bangsa Indonesia ke pusaran air bah yang akan menenggelamkannya.
Status Negara Gagal buat NKRI sebenarnya sudah mulai mencuat sejak 2007, setelah majalah Foreign Policy yang bekerjasama dengan tink-tank Amerika Serikat The Fund for Peace, mengumumkan daftar 60 index Negara Gagal. Indonesia masuk dalam daftar 60 Negara Gagal itu bersama Sudan, Somalia, Zimbabwe, Kongo, Ethiopia, Uganda, Irak, Timorleste, Myanmar, juga sederetan negara di Amerika Latin seperti Haiti. Ukuran sebagai negara gagal di antaranya disebutkan pemerintahan pusat posisinya sangat lemah dan tidak efektif. Pelayanan umum buruk, tindak kriminalitas dan korupsi merajalela, dan ekonomi merosot. “Tanda-tanda atau indikasi sebagai Negara Gagal yang telah dibuat Foreign Policy bersama The Fund for Peace, pada 2007 niscaya kini 2011 kondisinya lebih parah lagi dan makin merosot”. (Voa-Islam, 8/10/2011)
Istilah negara gagal tersebut tentu tidak bersebrangan dengan apa yang kita rasakan langsung. Tengok saja, jumlah orang miskin menurut data BPS masih 30,02 juta jiwa. Di sisi lain, pemerintah juga terus menambah utang. Padahal sekadar untuk membayar bunga utang saja, pada tahun 2011 menguras lebih dari Rp 100 triliun dana APBN. Makin menyedihkan karena sumber daya alam (SDA) Indonesia yang seharusnya untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat Indonesia, sekitar 90% kekayaan migas dan 75 % kekayaan tambangnya dikuasai asing. Di bidang pendidikan, jumlah siswa miskin di Indonesia hampir mencapai 50 juta. Dari jumlah itu, ada sekitar 2,7 juta siswa SD dan 2 juta siswa SMP terancam putus sekolah . Sementara itu, kasus korupsi semakin membudaya di berbagai lapis masyarakat. 
Gamblang kiranya fakta yang terbentang dan diuraikan di atas, perubahan rezim otoriter Soeharto sejak Mei 1998 diganti rejim demokrasi liberal sepanjang 11 tahun terakhir, ternyata justru membawa Indonesia dalam kesulitan-kesulitan yang luar biasa. Yang paling mengerikan kini NKRI bahkan memiliki label baru : Negara Gagal.

