Jumat, 27 Januari 2023

MENADO DI KEPUNG BANJIR INI KELURAHAN TERDAMPAK

Jumat 27/01/2023 merupakan hari yang memilukan di kota menado, baiamana tidak banjir mengepung Kota Menado dari berbagai sudut kota. seperti dilansir Detik.com banjir dan longsor di Menado menerjang 8 kelurahan 

"Banjir di Manado saat ini di 8 lokasi," ujar Humas Basarnas Manado Ferry Arianto kepada detik.com, Jumat (27/1/2023).

Adapun wilayah kelurahan yang terdampak, yakni Kelurahan Bailang, Kelurahan Mahawu, dan Kelurahan Dendengan Dalam.

Selanjutnya di Kelurahan Paal 2 (kompleks Kubur Cina), dan kompleks belakang pasar segar Paal 2, Kelurahan Kairagi, Kelurahan Ternate Tanjung, dan Kelurahan Sumompo.

Ferry mengatakan pihaknya sementara menelusuri warga terdampak untuk di evakuasi


"Tim dibagi di lokasi-lokasi yang paling parah," katanya.

saat ini Basarnas menerjunkan 35 personel dan tiga perahu karet. tim tersebut di bagi-bagi dan di prioritaskan di lokasi yang paling parah terdampak.

selain itu dari berbagai video yang tranding di media sosial terlihat banyak warga yang melakukan evakuasi secara mandiri untuk menyelamatkan diri dan barang berharga masing-masing


Sudah Siapkah Kalian Untuk Menerima Vaksin Booster Kedua?


Sudah hampir tiga tahun negara kita dilanda covid-19 yang menekan banyak sektor seperti kesehatan dan ekonomi. Di akhir tahun kemarin hingga awal tahun ini, mungkin kita bisa sedikit merasakan kelonggaran dari protocol kesehatan sejak dicabutnya PPKM Desember lalu. Tapi itu tidak serta merta membuktikan bahwa covid-19 beanr-benar hilang dari muka bumi.

Pencegahan masih terus harus kita lakukan. Seperti memakai masker di keramaian dan juga menjaga kebersihan. Salah satunya juga vaksin. Baru-baru ini, kementerian kesehatan telah meresmikan pemberian vaksin booster kedua untuk masyarakat umum di atas 18 tahun. Hal ini tertuang dalam SE Nomor HK.02.02/C/380/2023.

Diketahui bahwa covid-19 terus bermutasi dan memperbarui diri. Di beberapa negara sudah ditemukan berbagai varian baru. Untuk itu, masyarakat di rasa perlu untuk mendapatkan vaksin booster kedua atau dosis keempat ini.


Siapkah Kalian Untuk Menerima Vaksin Booster Kedua?

Sumber Gambar

Lalu apa sih manfaatnya vaksin booster kedua ini? 


Menurut IDI, manfaat vaksin booster kedua ini bukan lagi untuk mencegah infeksi atau penularan covid-19. Akan tetapi, untuk memperkuat antibodi yang bisa menurun setelah beberapa waktu. Dengan antibodi yang lebih kuat, tentu efek dari virus covid-19 yang mungkin menginfeksi kita akan berkurang. Garis besarnya, vaksin ini untuk mengurangi resiko penyakit parah akibat covid-19.

Sebelumnya, pada November 2022 vaksin ini lebih dulu diberikan kepada lanjut usia. Dan kini setelah diresmikan untuk umum, apakah masyarakat siap untuk mendapatkan vaksin kedua ini?


Jujur, saya tidak terlalu yakin. Jika melihat tanggapan masyarakat mengenai vaksin ini saya jadi kurang yakin. Ada yang merespon baik karena adanya vaksin baru yang bisa meningkatkan antibodi. Tapi di lain sisi, ada juga yang merespon kurang bersahabat dengan adanya vaksin ini. Sebagian orang merasa sudah bosan menerima vaksin terus menerus.

Siapkah Kalian Untuk Menerima Vaksin Booster Kedua?

Sumber


Itu jika kita lihat dari respon masyarakat ya. Dari vaksin booster pertama atau vaksin ketiga saja masih banyak yang belum mendapatkan. Total penerima vaksin booster pertama saat thread ini sekitar 69.244.869 dosis atau sekitar 29,51% saja.

Kalau TS sendiri sudah lama menerima vaksin booster. Itu pun karena keperluan tertentu. Sekarang, kesadaran masyarakatnya saja masih kurang untuk vaksin booster pertama. Kini sudah ada yang kedua saja. Apalagi di tengah situasi pandemi yang semakin kendor ini, masyarakat mungkin berpikir vaksin sudah tidak penting lagi. Jangankan vaksin, masker saja sudah banyak yang dilepas.


Vaksin booster pertama jelas menjadi PR bagi pemerintah sebelum lanjut ke vaksin booster kedua. Bahkan kalau mau sekalian dengan vaksin dosis pertama pun, sama-sama belum mencapai target. Dosis pertama baru 87% saja.


Siapkah Kalian Untuk Menerima Vaksin Booster Kedua?

Meski begitu, semua tergantung ke kita sendiri. Apakah kita merasa harus mendapatkan vaksin ini? Mungkin kalau pemerintah pasti akan menganjurkan kita. Tapi semua tergantung pilihan masing-masing. Menjelang lebaran nanti, mungkinkah aturan vaksin akan diberlakukan lagi?\

refrensi.https: //www.kaskus.co.id/thread/63d33e3cbdf1ab685b0d8429/siapkah-kalian-untuk-menerima-vaksin-booster-kedua/?ref=homelanding&med=hot_thread&style=compact

Sejarah Hidup Pelawak Charlie Chaplin


Sedikit tentang cerita sang pelawak, dimana dahulu televisi masih berlayar hitam dan putih. Bahkan suarapun tidak ada, ada seorang aktor legendaris yang dikenal dengan nama Charlie Chaplin.

Charlie Chaplin adalah seorang aktor, sutradara, penulis skenario, dan produser film Inggris yang terkenal di era Hollywood. Lahir di London, Inggris pada 16 April 1889, dia memulai kariernya di teater musikal Inggris sebelum membuat debut filmnya pada tahun 1914.

Dia kemudian menjadi bintang utama di film-film mutiara Hollywood pada era 1920-an dan 1930-an, dan dikenal karena perannya sebagai "The Tramp", seorang miskin yang berpakaian lusuh dan berjenggot yang mencari cinta dan kemakmuran.

Kisah Hidup Pelawak Legenda Charlie Chaplin


Kisah Hidup Pelawak Legenda Charlie Chaplin


Chaplin memproduksi, menulis, dan mengarahkan sebagian besar filmnya sendiri, dan juga dikenal karena komedya fisik dan komedi sosial yang ditampilkan dalam film-filmnya. Dia menerima berbagai penghargaan selama kariernya, termasuk dua Academy Honorary Awards dan satu BAFTA Fellowship. Dia meninggal pada 25 Desember 1977 di Vevey, Swiss.


Nah, Charlie Chaplin banyak di ikuti oleh beberapa komedian setelahnya seperti Mr Bean, yang melakukan komedi tanpa dialog.

Namun ada beberapa kisah yang mungkin belum orang tahu, kalau dirinya sempat dianggap komunis dan terusir dari Amerika, bahkan setelah meninggal ada rumor kalau jasadnya itu dicuri. Yang menarik ada kabar angin yang bilang Charlie Chaplin pernah mengunjungi Indonesia, nginepnya di Garut dan jalan-jalan ke Jogja bahkan mengunjungi Bali. Benar ga sih kabar itu?

Kisah Hidup Pelawak Legenda Charlie Chaplin


Masalah mayatnya dicuri itu memang benar, para pencuri meminta uang tebusan sejumlah $ 600.000. Namun ancaman itu tidak dilaksanakan oleh pihak keluarga, malah kedua pencuri itu harus terpaksa ditangkap Polisi. Maka, sejak saat itu makam Charlie Chaplin dibeton.

Lalu Charlie Chaplin ke Indonesia itu juga valid dan benar kabarnya, karena berita itu tercetak dalam surat kabar De Indische Courant terbitan 2 April 1932 dan De Locomotief edisi hari sama yang merekam suasana dan antusiasme masyarakat saat itu untuk menyambut sang superstar, cuma saat itu namanya Hindia Belanda kali ya! Maklum Indonesia kan belum ada.

Kisah Hidup Pelawak Legenda Charlie Chaplin


Chaplin sempat mengunjungi Hindia Belanda 2x, mungkin terkesan dengan suasana tropis di sini. Tahun 1932, 1936, dan terakhir ke Jogja 1961 setelah Indonesia Merdeka, jadi sekali kunjungan ketika negara Indonesia itu sudah ada.

Chaplin yang dituduh komunis pun juga benar, disini Chaplin, menurut FBI dalam berkas setebal 2.000 halaman bertajuk "The Charlie Chaplin Archives," merupakan seorang komunis dan predator seksual yang mesti diwaspadai. Duh, ternyata perjalanan Chaplin ga mulus-mulus aja ya.


Namun bagaimana Chaplin melihat tuduhan itu? Tentu Chaplin menolak disebut komunis. “Saya bukan seorang komunis, tapi saya bangga mengatakan bahwa saya sangat pro-komunis,” jelasnya pada Desember 1942.


Kisah Hidup Pelawak Legenda Charlie Chaplin

Inilah sejarah singkat sang legenda, mungkin di peradaban sekarang nama ini sudah mulai jarang orang tahu. Orang lebih mengenal Mr Bean dibandingkan Charlie Chaplin.


Minggu, 22 Januari 2023

The Story Of Khidr A. S

  

At the time of King Iskandar Dhul Qarnain in 322 BC. walking on the Earth Towards the edge of the Earth, Allah SWT sent an angel named Rofa'il to accompany King Iskandar Dhul Qarnain. The King said to the Angels, ”tell me about the worship of the Angels in heaven.",


the Angel Of The Lord said, “the Angels of Heaven are in heaven, and they are in heaven, and they are in heaven, and they are in heaven, and they are in heaven, and they are in heaven, and they are in heaven, and they are in heaven, and they are in heaven, and they are in heaven, and they are in heaven, and they are in heaven.


Then the King said “ "it would have been nice if I had lived many years in the worship of God".



Then the angel Rofa'il said “ "Indeed, Allah has created the source of the Earth's water, his name is 'Ainul Hayat' which means, the source of Living Water. So whoever drinks a sip of it will not die until the day of resurrection or until he asks Allah to put him to death ”.


Then the King asked the angel Rofa'il “" do you know the place " Ainun Hayat it?”.




he said “ " the earth is full of life.

After the King heard the testimony of the angel Rofa'il about Ainul hayat, then the King immediately gathered 'Alim scholars' at that time, and the King asked them about Ainul Hayat, but they replied, “We do not know the news, but a pious seoarng among them replied, “ Indeed I had read in the will of Prophet Adam, he said that indeed Allah put Ainul Hayat in the dark earth ”.

“Where is the dark earth?"asked the King.


He said “ " the sun is shining. desert

Then the King got ready to go to the place, then the King asked his friend. “What horse has such keen eyesight in the dark ?”.



The companions replied, “A Virgin Mare”.


Then the King gathered 1000 Mares of virgins, then the king chose from among his soldiers, as many as 6000 men were chosen who were scholars and who were experts in whipping.


Among them is the Prophet Khidr AS, even he served as Prime Minister. Then they went and Khidr (A.s.) went in front of his army and they found on the way that the place where the sun came out was right in the direction of Qibla.

Then they did not cease to travel within 12 years, until until the edge of the dark earth, it turns out that the darkness emanates like smoke, not like the darkness of the night. Then a very wise man prevented the King from entering the dark place and his soldiers, saying to the King. ”O King of kings, no one has entered this dark place because this dark place is dangerous. ”


Then the King said, ” We must enter it, we must not.”




When the King came in, they all let him go. Then the King said to his troops ” " be still, wait for you in this place for 12 years, if I can come to you within the 12 years, then my coming and waiting for you is good, and if I do not come until 12 years, then go back to your land”.


Then the King asked the Angel Rofa'il: ” when we pass through this dark place, will we be able to see our friends ?”.



"But I give you a pearl or pearl, if the Pearl is on the Earth, then the Pearl can scream with a loud voice, so then your friends who have lost their way can return to you.”


Then King Iskandar Dhul Qurnain entered the dark place with a group of his troops, they walked in the dark place for 18 days never saw the sun and the moon, never saw night and day, never saw birds and wild animals, while the King walked accompanied by the Prophet Khidlir AS.