Mahasiswa dan Pergerakannya
Negara ini butuh perubahan. Mahasiswa sebagai kaum intelektual merupakan satu-satunya pihak yang masih dipercaya rakyat sebagai penyambung lidah mereka yang pada akhirnya merupakan aktor perubahan guna menyampaikan aspirasi mereka kepada para penguasa. Keberadaan gerakan mahasiswa dalam konstelasi sosial politik di negeri ini tak bisa dipandang sebelah mata. Keberadaan mereka menjadi kekuatan yang selalu dipertimbangkan oleh berbagai kelompok kepentingan (interest group) terutama pengambil kebijakan, yakni negara. Dalam sejarah perjalanan bangsa pasca kemerdekaan Indonesia, mahasiswa merupakan salah satu kekuatan pelopor di setiap perubahan. Tumbangnya Orde Lama tahun 1966, Peristiwa Lima Belas Januari (MALARI) tahun 1974, dan terakhir pada runtuhnya Orde baru tahun 1998 adalah tonggak sejarah gerakan mahasiswa di Indonesia. Sepanjang itu pula mahasiswa telah berhasil mengambil peran yang signifikan dengan terus menggelorakan energi “perlawanan” dan bersikap kritis membela kebenaran dan keadilan.
Menurut Arbi Sanit[1], ada lima sebab yang menjadikan mahasiswa peka dengan permasalahan kemasyarakatan sehingga mendorong mereka untuk melakukan perubahan. Pertama, sebagai kelompok masyarakat yang memperoleh pendidikan terbaik, mahasiswa mempunyai pandangan luas untuk dapat bergerak di antara semua lapisan masyarakat. Kedua, sebagai kelompok masyarakat yang paling lama mengalami pendidikan, mahasiswa telah mengalami proses sosialisasi politik terpanjang di antara angkatan muda. Ketiga, kehidupan kampus membentuk gaya hidup unik melalui akulturasi sosial budaya yang tinggi diantara mereka. Keempat, mahasiswa sebagai golongan yang akan memasuki lapisan atas susunan kekuasaan, struktur ekonomi, dan akan memiliki kelebihan tertentu dalam masyarakat, dengan kata lain adalah kelompok elit di kalangan kaum muda. Kelima, seringnya mahasiswa terlibat dalam pemikiran, perbincangan dan penelitian berbagai masalah masyarakat, memungkinkan mereka tampil dalam forum yang kemudian mengangkatnya ke jenjang karier.
Disamping itu ada dua bentuk sumber daya yang dimiliki mahasiswa dan dijadikan energi pendorong gerakan mereka. Pertama, ialah Ilmu pengetahuan yang diperoleh baik melalui mimbar akademis atau melalui kelompok-kelompok diskusi dan kajian. Kedua, sikap idealisme yang lazim menjadi ciri khas mahasiswa[2]. Kedua potensi sumber daya tersebut ‘digodok’ tidak hanya melalui kegiatan akademis di dalam kampus, tetapi juga lewat organisasi-organisasi ekstra universitas yang banyak terdapat dihampir semua perguruan tinggi.
Pada era sekarang, Gerakan Mahasiswa terbagi atas dua fragmen penting. Yang satu terbangun atas ideologi dan paradigmanya yang diperhangat oleh kekokohan gerakan mahasiswa itu sendiri mencakup pemikiran (Fikrah), Metode (Thariqah), dan Strategi-strateginya (Khithah). Yang satunya terbangun atas spontanitas yang melahirkan kelompok opportunis, kapabilitas mahasiswa sebagai pengontrol kebijakan pemerintah pun dipertanyakan seiring biasnya pergerakan mahasiswa. Pasca reformasi, peta pergerakan mahasiswa menunjukkan pergeseran paradigma yang signifikan. Gerakan Mahasiswa yang meposisikan diri pada posisi “Moral Force” dan menjalankan fungsinya sebagai Agent of Change, Social Control, dan Iron Stock seakan mengalami degradasi. Trennya terus terbangun atas “keresahan bersama” yang diaktualisasikan melalui media aksi massa yang tidak jarang berujung pada tindak anarkisme. Beberapa diantara mereka, mengaktualisasikan “keresahan bersama” tersebut dalam wadah pengembangan diri (misal: Entrerpreunership). Lebih jauh lagi, di sebagian mahasiswa kini mengidap penyakit apolitis dan apatis yang tidak mau tahu kondisi yang terjadi saat ini.
Kegagalan Reformasi
Bicara reformasi 1998 tidak bisa dilepaskan dari peran mahasiswa. Saat itu, bicara mahasiswa berarti bicara reformasi, bicara reformasi berarti bicara mahasiswa. Saat ini 13 tahun sudah kita “menikmati” reformasi, perjuangan yang menganggap klimaksnya adalah  ketika memaksa mundur orang no-1 di Indonesia saat itu.
Namun, apa buah reformasi selama 13 tahun tersebut? Hasil survei nasional yang dilakukan Indo Barometer, sebanyak 55,4 persen masyarakat tidak merasakan ada perubahan kondisi bangsa sebelum dan sesudah reformasi. Hanya 31 persen masyarakat yang menganggap kondisi bangsa setelah reformasi jauh lebih baik. Survei ini dilakukan April-Mei 2011 dengan 1.200 responden di 33 provinsi.
Hasil survey tersebut tentu tidak berseberangan dengan apa yang kita rasakan langsung. Reformasi 1998 memang berhasil menumbangkan orang no-1 saat itu, namun hingga kini persoalan Indonesia belum selesai. Apa yang di era Soeharto dikritik oleh demonstran seperti maraknya korupsi, kolusi,mafia peradilan, kemiskinan, justru kembali berulang saat ini. Bahkan Indonesia mendapatkan berbagai julukan: negara gagal, republik koruptor, negara lelucon sampai negara biadab!
Akar kegagalan reformasi sepantasnya mendapat perhatian serius dan analisis yang mendalam. Pertanyaan yang patut diajukan, mengapa gerakan kaum intelektual muda seperti mahasiswa ini seolah belum menemukan pola baku dalam melawan segala tirani dan ketidakadilan para penguasa, yang semakin hari semakin tidak lagi memihak kepada rakyat?
Ada tiga hal pokok penyebab gagalnya gerakan mahasiswa. Pertama, tidak  menyentuh akar permasalahan, sehingga kurang tepatnya perumusan solusi krisis bangsa. Para aktivis gerakan perubahan, termasuk gerakan mahasiswa sebagai garda terdepan, menilai akar masalah dari segala krisis bangsa adalah kesalahan dari aparat pemerintah, antara lain penegakan hukum yang lemah, budaya KKN dan belum berjalannya demokratisasi. Sehingga mereka menyerukan tegakkan supremasi hukum, bersihkan aparat pemerintah dari KKN dan gencarkan demokratisasi. Begitu juga dalam permasalahan BHMN/BHP, mereka hanya sebatas berteriak-teriak tolak BHMN/BHP. Permasalahan kebobrokan ekonomi dengan seruan turunkan harga kebutuhan pokok. Jadi jelaslah mengapa perjuangan tidak kunjung membuahkan hasil yang baik, karena ide-ide itu masih umum dan tidak menyentuh akar permasalahan yang ada. Dari sini, dimunculkan solusi dengan enam visi reformasi dalam menuntaskan masalah tadi. Jika ditelusuri lebih mendalam, hal tadi bukanlah rumusan yang tepat sebagai solusi.
Kedua, ide yang tidak jelas. Pengadopsian sebuah ide atau pemikiran gerakan menjadi unsur yang penting bagi gerakan mahasiswa sebagai nilai perjuangan nantinya. Ide atau pemikiran itu haruslah ide dan pemikiran yang benar, jelas dan terukur. Dalam artian telah melalui proses studi kelayakan dan disimpulkan apakah baik untuk diadopsi. Ternyata prinsip ini dilupakan oleh gerakan mahasiswa selama ini. Lemahnya daya pikir politis mahasiswa juga membawa arah perjuangan mereka tidak menentu. Berbagai aksi yang yang dilakukan hanya sekedar respon yang spontanitas (reaksioner) tentang berbagai isu yang sedang populer di masyarakat. Dan tidak heran jika kemudian gerakan mahasiswa ini sering dimanfaatkan sebagai alat permainan isu dan manajemen konflik oleh berbagai pihak yang berkepentingan.
Ketiga, tidak ideologis. Sebenarnya mahasiswa selama ini belum memahami betul akan pentingnya sebuah gerakan yang berlandaskan ideologi, sehingga mereka terbiasa akan gerakan-gerakan yang ada saat ini, bahkan mereka mengikuti format-format gerakan tersebut dalam aktivitasnya meskipun mereka tidak merasakan kepuasan sebab gerakan tersebut tidak mampu berkarya dalam menyelesaikan masalah. Mereka yang mengusung gerakan yang tidak ideologis, akan terombang ambing ketika ditengah perjuangannya berbenturan dengan berbagai masalah yang sebelumnya tidak pernah dijumpai. Berbenturan dengan ketidakpercayaan diri dalam menghadapi realitas yang ada. ataupun berbenturan dengan mayoritas suara yang menyesatkan. Sehingga dapat kita saksikan, ide-ide yang diusung oleh sebagian gerakan mahasiswa lebih bersifat megikuti tren yang ada, ketika diteriakkan reformasi sebagai solusi bangsa ini maka mahasiswapun meneriakkan hal yang sama. Begitu juga ketika diberikan konsep demokrasi sebagai sebuah system yang adil maka mahasiswa pun ikut memperjuangkannya, tanpa mencermati apakah konsep-konsep yang ditawarkan tersebut layak untuk diperjuangkan. Akibatnya arah perjuangan merekapun tidak menentu.

Urgensitas Fondasi Ideologi bagi Sebuah Pergerakan 
Hal ini sangatlah berbeda dengan gerakan yang berbasis sebuah ideologi. Mereka akan menemukan arah perjuangan yang jelas, sebab idelogi tersebut akan menuntun mereka dalam melahirkan berbagai solusi atas persoalan yang ada. Rekonstruksi Paradigma Gerakan Ketika masyarakat sadar bahwa ada suatu kondisi yang lebih baik dari semula maka keinginan untuk melakukan perubahan kearah yang lebih baik tersebut menjadi suatau keniscayaan. Berbagai cara dilakukan untuk mewujudkan perubahan tersebut. Bermunculanlah beberapa tokoh perubahan yang menyebut dirinya reformis. Mereka melakukan perubahan dalam tatanan masyarakat tanpa merubah sistem yang ada, hanya memperbaiki kelemahan sistem tersebut.
Disisi lain ada pula sebagian kelompok yang hendak melakukan perubahan secara sistematis dan sekaligus merubah tatanan sistem yang ada. Inilah kaum revolusioner yang ingin melakukan perubahan yang menyeluruh. Kaum reformis manganggap kaum revolusioner hanya akan memakan banyak korban dalam melakukan perubahan. Sedangkan kaum revolusioner berkeyakinan bahwa kaum reformis hanyalah membuang-buang waktu. Bahkan jika dulu para pejuang kemerdekaan kita hanya melakukan reformasi maka tidak mungkin kita akan lepas dari penjajahan mencapai kemerdekaan seperti sekarang. Apabila kita hendak menentukan arah perubahan yang akan di perjuangkan apakah perubahan barsifat reformasi atau revolusi, maka tidaknya ada dua hal yang harus kita perhatikan yaitu : Harus melakukan kajian seksama atas objek yang akan dirubah, Suatu penilaian atau evaluasi, mau tak mau, mengharuskan adanya pegangan sudut pandang tertentu yang khas yaitu dengan kacamata ideologi yang benar. Ketika memandang suatu objek permasalahan yaitu bangsa Indonesia ini, hendaknya kita bukan hanya sibuk dengan akibat yang ditimbulkan oleh permasalahan tadi, tetapi mestilah dicarikan penyebab/akar masalah mengapa akibat ini bisa muncul.
Dan kaitannya dengan kondisi Indonesia pasca reformasi yang terbukti telah gagal dan tidak mampu menyelesaikan persoalan negeri ini. Sebab perubahan yang diusung adalah reformasi yaitu hanya sekedar pergantian dari satu pemimpin ke pemimpin lainnya. Maka seharusnya perubahan yang dilakukan adalah secara mendasar (revolusi) berupa mengganti semua sistem aturan dan beralih ke sistem yang baru dan diikuti dengan pergantian pemimpin dengan yang amanah. Dalam hal ini kita perlu memiliki satu pegangan atau titik referensi terlebih dahulu yang akan dijadikan sebagai alat untuk mengevaluasi kinerja yang ada saat ini. Mengingat sudut pandang yang digunakan para reformis tidak mampu melihat akar permasalahan rakyat yang sedemikian banyaknya.
Maka, satu pegangan atau titik referensi yang ditawarkan adalah harus memakai kacamata yang lain yang lebih baik. Reformasi telah gagal semenjak kemunculannya, Sebab poin yang diagendakan dalam reformasi tersebut bukanlah poin yang mengakar bagi permasalahan rakyat saat ini. Maka sudah seharusnya kita menolak keadaan yang terjadi pada masa orde lama, orde baru, ataupun juga masa reformasi saat ini. Sebab apa yang harus menjadi gambaran kita adalah penyelesaian yang menyeluruh dari semua permasalahan yang sedang dihadapi. Oleh karena itu Reformasi hanyalah suatu bentuk yang jika diibaratkan seperti perpindahan dari kandang macan ke kandang harimau. Kedua-duanya sama ganasnya dan sama pemakan dagingnya. Salah satu kesalahan fundamental dari gerakan reformasi ini adalah tidak digantinya sistem sekaligus orang-orang yang memegang pemerintahan seluruhnya. Pada masa itu yang terjadi adalah sebuah gerakan massa besar-besaran yang bertujuan untuk menggulingkan penguasa yang sah saat itu yaitu Soeharto. Terkumpulnya massa dalam jumlah besar itu hanyalah sekedar massa yang banyak saja. Keinginan mereka hanyalah turunnya Soeharto dan berharap akan terjadi suatu perubahan yang lebih baik. Massa yang sangat banyak tersebut cenderung hanya berkumpul semata tanpa adanya gagasan ataupun konsep perubahan yang jelas. Mereka hanyalah sekedar menginginkan perubahan tanpa tahu perubahan seperti apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dilakukan untuk melakukan perubahan tersebut.
Islam, Ideologi Shahih