When they walked, Allah SWT gave a revelation to the Prophet Khidlir AS ” "that the Ainul Hayat was on the right side of the abyss and this Ainul Hayat I dedicated to you".


The Prophet (peace and blessings of Allaah be upon him) said to his companions: “ stay where you are and do not leave your place until I come to you. ”


Then he turned to the right side of the road, and he found the one he was looking for. Then the Prophet khidlir (as) got off his horse and he immediately took off his clothes and went down to the “Ainul Hayat” (source of Living Water), and he continued to bathe and drink the source of living water, so he felt the water was sweeter than honey. After he took a bath and drank Ainul hayat, then he came out of the place where Ainul Hayat went to meet King Iskandar Dzulkarnain, while the King did not know what was happening to the Prophet Khidlir AS, about seeing Ainul Hayat and bathing.


(According to the narration narrated by Wahab bin Munabbah), he said, that the Prophet Khidlir AS was the son of the aunt of King Iskandar Dhul Qarnain. And King Iskandar Dzulkarnain roving in a dark place for 40 days, suddenly looked by The King of rays like lightning, then seen by The King, the Earth is red sand and heard by the king of the crackling sound under the horse's feet, then the King asked the Angel Rofa'il: "this Crackle is the sound of things when someone takes it, he will regret it and if not take it, he will regret it too. ”


Then some of the troops brought it but a little, after they came out of the dark place, it turned out that the object is yakut red and jambrut green, then regret the troops who took it because they took it only a little, so also the troops who did not take it, even more regret. Narrated ATS-TSA'labi from: Iman Ali Rodliayllohu ' anhu.



1. This story is quoted from the book " Baidai'iz by Sheikh Muhammad bin Ahmad bin Iyas pages 166-168. Publisher: Usaha Keluarga s Semarang.


2. Stories from the book Nuzhatul Majalis by Sheikh Abdul Rohman Ash-Shafuri.



Publisher Darul Fikri Bairut Pages 257 – 258.



(Salafy Repentance).

Kisah Nabi Khidir A.S

 Pada saat Raja Iskandar Dzul Qarnain pada tahun 322 S. M. berjalan di atas bumi menuju ke tepi bumi, Allah SWT mewakilkan seorang malaikat yang bernama Rofa’il untuk mendampingi Raja Iskandar Dzul Qarnain. Di tengah perjalanan mereka berbincang-bincang, Raja Iskandar Dzul Qarnain berkata kepada malaikat Rofa’il: “Wahai malaikat Rofa’il ceritakan kepadaku tentang ibadah para malaikat di langit ”,

malaikat Rofa’il berkata, “Ibadah para mailaikat di langit di antaranya ada yang berdiri tidak mengangkat kepalanya selama-lamanya, dan ada pula yang rukuk tidak mengangkat kepala selama-lamanya ”.


Kemudian raja berkata, “Alangkah senangnya seandainya aku hidup bertahun-tahun dalam beribadah kepada Allah ”.

Lalu malaikat Rofa’il berkata, “Sesungguhnya Allah telah menciptakan sumber air bumi, namanya ‘Ainul Hayat’ yang berarti, sumber air hidup. Maka barang siapa yang meminumnya seteguk, maka tidak akan mati sampai hari kiamat atau sehingga ia mohon kepada Allah agar supaya dimatikan ”.

Kemudianya raja bertanya kepada malaikat Rofa’il, “Apakah kau tahu tempat “Ainun Hayat itu?”.

mailaikat Rofa’il menjawab, “Bahwa sesungguhnya Ainun Hayat itu berada di bumi yang gelap ”.

Setelah raja mendengar keterangan dari malaikat Rofa’il tentang Ainul hayat, maka raja segera mengumpulkan ‘Alim Ulama’ pada zaman itu, dan raja bertanya kepada mereka tentang Ainul Hayat itu, tetapi mereka menjawab, “Kita tidak tahu khabarnya, namun seoarng yang alim di antara mereka menjawab, “ Sesungguhnya aku pernah membaca di dalam wasiat nabi Adam AS, beliau berkata bahwa sesungguhnya Allah meletakkan Ainul Hayat di bumi yang gelap ”.

“Di manakah tempat bumi gelap itu?” tanya raja.


Seorang yang alim menjawab, “Di tempat keluarnya matahari”.

gurun


Kemudian raja bersiap-siap untuk mendatangi tempat itu, lalu raja bertanya kepada sahabatnya. “Kuda apa yang sangat tajam penglihatannya di waktu gelap ?”.

Para sahabat menjawab, “Kuda betina yang perawan”.


Kemudian raja mengumpulkan 1000 ekor kuda betina yang perawan-perawan, lalu raja memilih-milih di antara tentaranya, sebanyak 6000 orang dipilih yang cendikiawan dan yang ahli mencambuk.


Di antara mereka adalah Nabi Khidir AS, bahkan beliau menjabat sebagai Perdana Menteri. Kemudian berjalanlah mereka dan Nabi Khidir AS berjalan di depan pasukannya dan mereka jumpai dalam perjalanan, bahwa tempat keluarnya matahari itu tepat pada arah kiblat.

Kemudian mereka tidak berhenti-henti menempuh perjalanan dalam waktu 12 tahun, sehingga sampai ditepi bumi yang gelap itu, ternyata gelapnya itu memancar seperti asap, bukan seperti gelapnya waktu malam. Kemudian seorang yang sangat cendikiawan mencegah Raja masuk ke tempat gelap itu dan tentara-tentaranya, berkata ia kepada raja. ”Wahai Raja, sesungguhnya raja-raja yang terdahulu tidak ada yang masuk tempat yang gelap ini karena tempat yang gelap ini berbahaya. ”


Lalu Raja berkata: ” Kita harus memasukinya, tidak boleh tidak.”

Kemudian ketika Raja hendak masuk, maka meraka semua membiarkannya. Kemudian Raja berkata kepada pasukannya: ”Diamlah, tunggulah kalian ditempat ini selama 12 tahun, jika aku bisa datang pada kalian dalam masa 12 tahun itu, maka kedatanganku dan menunggu kalian termasuk baik, dan jika aku tidak datang sampai 12 tahun, maka pulanglah kembali ke negeri kalian”.


Kemudian raja bertanya kepada Malaikat Rofa’il: ” Apabila kita melewati tempat yang gelap ini, apakah kita dapat melihat kawan-kawan kita ?”.