Melihat itu semua maka penulis menawarkan suatu solusi dan gagasan yang jelas yaitu ideologi Islam. Karena melihat bahwa akar permasalahan dari sekian banyak permasalahan yang ada adalah tidak diterapkannya Islam dalam kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini. Islam hanya ditempatkan pada wilayah privat (sekularisme). Bukankah Alloh swt telah menyatakan :
“Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, Maka Sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta”. QS. Thaaha : 124.
Syariat Islam datang dalam rangka memecahkan masalah bagi kemaslahatan semua elemen masyarakat. ketika Islam menetapkan sebuah sistem ekonomi yang berlandaskan pada prinsip syariat, maka sistem itu adalah untuk seluruh masyarakat tanpa memandang muslim ataupun non muslim. Ketika ekonomi secara umum gonjang-ganjing sejak Indonesia mengalami krisis, lembaga keuangan syari’at menunjukkan ketegarannya atau ketentuan syariat Islam dalam banyak hadits bahwa komoditas milik umum seperti minyak, hutan, gas alam, emas dan barang mineral lain adalah milik umum yang karenanya harus dikelola oleh negara. Hasilnya, diberikan kepada seluruh rakyat baik langsung maupun tidak langsung melalui pendidikan dan kesehatan murah bahkan gratis akan membuat rakyat merasakan manfaat dari kekayaan sumberdaya alam yang dimilikinya.
Begitu juga, syariat Islam menetapkan adanya pendidikan bermutu yang tegak berdasarkan paradigma Islam dimana pendidikan diorientasikan pada pembentukan kepribadian, penguasaan tsaqofah Islam dan penguasaan sains dan teknologi, diselenggarakan gratis atau biaya murah, semua itu dinikmati oleh setiap warga negara, muslim dan non muslim (Al Baghdady, 1996). Sebaliknya, sistem pendidikan sekuler yang amburadul, mahal dan arah yang berganti-ganti saat ini menghasilkan sosok manusia yang diragukan kualitasnya terlihat dari maraknya perkelahian pelajar, seks bebas dan penyalahgunaan narkoba. Siapa yang merasa aman dalam dunia pendidikan seperti ini? Sementara, kemampuan sistem Islam menjaga keamanan, jiwa, harta dan kehormatan melalui penerapan (uqûbat) Islam dimana para pelaku pelacuran, perampokan termasuk koruptor, pezina, peminum-minuman keras, pembunuh dihukum setimpal (Abdurrahman Maliky, 1990). Hal ini akan membuat kriminalitas menurun dan segala penyakit sosial turun drastis atau dapat ditekan serendah mungkin.
Sudah seharusnya gerakan mahasiswa yang ada saat ini berjuang untuk mensosialisasikan solusi Islam ini dan mengkampanyekan penegakan syariah di negeri ini, melalui suatu momentum Revolusi. Saya yakin bahwa para pejuang Reformasi akan kehabisan tenaga dalam memperjuangkan misinya tersebut. Sebab, solusi yang diperjuangkan oleh mereka itu bukan menyentuh akar masalah dari problematika umat. Mereka akan kelelahan karena ibaratnya sibuk membersihkan air yang jatuh ke lantai dari atap yang bocor tanpa pernah memperbaiki atap yang bocor tersebut. Oleh karena itu Mengapa kita takut lagi mengatakan bahwa system sekarang sudah bertolak belakang dengan Islam. Mengapa kita takut mengatakan bahwa hanya satu aturan Islamlah yang benar. Bukankah kita semua tahu sendiri bahwa kebobrokan kehidupan saat ini karena tidak diterapkannya system Islam secara Kaffah. Malah kita terjebak dalam roda pergerakan system Kapitalis-demokrasi saat ini, bukankah Alloh telah mengingatkan kita :
“Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya”.  (TQS. Al A’raf [7] : 96). <!--[if !supportLineBreakNewLine]--> <!--[endif]-->
Perjuangan Rasulullah, Tauladan bagi Arah Pergerakan
Walhasil, Sekarang kita telah menemukan akar persoalan bangsa ini yaitu diterapkannya sekularisme dan solusi yang fundamental pun sudah kita dapatkan, yang mana dengan penerapan syariat Islam di segala bidang. Jadi, hanya tinggal bagaimana metode untuk memperjuangkan syari’at Islam itu agar bisa diterapkan di negara ini.
Tahapan yang harus dilakukan oleh gerakan mahasiswa kedepan sebagaimana yang telah dicontohkan Rasulullah SAW dalam mambangun negara Islam di Madinah yaitu : Pertama, tahap pembinaan dan pengkaderan, yang dilaksanakan untuk membentuk kader-kader yang mempercayai pemikiran dan metode pergerakan yang akan dijalankan dalam rangka melakukan perubahan. Para kader inilah yang akan menyampaikan Islam kepada masyarakat dan mendorong mereka untuk mengemban Islam serta membentuk kesadaran atas dasar ide-ide dan hukum-hukum Islam. Disamping itu juga meluruskan kekeliruan pemahaman masyarakat terhadap Syariat Islam, kerena opini negatif yang selama ini dibangun oleh musuh-musuh Islam seperti dikatakan syariat Islam itu kejam, kuno, memecah belah bangsa, menindas non muslim dan sebagainya. Padahal Islam itu rahmat bagi seluruh alam. Bukankah Alloh swt telah berfirman:
Dan tiadalah Kami utus engkau (ya Muhammad) melainkan sebagai rahmat bagi seluruh alam” (TQS. AL Anbiya 107).
Kedua, tahapan berinteraksi dengan masyarakat secara langsung dan kontinyu, pada tahapan ini yang dilakukan ialah aktivitas pergolakan pemikiran dan perjuangan politik. Pergolakan pemikiran dilakukan dalam rangka menentang kepercayaan, ideologi, aturan, dan pemikiran-pemikiran kufur yang bukan dari Islam; menentang segala bentuk akidah yang rusak, pemikiran yang keliru seperti ide demokrasi, serta persepsi yang salah dan tersesat. Caranya adalah dengan mengungkapkan kepalsuan, kekeliruan, dan pertentangannya dengan Islam; sekaligus membersihkan umat dari segala bentuk pengaruh dan bekas-bekasnya. Sebab Islam adalah agama dan ideologi yang sempurna sehingga tidak memerlukan sistem yang lain untuk mengatur negara ini. Sedangkan perjuangan politik dilakukan dalam rangka menghadapi makar negara-negara barat imperialis yang menguasai negeri ini; menghadapi segala bentuk penjajahan, baik berupa pemikiran, politik, ekonomi, maupun militer; mengungkapkan taktik dan strategi persekongkolan negara-negara barat untuk membebaskan bangsa ini dari kekuasaan dan pengaruhnya. Perjuangan politik juga dilakukan dengan cara menentang secara terus-menerus para penguasa yang tidak memihak rakyat, mengungkapkan kejahatan mereka, mengadakan nasihat dan kritik buat mereka, sekaligus berusaha mengubah tingkah laku mereka setiap kali mereka merampas dan menghilangkan hak-hak rakyat, tidak melaksanakan kewajibannya terhadap rakyat dan melalaikan urusan rakyat. Dakwah ini juga ditujukan kepada pemilik kekuatan dan simpul-simpul umat seperti pihak militer, tokoh-tokoh masyarakat, alim ulama, cendikiawan dan lainnya. Dengan begitu, seluruh komponen masyarakat tersebut telah menjadikan Islam sebagai pemikiran mereka yang akan mendorong mereka untuk mewujudkannya dalam kehidupan. Sehingga mereka bersama-sama yang menuntut perubahan revolusi tadi, yakni revolusi putih tanpa kekerasan dan tanpa pertumpahan darah kerena berangkat dari wujud kesadaran yang sempurna. Jika telah demikian halnya siapa lagi yang akan mampu manghalangi untuk tegaknya Islam di negara ini, Insya Alloh.
Ketiga, tahapan menerima penyerahan kekuasaan, yaitu pada saat masyarakat sudah mempunyai kesadaran akan kebobrokan sistem demokrasi yang diterapkan dan tidak amanahnya penguasa yang memimpin mereka selama ini, pada saat itulah masyarakat akan mempercayakan kepemimpinannya kepada gerakan yang selama ini telah menyadarkan mereka. Ketika kekuasaan telah diperoleh dan sistemnya pun sudah diganti dengan sistem pemerintahan Islam, maka pada saat itulah syariat Islam dapat diterapkan secara menyeluruh yang akan mensejahterakan bangsa ini, insyaAlloh. Oleh karena itu kedepan gerakan mahasiswa harus mengganti enam agenda reformasi 1998 yang lalu menjadi enam agenda Revolusi 2011 yaitu : Menjadikan Rasulullah SAW sebagai tauladan dalan segala aspek kehidupan. Penegakan Syariat Islam dalam kehidupan bernegara yang meliputi bidang ekonomi, social, budaya, peradilan, politik, pemerintahan, pertahanan, pendidikan dan pergaulan. Pemberantasan KKN yaitu Kapitalisme, Komunisme dan Neo-Liberalisme Sekuler beserta ide turunannya yang merupakan akar persoalan bangsa. Pembersihan para pejabat pemerintahan yang tidak amanah beserta kroni- kroninya. Ganti Sistem demokrasi yang dijalankan karena telah nyata gagal. Menegakkan Pemerintahan yang berlandaskan Islam yakni Khilafah Islam sebagai Institusi yang akan menjalankan Islam secara sempurna.
Khatimah
Wahai mahasiswa, sudah seharusnya kita bangga akan kemajuan yang dihasilkan oleh peradaban Islam. Dan kini tampak didepan mata bahwa satu-satunya konsep hidup yang layak diterapkan adalah Islam. Apalagi sebagai seorang muslim tentu hanya Islam-lah satu-satunya konsep kehidupan harus yang kita pegang dan perjuangkan, bukan Sosialisme yang sudah tumbang dan bukan juga kapitalisme yang sudah sekarat, kerena keduanya merupakan konsep hidup buatan manusia yang justru telah terbukti menjerumuskan umat manusia ke lembah kesengsaraan.