“Tidak bisa kelihatan”,jawab malaikat Rofa’il,” akan tetapi aku memberimu sebuah merjan atau mutiara, jika merjan itu ke atas bumi, maka mutiara tersebut dapat menjerit dengan suara yang keras, dengan demikian maka kawan- kawan kalian yang tersesat jalan dapat kembali kepada kalian.”

Kemudian Raja Iskandar Dzul Qurnain masuk ke tempat yang gelap itu bersama sekelompok pasukannya, mereka berjalan di tempat yang gelap itu selama 18 hari tidak pernah melihat matahari dan bulan, tidak pernah melihat malam dan siang, tidak pernah melihat burung dan binatang liar, sedangkan raja berjalan dengan didampingi oleh Nabi Khidlir AS.


Di saat mereka berjalan, maka Allah SWT memberi wahyu keapda Nabi Khidlir AS, ”Bahwa sesungguhnya Ainul Hayat itu berada di sebelah kanan jurang dan Ainul Hayat ini Aku khususkan untuk kamu ”.

Setelah Nabi Khidlir menerima wahyu tersebut, kemudian beliau berkata kepada sahabat-sahabatnya: “ Berhentilah kalian di tempat kalian masing-masing dan janganlah kalian meninggalkan tempat kalian sehingga aku datang kepada kalian. ”

Kemudian beliau berjalan menuju ke sebelah kanan jurang, maka didapatilah oleh beliau sebuah Ainul Hayat yang dicarinya itu. Kemudian Nabi Khidlir AS turun dari kudanya dan beliau langsung melepas pakaiannya dan turun ke “Ainul Hayat” (sumber air kehidupan) tersebut, dan beliau terus mandi dan minum sumber air kehidupan tersebut, maka dirasakan oleh beliau airnya lebih manis daripada madu. Setelah beliau mandi dan minum Ainul hayat tersebut, kemudian beliau keluar dari tempat Ainul Hayat itu terus menemui Raja Iskandar Dzulkarnain, sedangkan raja tidak tahu apa yang sedang terjadi pada Nabi Khidlir AS, tentang melihat Ainul Hayat dan mandi.

(Menurut riwayat yang diceritakan oleh Wahab bin Munabbah), dia berkata, bahwa Nabi Khidlir AS adalah anak dari bibi Raja Iskandar Dzul Qarnain. Dan raja Iskandar Dzulkarnain keliling di dalam tempat yang gelap itu selama 40 hari, tiba-tiba tampak oleh Raja sinar seperti kilat, maka terlihat oleh Raja, bumi yang berpasir merah dan terdengar oleh raja suara gemercik di bawah kaki kuda, kemudian Raja bertanya kepada Malaikat Rofa’il: “Gemercik ini adalah suara benda apabila seseorang mengambilnya, niscaya ia akan menyesal dan apabila tidak mengambilnya, niscaya ia akan menyesal juga. ”

Kemudian di antara pasukan ada yang membawanya namun sedikit, setelah mereka keluar dari tempat yang gelap itu, ternyata bahwa benda tersebut adalah yakut yang berwarna merah dan jambrut yang berwarna hijau, maka menyesallah pasukan yang mengambil itu karena mengambilnya hanya sedikit, demikianlah pula pasukan yang tidak mengambilnya, bahkan lebih menyesal. Diriwayatkan oleh Ats-tsa’Labi dari: Iman Ali Rodliayllohu ‘ anhu.

1. Cerita ini dikutib dari kitab “ Baidai’iz karangan Syeikh Muhammad bin Ahmad bin Iyas halaman 166 – 168. Penerbit: Usaha Keluarga s Semarang.

2. Cerita dari Kitab Nuzhatul Majalis Karangan Syeikh Abdul Rohman Ash-Shafuri.


Penerbit Darul Fikri Bairut Halaman 257 – 258.

(Salafy Tobat).

The Origin Of Simarorang Folklore From Mamasa West Sulawesi

Sumarorong, is the name of the village and the river in Mamasa Regency, West Sulawesi province . The meaning of the name Sumarorong comes from five reasons that exist in two West Sulawesi folklore naming Sumarorong. That is from the two words suma and rorong. Suma from the word sumarro. Rorong from the word makarorrong. Sumarro ‘complains’, ‘wails’or 'cries'. Makarorrong, 'reminiscing' or’merindu'. Why 'cry-yearn'? Episode one: in ancient times, Parinding Bassi departed with his guards from Kampung Peonan (included in Kec.Pana now, Kab.Mamasa) towards Nosu area. In the area that is now Sumarorong, chosen to live in one of the Three Hills that are interconnected Hill Tondok Tallu Hill. A high place was chosen to facilitate observation of game animals. 

One day Parinding Bassi with his bodyguards went hunting. They arrived at the mouth of the three rivers, namely the Baneaq River, a river that is now called Sumarorong River and Mamasa River, not far from their residence. From the mouth of the river emerged a beautiful woman dressed in water grass his name Datu Lumuran (lumuran 'mossy'). The woman was taken home and married by Parinding Bassi. Locals consider sacred the estuary of the river where Datu Lumuran emerged. Adaq Mappurondo/Aluq Todolo believers in the region still deliver offerings to worship the Gods to the estuary. The life of Parinding Bassi-Datu Lumuran is full of happiness. 

They become rich. One day maqbua was held, a massive party rejoiced at the wealth they obtained. Parinding Bassi invited everyone and The Elders of Hadat around him. Mongle was Toditudangngi sister of Parinding Bassi, with a granddaughter accompanied by her bodyguards. Denotes the family of the Parinding Bassi nobility. After the party the invitees each got a souvenir in the form of gold and long machetes. When Parinding Bassi would hand over souvenirs to Toditudangngi, it was rejected because according to his family, such objects were quite a lot in his possession. But there was a request of the grandson who accompanied Toditudangngi, an anoa who had just been caught by Parinding Bassi in the hunt. Actually, Parinding Bassi reluctantly gave the anoa to his grandson because it was still wild. After all, anoa is only for cutting and eating meat. The grandson insisted on getting it. His grandson's request was fulfilled to be taken home. He put bamboo on both horns of anoa so that he could not gore. Parinding Bassi ordered. Never open bamboo before Anoa tame properly. 

They returned to their village. In the middle of the trip the group stopped to rest. Unbeknownst to anyone the grandson secretly released the bamboo on anoa's Horn. Suddenly anoa jumped up and gored him. My grandson died there too. The place was named Pendarangan. With deep sorrow they carried the grandson's body to continue the journey of the grandson to continue the journey home. Upon arrival at the village, their families were very angry. They came to Tondok Tallu to attack the village of Parinding Bassi. But they were also not convinced by the power of their weaponry that could destroy Parrinding Bassi with his guards and the population that had become his followers. It was decided to poison the Tondok Tallu spring. Kadokoq, a very hard poison is put into the tondok Tallu spring water source. Destroy the people of Tondok Tallu after drinking kadokok's poisoned water. Only Parrinding Bassi, his wife, and one of his young sons, Pasok Gallang, survived. Parrinding Bassi no longer lives in Tondok Tallu. But his pregnant wife, Datu Lumuran, did not want to leave her native region. Because each hard stance both beerpisah, although still love each other.

 Parinding Bassi with his son went, leaving Datu Lumuran. A farewell full of heartbreak and deep sadness. The two set off westward across the Mamasa River, arriving at an area that Parinding Bassi gave the name Matangnga. Datu Lumuran who was pregnant left Tondok Tallu to the estuary where Parinding Bassi was found first. In Matangnga, Parinding Bassi married Marimbung son of Simbaq Datu of Tabulahan. Two children were born, Manaq Lolo and Tabudang Ulu. Manaq Lolo's son, Tambura Langi, has descended from generations in Matangnga until now. Time passed on, Pasok Gallang Prince Parinding Bassi who had grown fond of finding and catching masapi 'eel'. One day we went down the river and moved to another river. 

In the preoccupation of finding and catching eels he arrived at a river not far from Tondok Tallu. He was not far from his father's house when he first came to the village of Minanga (now) not far from the meeting place of his parents (Parinding Bassi – Datu Lamuran). He saw a very beautiful woman, Rangga Bittoen her name, the daughter of Datu Lumuran which she conceived at the time of parting with her husband Parinding Bassi. Neither of them knew they were brothers. Pasok Gallang proposed and married Rarngga Bittoen. On the first night of their marriage, being engrossed in making out, suddenly a lunar eclipse occurred. As soon as the lunar eclipse was over, both of them became stones. Until 1993 the stone believed to be the incarnation of Pasok Gallang-Rangga Bittoen still exists. Named Kalewe, by Adaq Mappurondo/Alaq Todolo believers, Kelewe was used as one of the places of worship in the area. People know that the two people who have become the Stone are actually brothers. People mourn the sad events of Kalewe. 

Three sad events occur in the story above, namely: the destruction of the people of Tondok Tallu, parting Parinding Bassi with his wife Datu Lumuran, and Pasok Gallang-Rangga Bittoen into stone. These sad events cause tears when remembered missed. So it is said, there arose the term sumarro anna makarorrong (complaining-wailing-crying and reminiscing –longing). Over time, the place where the sad events took place was called Sumarorong. Episode two: Kalewe events long gone, one day came a new family from Peonan (in the District.Pana, Kab. Read it now). Sadaq-Beqlang family with his guards established a village near the mouth of the three rivers, namely Baneaq River, the river that is now called Sumarorong River, and Mamasa River. Their village was named Betteng. Located at the foot of the hill. They live on farms. A white buffalo that they got suddenly pregnant, the White Buffalo was mated by a magical male buffalo that emerged from the mouth of the river where Datu Lumuran was once found. Their buffalo breed became numerous. And their farms are growing. It makes them arrogant, they flaunt wealth in an extravagant way. To show that they had a large number of Buffalo, all the female buffalo that had just given birth were gathered and milked. Buffalo milk was spilled into a river near their village. In a few moments, so much milk was spilled that the river turned into a river of milk. To show that their rice fields are abundant, glutinous rice is made into Sparrow throwers and thrown to people who pass by their villages. They also distributed ‘parang panjang ' pens to community leaders and traditional leaders who lived around their villages. This act of pride was not welcomed by the customary Chiefs. The Chief Adat said, the act will bring the Curse of the land, to them down through the generations. Plants will not grow properly because the Gods Of The Creator of Nature will be angry. That's exactly what the chief executive said. Cropping-plants no one becomes. They fell into poverty and suffered greatly. 

They mourn and weep for the memory of a prosperous past. A few years after their leader Tomakaka died, his descendants moved to Lawean east of Tondoko Tallu. In the new place they found a dwarf menusia exactly the little boy who had not yet grown teeth. The dwarves they love. Made a shell. Every day, before they go to the farm or enter the forest looking for rattan, and carry out various activities the little boy put in buain. Surprisingly, after they returned home, all the food in the house ran out. So it happens every day. One day, they pretended to leave the house as usual. On the thing they do not go. Silently they entered the House. What happened ? The little one got out of the crib and finished all the food that was in the House. They realized the little boy was tau lapping 'wild dwarves'. The dwarf was beaten. Suddenly a multitude of dwarves attacked them. The Dwarves were angry that some of their citizens were being tortured by them. 

Not far from the scene, there was a woman who was bathing while washing her hair with lemon. From the water came a clear voice saying, " Inde dio to mendiq to melangiq lemo gamba, taeq raka mukareba, taeq raka muissan ladilimbui adeq Betteng la ditaloi adeqna."O you who are bathing and shampooing with Lemon, did you not hear the news, did you not know that Betteng would be attacked and defeated. The news was immediately communicated to the population. A short time later a great battle took place between Tau Lappun and the inhabitants of Lawean and Betteng. Battles on land and in rivers were always won by Tau Lappun. 

Asal Usul Sumarorong Cerita Rakyat Dari Mamasa Sulawesi Barat

Sumarorong, adalah nama kampung dan sungai yang ada di Kabupaten Mamasa, Propinsi Sulawesi Barat . Arti nama Sumarorong berasal dari lima alasan yang ada di dalam dua cerita rakyat Sulawesi Barat penamaan Sumarorong. Yaitu dari dua kata suma dan rorong. Suma dari kata sumarro.