Kebangkitan suatu peradaban manusia dimanapun tempatnya dan kapanpun waktunya tidak dapat terlepas dari peran pemuda di dalamnya. Dalam sejarah berbagai peradaban, tidak bisa dipungkiri pemuda merupakan rahasia kebangkitan yang mengibarkan panji-panji kemenangannya. Maka peradaban Islam akan kembali bangkit dengan pemuda sebagai tonggak kebangkitan dan Ideologi Islam sebagai asas perjuangannya. Allohuakbar!!




Catatan :
[1] Arbi sanit dalam Karim, M Rusli, HMI MPO dalam Kemelut Modernisasi Politik di Indonesia, 1997, hlm 95. Lihat juga Arbi Sanit, Pergolakan Melawan Kekuasaan Gerakan Mahasiswa Antara Aksi Moral dan Politik, 1999.
[2] Andi Rahmat dan Muhammad Najib, Perlawanan dari Masjid Kampus, 2001, hlm 188.

Alasan Kenapa Wanita Lebih Suka Pria Tinggi/Jangkung

 Dalam memilih pasangan, wanita cenderung memilih pria yang berperawakan tinggi. Itu ternyata bukan hanya karena terlihat lebih gagah, tetapi menurut penelitian, juga karena pria tinggi lebih andal dalam berkelahi.

Penelitian yang dilakukan Dr. David Carrier menunjukkan pria paling terpukul saat merasa pendek. Pria tinggi seolah lebih memiliki kuasa dibandingkan pria pendek. Alasan ini terkait dengan terminologi evolusi, yaitu anggapan bahwa pria tinggi lebih bermanfaat bagi seorang wanita.


"Dari perspektif teori seleksi seksual, wanita akan tertarik pada pria yang kuat. Itu karena pria kuat dianggap bisa melindungi wanita dan
anak-anak dari pria lain," kata Dr Carrier, seperti dikutip dari Daily Mail.
Ilmuwan menemukan bahwa nenek moyang pada zaman prasejarah, paling sulit ketika mereka berdiri pada dua kaki. Juga diketahui pertempuran atau perkelahian adalah kekuatan pendorong di balik evolusi berjalan tegak.

"Hasil penelitian secara konsisten membuktikan hipotesis bahwa nenek moyang kita mengadopsi postur bipedal sehingga pria lebih baik saat memukul bahkan membunuh satu sama lain ketika bersaing untuk mendapat wanita," kata Dr. Carrier.

Berdiri dengan satu kaki di belakang membuat tubuh terlihat lebih tegak. Ini memungkinkan leluhur kita untuk melawan dengan kekuatan, pukulan juga jadi jauh lebih berbahaya dan mematikan. Hal ini juga memberikan penjelasan fungsional mengapa bagi wanita, pria jangkung lebih menarik.

"Pada awal evolusi manusia, dalam hal menjatuhkan lawan membuat pria tinggi lebih memiliki kapasitas yang besar untuk bersaing mendapat pasangan dan mempertahankan sumber daya dan keturunan," kata Dr Carrier.

Ia juga mengungkapkan, jika evolusi itu benar terjadi, wanita yang memilih pria tinggi akan memiliki harapan hidup yang lebih besar.

Sebelumnya ada penelitian lain yang mengungkapkan, alasan wanita memilih pria tinggi karena mengindikasikan gen yang baik, tetapi hal itu dibantah oleh Dr Carrier.