Rorong dari kata makarorrong. Sumarro ‘mengeluh’, ‘meratap’ atau ‘menangis’. Makarorrong, ‘mengenang’ atau ‘merindu’. Mengapa ‘menangis-merindu’ ? Episode Pertama : Di zaman dahulu, berangkatlah Parinding Bassi bersama para pengawalnya dari Kampung Peonan (masuk dalam Kec.Pana sekarang, Kab.Mamasa) menuju daerah Nosu. Di daerah yang sekarang bernama Sumarorong, dipilih bertempat tinggal di salah satu bukit dari tiga bukit yang saling bersambungan yaitu Bukit Tondok Tallu. Tempat tinggi dipilih untuk memudahkan pengamatan terhadap binatang buruan. Suatu hari Parinding Bassi bersama pengawalnya pergi berburu. Mereka tiba di muara ketiga sungai yaitu Sungai Baneaq, sungai yang kini bernama Sungai Sumarorong dan Sungai Mamasa, tak jauh dari kediaman mereka. Dari muara sungai muncul seorang wanita cantik berpakaian rumput air namanya Datu Lumuran (lumuran ‘berlumut’). 

Wanita itu dibawa pulang lalu dikawini oleh Parinding Bassi. Penduduk setempat menganggap keramat muara sungai tempat munculnya Datu Lumuran. Yang menganut kepercayaan Adaq Mappurondo/Aluq Todolo di wilayah itu masih mengantar sesajian untuk menyembah Dewata ke muara. Kehidupan Parinding Bassi-Datu Lumuran penuh kebahagiaan. Mereka menjadi kaya raya. Suatu hari dilaksanakan maqbua, pesta besar-besaran menyukuri kekayaan yang mereka peroleh. Parinding Bassi mengundang semua orang dan para Tetua Hadat di sekitarnya. Mongle bergelar Toditudangngi saudara perempuan Parinding Bassi, bersama seorang cucunya disertai para pengawalnya. Menandakan keluarga Parinding Bassi kaum bangsawan. Sehabis pesta para undangan masing-masing mendapat cindera mata berupa emas dan parang panjang. Ketika Parinding Bassi akan menyerahkan cindera mata kepada Toditudangngi, ditolak karena menurut keluarganya, benda-benda seperti itu cukup banyak dimilikinya. Tetapi ada permintaan si cucu yang menyertai Toditudangngi, yaitu seekor anoa yang baru saja ditangkap oleh Parinding Bassi dalam perburuan. 

Sebenarnya, Parinding Bassi berat hati memberikan anoa itu kepada cucunya karena masih liar. Lagi pula anoa hanya untuk dipotong dan dimakan dagingnya saja. Si Cucu berkeras untuk mendapatkannya. Permintaan cucunya dipenuhi untuk dibawa pulang. Dipasangnya bamboo pada kedua tanduk anoa supaya ia tidak bisa menanduk. Parinding Bassi berpesan. Jangan sekali-kali membuka bamboo sebelum anoa jinak betul. Mereka kembali pulang ke kampung mereka. 

Di tengah perjalanan rombongan berhenti beristirahat. Tanpa diketahui siapa pun Si Cucu diam-diam melepaskan bambu pada tanduk anoa. Tiba-tiba anoa melompat dan menanduknya. Si Cucu meninggal di tempat itu juga. Tempat itu diberi nama Pendarangan. Dengan duka cita yang dalam mereka mengusung jenazah sang cucu meneruskan perjalanan sang cucu meneruskan perjalanan pulang. Setibanya di kampung, keluarga mereka sangat marah. Mereka mendatangi Tondok Tallu untuk menyerang perkampungan Parinding Bassi. Tapi mereka juga tidak yakin dengan kekuatan persenjataan yang dimiliki dapat menghancurkan Parrinding Bassi dengan para pengawalnya dan penduduk yang telah menjadi pengikutnya. 

Diputuskan meracuni sumber mata air Tondok Tallu. Kadokoq, racun yang sangat keras dimasukkan ke dalam sumber mata air Tondok Tallu. Musnahlah penduduk Tondok Tallu setelah meminum air beracun kadokok. Hanya Parrinding Bassi, isterinya, dan seorang seorang puteranya Pasok Gallang yang masih kecil, selamat hidup. Parrinding Bassi tidak lagi betah tinggal di Tondok Tallu. Tapi isterinya Datu Lumuran yang lagi hamil tidak mau meniggalkan daerah asalnya. Karena masing-masing keras pendirian keduanya beerpisah, walapupun masih tetap saling mencinta. Parinding Bassi bersama puteranya pergi, meninggalkan Datu Lumuran. Perpisahan yang penuh penderitaan hati dan kesedihan yang dalam. Keduanya berangkat menuju arah barat menyeberangi Sungai Mamasa, tiba di suatu daerah yang oleh Parinding Bassi diberinya nama Matangnga. 

Datu Lumuran yang sedang hamil meninggalkan Tondok Tallu menuju muara tempatya ditemukan Parinding Bassi dahulu. Di Matangnga, Parinding Bassi kawin dengan Marimbung anak Simbaq Datu dari Tabulahan. Lahir dua orang anak yaitu Manaq Lolo dan Tabudang Ulu. Anak Manaq Lolo yaitu Tambura Langi beranak pinak turun temurun di Matangnga sampai sekarang. Waktu berlalu terus, Pasok Gallang putera Parinding Bassi yang sudah dewasa gemar sekali mencari dan menangkap masapi ‘belut’. Pada suatu hari menyusuri sungai, lalu pindah ke sungai lainnya. Dalam keasyikan mencari dan menangkap belut ia tiba di sungai yang tidak jauh dari Tondok Tallu. Akhirnya tiba di Kampung Minanga (sekarang) tak jauh dari tempat pertemuan orang tuanya (Parinding Bassi – Datu Lamuran) pertama kali. Dilihatnya seorang wanita yang sangat cantik, Rangga Bittoen namanya, puteri Datu Lumuran yang dikandungnya dahulu pada waktu berpisah dengan suaminya Parinding Bassi. Keduanya saling tidak mengetahui mereka bersaudara kandung. 

Pasok Gallang melamar dan mengawini Rarngga Bittoen. Pada malam pertama perkawinan mereka, sedang asyik bercumbu, tiba-tiba gerhana bulan terjadi. Begitu gerhana bulan selesai berlangsung, keduanya menjadi batu. Sampai tahun 1993 batu yang dipercayai sebagai penjelmaan Pasok Gallang-Rangga Bittoen masih ada. Namanya Kalewe, oleh penganut kepercayaan Adaq Mappurondo/Alaq Todolo,Kelewe dijadikan salah satu tempat pemujaan di daerah itu. Orang-orang diketahui bahwa kedua orang yang telah menjadi batu tersebut sebearnya bersaudara. Orang-orang pun bersedih meratap mengenang peristiwa Kalewe yang menyedihkan. Tiga peristiwa menyedihkan terjadinya dalam cerita di atas yaitu : musnahnya penduduk Tondok Tallu, perpisahan Parinding Bassi dengan isterinya Datu Lumuran, dan Pasok Gallang-Rangga Bittoen menjadi batu. 

Peristiwa-peristiwa yang menyedihkan itu menimbulkan ratap tangis apabila dikenang dirindukan. Maka konon, timbullah istilah sumarro anna makarorrong (mengeluh-meratap-me­nangis dan mengenang –merindu). Lama kelamaan tempat terjadinya peristiwa-peristiwa menyedihkan itu disebut Sumarorong. 

Episode Kedua : Peristiwa Kalewe lama berlalu, suatu hari datang pula satu keluarga baru yang berasal dari Peonan (dalam wilayah Kec.Pana, Kab. Mamasa sekarang). Keluarga Sadaq-Beqlang ini bersama para pengawalnya mendirikan perkampungan di dekat muara ketiga sungai yaitu Sungai Baneaq, sungai yang sekarang disebut Sungai Sumarorong, dan Sungai Mamasa. Kampung mereka diberi nama Betteng. Terletak di kaki bukit. Mereka hidup bertani. Seekor kerbau putih yang mereka dapatkan tiba-tiba hamil, kerbau putih itu dikawini oleh seekor kerbau jantan gaib yang muncul dari muara sungai tempat Datu Lumuran dahulu ditemukan. Kerbau mereka berkembang biak menjadi banyak sekali. Begitu pula tanah-tanah pertanian mereka semakin luas. 

Kekayaan itu menjadikan mereka sombong, mereka memamerkan kekayaan dengan cara yang berlebih-lebihan. Untuk memperlihatkan bahwa mereka mempunyai kerbau yang banyak sekali, semua kerbau betina yang baru saja beranak dikumpulkan lalu diperah susunya. Susu kerbau ditumpahkan ke sungai di dekat perkampungan mereka. Beberapa saat lamanya, begitu banyaknya susu yang ditumpahkan sehingga sungai berubah menjadi sungai susu.

 Untuk memperlihatkan bahwa hasil sawah mereka melimpah ruah, maka nasi pulut dibuat menjadi pelempar burung pipit dan dilemparkan kepada orang-orang yang lagi lewat di perkampungan mereka. Mereka juga membagi-bagikan penai ‘parang panjang’ kepada para pemuka masyarakat dan tokoh-tokoh adat yang berdiam di sekitar perkampungan mereka. Perbuatan sombong itu tidak disenangi oleh Ketua Adat. Ketua Adat mengatakan, perbuatan itu akan mendatangkan kutuk tanah, kepada mereka turun temurun. Tanaman tidak akan tumbuh dengan baik karena Dewata Sang Pencipta Alam akan marah. Betul apa yang dikatakan oleh Ketua Adat. 

Tanam-tanaman tidak ada yang menjadi. Mereka jatuh miskin dan hidup sangat menderita. Merasakan semua itu mereka meratap dan menangis karena mengenang masa makmur dahulu. Beberapa tahun kemudian setelah Tomakaka pemimpin mereka meninggal dunia, turunannya ada yang berpindah tempat ke Lawean di sebelah timur Tondoko Tallu. Di tempat baru itu mereka menemukan seorang menusia kerdil persis anak kecil yang belum tumbuh gigi. Manusia kerdil itu mereka sayangi. Dibuatkan sebuah buaian. Setiap hari, sebelum mereka pergi ke lahan pertanian atau masuk hutan mencari rotan, dan melaksanakan berbagai kegiatan anak kecil itu dimasukkan ke dalam buain. Anehnya, setelah mereka kembali ke rumah, semua makanan dalam rumah habis. Demikian terjadi setiap hari. Suatu hari, mereka berpura-pura pergi meninggalkan rumah seperti biasa. Pada hal mereka tidak pergi. Dengan diam-diam mereka mengintip kedalam rumah. Apa yang terjadi ? Anak kecil itu turun dari buaian dan menghabiskan semua makanan yang ada di dalam rumah. Mereka sadar anak kecil itu ternyata tau lapping ‘orang kerdil liar’.

 Orang kerdil itu dipukuli. Tiba-tiba bermunculan banyak sekali orang kerdil menyerang mereka. Orang-orang kerdil itu marah karena ada warganya yang disiksa oleh mereka. Tidak jauh dari tempat kejadian, ada seseorang wanita yang sedang mandi sambil mengeramas rambutnya dengan limau. Dari dalam air terdengar suara jelas berkata,"Inde dio to mendiq to melangiq lemo gamba, taeq raka mukareba, taeq raka muissan ladilimbui adeq Betteng la ditaloi adeqna." (Wahai orang yang sedang mandi dan berkeramas dengan limau gamba, tidakkah kamu mendengar berita, tidakkah kamu mengetahui Betteng akan diserang dan akan dikalahkan). Berita segera disampaikan kepada penduduk. Tidak lama kemudian pertempuran hebat terjadi antara Tau Lappun dengan penduduk di Lawean dan Betteng. Pertempuran di darat dan di sungai selalu dimenangi oleh Tau Lappun. Penduduk di Betteng dan sekitarnya hampir punah sama sekali. Orang-orang tersisa pergi mencari jejak Tau Lappun. Mereka menemukan satu gua besar di Buttu Tonggo yaitu hutan di sebelah utara.

 Mereka mengumulkan ijuk, alang-alang dan Lombok, disumbatkan ke mulut gua, lalu dibakar. Maka musnahlah orang-orang kerdil yang ada di dalam gua. Tidak lama kemudian, muncul seorang kerdil yang hamil yang belum masuk ke dalam gua. Melihat keadaan itu, ia berlari masuk ke hutan kembali. (rupanya, dialah yang berkembang biak lagi sampai sekarang. Orang-orang kerdil, konon, masih sering terlihat oleh para pemburu, peramu rotan dan damar di wilayah tersebut). Setelah peristiwa, penduduk yang tersisa meniggakan kampung Betteng pergi mencari tempat yang aman. Kampung menjadi sunyi senyap sama dengan Tondok Tallu dahulu. Merataplah penduduk Betteng yg pergi itu. Mereka meratap mengenang kampung Betteng yang tiba-tiba musnah. 