"Jika demikian, aku memperkirakan pria juga akan memiliki pikiran yang sama, yaitu tertarik pada wanita yang tinggi. Tetapi kenyataannya, pria lebih tertarik pada wanita yang memiliki tinggi rata-rata atau bahkan yang lebih pendek darinya," katanya.

source. sebenarnya.com

STATUS FACEBOOK





                “Ayo,  dit. Cepat matikan komputernya. Ini sudah malam,” ibu mengingatkan “ walaupun libur, kamu tetap besok harus bangun pagi.”
                “sebentar, Bu. Odit Cuma mau update status ko,” jawab Odit.
                Sudah dua bulan ini odit keranjingan facebook. Setiap ada kesempatan ia memeriksa halaman facebooknya, meng-update status, memberi komentar pada status teman-temannya dan mengupload foto-foto.
                “masa mau tidur saja harus memberitahu teman-teman di FB” goda ibu.
“Bukan soal tidur bu,  odit nulis status gini : keren bunga sakuraa sedang bermekaran dan sebagian sudah mulai rontok.”
Ibu mendekati odit dan ikut membaca status odit di halaman facebooknya “mana bunga sakuranya?” odit hanya tertawa “ya di jepang sana bu”
Dua hari kemudian odit mendapat kesempatan menggunakan internet. Dia terkejut dengan dua puluh tujuh komentar teman-temannya terhadap status terakhir yang ditulisnya, sebagian teman-temannya ada yang menyatakan kekagumanya karena odit bias berlibur ke jepang, dan sebagian lagi berpesan agar odit membawakan mereka oleh-oleh dari jepang.
“Hah,? Oleh-oleh dari jepang ? memang disana ada apa selain bunga sakura, gunung fuji, dan doraemon.?” Pikir odit pngetahuan odit tentang jepang hanya sedikit.
Odit pun menambahkan komentar pada statusnya. Ia mengetik titik dua dan kurung tutup. Sebagai ikon orang tersenyum. “Ah, biar orang berfikir kalau aku sedang dijepang” pikir odit. Matanya berkilat-kilat jenaka dan senyum lebarnya mengembang.
Odit membuka halaman Google dan mengetik beberapa kata pada bagian pencarian. Ia membuka beberapa halaman disitu dan akhirnya odit menemukan foto gunung fujiyang masih ditutupi salju tebal. Gambar Gunung fuji du upload ke halaman facebooknya. Dibagian teks gambar, odit menambahkan komentar : gunung fuji memang keren, gak ada matinya.
Baru dua menit odit meletakan foto gunung fuji, udin, teman sekelasnya sudah menulis komentar “Dit, kapan pulang ke bandung.”
Odi tersenyum membaca komentar udin. Buru-buru diketiknya komentar balasan “ hai din apa kabar,? Komentar odit sama sekali tidak tidak menjawab pertanyaan udin, sengaja.
Kemudiaan dating laagi satu komentar baru.kali ini komentar dari surya. “ngapain aja disana”
Berikut ada komentar dari tata teman les bahasa inggris “Udah kemana aja dit?”
Odit tergelak. Odit menulis komentar balasan. “banyak cerita menyusul.” Odit berkata jujur. Memang ia sudah mengunjungi beberapa temapat tapi di Jakarta bukan dijepang.
“Diit” panggil ibu.
Odit langsung mematikan computer dan menghampiri ibnya.
“Tolong belikan ibu kertas bungkus kado.”
“berapa lembar bu?” Tanya odit.
“Lima lembar tolong pilihkan yang gambar bunga” ibu menyerahkan uang selembar dua puluh ribu rupiah.
“Beres bu” jawb odit sambil tersenyum.
Baru saja beberapa langkah odit meninggalkan rumah odit melihat ijul yang sedang bersepedah menuju kearahnya. “dit………” sapa ijul “ Kapan pulang dit?”Tanya ijul sambil turun dari sepeda.
Odit tersenyum mmelihat pertanyaan ijul “Pulang darimana?”
“Di facebook kamu nulis lagi dijepang??” jelas ijul.
“yee…. Aku gak pernah nulis gitu” jawab odit masih dengan senyum lebarnya. “Aku Cuma nulis gunung fuji gak ada matinya.”
Ijul diam, dan mengingat-ngingat status yang ditulis odit dalam minggu ini. Tiba-tiba ijul tertawa
“hahahahahahahahaha………………….ha………….ha………….gok…gook…gok….bener dit, tapi teman-teman mengira kamu lagi liburan dijepang hahaha…ha….ha….ha….”
“itulah makanya jangan terlalu cepat membuat kesimpulan ha….ha….” odit tertawa.


Rabu, 29 Oktober 2014

SEJARAH SUMEDANG LARANG.




Anu jadi poko ngadegna Nagara Sumedang Larang teh prabu agung resi cakrabuana, atanapi prabu tajimalela, anu jeneng raja taun 950-an (abad 10).
Anu munggaran ngadegna nyaeta negara tembong agung, puser dayeuhna di Leuwihideng, pernahna (ayeuna) di kecamatan darmaraja. Prabu tajimalela kagungan putra tilu nyaeta :
1.      Prabu Lembu Agung.
2.      Prabu Gajah Agung.
3.      Sunan Geusan Ulun.
Numuntkeun Layang Darmaraja, prabu tajimalela munggaran ka putrana anu dua, nyaeta Prabu Lembu Agung jeung Prabu Gajah Agung. Nu saurang kudu jadi ratu, nu saurang deui jadi wawakilna. Tapi ceuk rakana rai bae, nyakitu keneh ceuk raina raka bae anu jadi ratu teh. Duanana pahiri-hiri, teuaya anu kersa jadi ratu. Nya kuramana dipiwarang angkat ka gunung Nurmala, anu ayeuna disebut gunung Sangkanjaya. Eta putra anu dua teh diparentah kudu nungguan pedang jeung dewegan.
Eta Prabu Gajah Agung kawon, margi sabot rakana ka cai, anjeuna hanaang dewegan dibeulah serta caina di leueut. Putusanana, Prabu Gajah Agung dijenengkeun ratu, nuluykeun kaprabon Sumedang Larang ngan pinagaraeun milari ku anjeun. Sedengkeun Prabu Lembu Agung tetep tumatep di Leuwihideung, anjeuna sasauran sakedar ngarajaan bae, tumut kana pidauh ramana.
Ku kituna, mimitinamah anu jadi gaganti prabu tajimalela teh Prabu Lembu Agung, anu sok disebut oge prabu lembu petang aji. Tapi anjeuna teu kersa jadi ratu. Nya diserenkeun ka raina nu jenengan Prabu Gajah Agung. Ari Prabu Lembu Agung jadi resi.
Saterasna, Prabu Lembu Agung ngagelarkeun rundayan ti Darmaraja, Prabu Gajah Agung ngalih ka ciguling, ngadegkeun negarana. Sedangkeun sunan geusan ulun, rundayanana sumebar di limbangan, karawang sareng brebes.
Kerajaan Sumedang larang ngalih ka ciguling, malahan puseur dayeuhna oge didinya. Ayeunamah kalebet wilayah sumedang selatan. Nu ngadeg nalendra nyaeta Prabu Gajah Agung, sok disebut oge prabu pagulingan. Anjeuna kagungan keris anu kakoncara, ngaranna Ki Dukun. Eta keris, gagangna jeung warangkana dijieun tina emas, ayeuna disimpen di museum Prabu Geusan Ulun.
Ngadegna Nagara Sumedang Larang di ciguling kurang leuwih taun 980. Prabu Gajah Agung pupus, makamna di cicanting kecamatan Darmaraja. Anjeuna kagungan putra dua nyaeta :
1.      Ratu Istri Rajamantri, nikah ka Prabu Siliwangi. Teu jadi ratu, sebab ngiring carogena , ngalih ka Pakuan Pajajaran.
2.      Sunan Guling, nu neraskeun jadu ratu di negara sumedang larang.
Sabada Prabu Gajah Agung pupus, digentos ku putrana anu kadua, nu jenengan Sunan Guling kurang leuwih taun 1000. Puseur dayeuhna angger di ciguling, sunan guling pupus makamkeun di ciguling. Anjeuna digentos ku Sunan Tuakan, putra hiji-hijina. Sunan Tuakan makamna di Heubeulisuk desa Cinagerang Kecamatan Tanjungsari ayeuna. Sunan Tuakan kagungan putri hiji, Nyi Mas Ratu Patuakan, anu saterasna ngadeg Raja, ngagentos ramana.
            Nyi Mas Ratu Patuakan kagunga caroge ka Sunan Corenda, putra sunan Parung, putuna Prabu Siliwangi (Prabu Ratu Dewata). Anjeuna kagungan putra istri hiji, jenganan Nyi Mas Ratu Inten Dewata. Dugi kadieu silsilah raja-raja Sumedang Larang teh masih keneh kalebet legendaris.
            Sabada Nyi Mas Ratu Patuakan pupus, digentos ku putrana, Nyi Mas Ratu Inten Dewata tea, (taun 1530-1578). Sabada mangku kaprabon jadi ratu Nagara Sumedang Larang, anjeuna kagungan gelar Ratu Pucuk Umum.
            Ratu Pucuk Umum nikah sareng Pangeran Kusumahdinata, putra Pangeran Pamelekaran (Dipati Teterung) putra Aria Damar Sultan Palembang, tapi aya terah Majapahit. Ti pihak ibuna, Ratu Martasari/Nyi Mas Ranggawulung, turunan ti Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatulloh) Cirebon.
            Ku ayana pernikahan Ratu Pucuk Umum ka Pangeran Kusumahdinata tea, mangkas jaman (agama) hindu di Sumedang Larang, serta mimiti sumedab agama Islam. Dina mangsa harita Karajaan Sumedang Larang di pindahkeun di Ciguling ka Kutamaya (taun 1530). Wates ti kulon Pajajaran Galih Pakuan, sedengken wates ti wetan Negara Galuh.
            Pangeran Kusumahdinata kenging julukan Pangeran Santri, dumeh wedalan ti paguron agama islam, anu aya di Cirebon. Teras jadi gegeden di Nagara Sumedang Larang, malah anjeuna pisan anu nyebarkeun agama islam di Nagara Sumedang Larang.
            Ti Pangeran Santri, Ratu Pucuk Umum ngagelarkeun rundayan genep, nyaeta :
1.      Pangeran Angkawijaya (engkena katelah Prabu Geusan Ulun).
2.      Kiai Rangga Haji, anu naklukeun Aria Kuda Panjalu ti Narimbang, sangkan nganggem Agama Islam.
3.      Kiai Demang Watang di Walakung.
4.      Santowaan Wirakusumah, anu ngagelarkeun putra putu ti Pagaden, jeung Pamanukan, Subang.
5.      Santowaan Cikeruh.
6.      Santowaan Awiluar.
Ratu Pucuk Umum sareng Pangeran Santri, dimakamkeun di Gunung Ciung Pasarean Gede, di Kota Sumedang ayeuna.