Konon, dua peristiwa menyedihkan di atas (tanaman tidak menjadi, rakyat menderita karena kutukan dewata akibat kesombongan Sadaq-Beqleng dan para pengikutnya, dan peristiwa musnahnya sebagian besar penduduk kampung Betteng akibat serangan orang-orang kerdil) yang menimbulkan duka cita yang dalam, orang-orang meratap (sumarro) mengenang merindukan (makarorrong) masa lalu kampung halaman dan masyarakatnya. Demikianlah asal muasal penamaan kampung/daerah Sumarorong.

Contoh Skenario Untuk Film Pendek (Kisah Ken Arok)

 SEKENARIO

Daerah  Tumpel pada tahun 1222 masih bawahan dari kerajaan kediri,yang dipimpin oleh seorang akuwu atau adipati yang bernama Tunggul Ametung, tunggunl ametung memiliki seorang pegawai yang bernama Ken Arok, Ken Arok tertarik dan jatuh cinta kepada Ken Dedes istri tunggul ametung. Ken Arok berfikir apabila ia berhasil membunuh Tenggul Ametung maka ia akan bisa mendapatkan Ken Dedes beserta tahta yang sekarang di miliki trnggul ametung

Babak 1

Ken Arok mendatangi Empu Gandring seorang empu yang memiliki kemahiran membuat keris ampuh dan sangat sakti Ken Arok pun pergi mendatangi Empu Gandring.

Ken Arok                    : “empu….. empu….”(sambil mengetuk pintu)

Empu Gandring          : “siapa “ (berbalik dan membukakan pintu)

Ken Arok                    :”ini empu aku Ken Arok”

Empu Gandring          :”ada apa kamu datang ketempat saya Ken Arok” dengan muka heran

Ken Arok                    :”begini empu saya ingin dibuatkan sebuah keris yang ampuh mandraguna, dan keris tersebut harus sudah selesai dalam waktu lima bulan”

Empu Gandring          :”kalo kamu menghendaki keris yang bagus keri itu harus dibuat dalam waktu satu tahun”

Ken Arok                    :”akh persetan dengan waktu empu saya mau keris itu harus selesai dalam waktu slima bulan kalau tidak nyawa empu jadi taruhannya” dengan nada mengancam lalu beranjal pergi dari tempat itu

Empu Gandring          : “dasar biadab manusia tolol tak punya sopan santun” dengan nada marah “baiklah akan saya coba daripada nyawa saya jadi taruhannya”

Lima bulan kemudian Ken Arok pun datang menemui Empu Gandring yang telah mengukir keris pesanan dari Ken Arok.

Ken Arok                    :”empu…. Mana keris pesanan saya??” dengan nada tinggi tidak bersahabat

Empu Gandring          :”Ken Arok sebenarnya keris yang sedang aku ukir ini adalah keris milik mu”

Ken Arok                    :”akh sialan dasar kakek-kakek tua tak berguna mana kinerja kamu selama ini??” dengan nada marah-marah “sini empu kerisnya” sambil merebut keris dari Empu Gandring lalu menusuknya dengan keris tersebut seketika itu pula empu gandrin tewas namun sebelum tewas Empu Gandring berkata

Empu Gandring          :”dasar manusia biadab… ingat Ken Arok bahwa kamu dan keturunan kamu akan meninggal dengan keris ini sama sepertiku camkan itu Ken Arok” dengan suara terputus-putus

Ken Arok tidak menghirukan perkataan Empu Gandring iapun pergi dari tempat itu sebelum ada orang lain yang mengetahui.


Babak 2

Ken Arok sedang termenung tiba-tiba datang Kebo Ijo menghampirinya

Kebo Ijo                      :”sedang apa kamu Ken Arok melamun seperti itu” dengan nada heran

Ken Arok                    :” kamu Kebo Ijo mengagetkanku saja” kaget “saya sedang memikirkan sesuatu”

Kebo Ijo                      :”oh saya kira ada apa Ken Arok tapi sebentar keris yang terselip di pinggangmu itu sangat indah coba saya lihat” dengan kagum bercampur heran

Ken Arok                    :”oh ini boleh..” memberikan keris tersebut kepada Kebo Ijo

Kebo Ijo                      :”wah boleh kah saya meminjamnya saya sunggu kagum dengan keris ini”

Ken Arok                    :”boleh asalkan bila saya membutuhkannya kamu harus mengembalikan keris itu” memberikan keris tersebut kepada Kebo Ijo

Ken Arok mempunyai maksud lain dalam memberikan keris tersebut kepada Kebo Ijo dengan begitu di bisa membuat alibi untuk menuduh Kebo Ijo yang telah membunuh Tenggul Ametung.


Babak 3

Waktu yang ditentukan oleh Ken Arok pun telah tepat maka ia memanggil Kebo Ijo untuk mengambil keris tersebu

Ken Arok                    :”Kebo Ijo…..Kebo Ijo…. Dimana dia..”

Kebo Ijo pu datang dmenemui suara yang memanggil dirinya yang ternyata Ken Arok

Kebo Ijo                      :”ada apa Ken Arok…”

Ken Arok                    :”saya ingin mengambil keris yang kamu pinjam waktu lalu”

Kebo Ijo                      :”oh ia ini terima kasih Ken Arok kau telah sudi meminjamkannya kepada saya”

Ken Arok                    :”ia…” sambil menerima keris tersebut

Babak 4

Sore itu Tenggul Ametung berfikir tentang siapa yang telam membunuh Empu Gandring maka Tenggul Ametung pun memanggil Ken Arok orang kepercayaannya intuk menyelidiki kasus tersebut.

Tenggul amtung          : “Ken Arok…..”

Ken Arok                    :”saya tuanku”

Tenggul Ametung       :”begini Ken Arok, kamu mengetahui Empu Gandring??” dengan tatapan tajam

Ken Arok                    :”ia tuanku saya mengetahuinya” dengan heran

Tenggul Ametung       :”ia Ken Arok dia dikabarkan tewas dirumahnya dan dia dibunuh nah tugas kamu adalah mencari dan menangkap pelaku pembunuh Empu Gandring”

Ken Arok                    :”baik tuanku kalo itu perintah tuanku saya akan laksanakan dengan baik..”

Tenggul Ametung       :”bagus Ken Arok kau memeang abdiku yang setia, jalankan tugasmu dengan baik saya tunggu laporan kamu” sambil beranjak pergi

Ken Arok pun berbalik serta mngambil kerisnya dan tanpa tunggu lama Ken Arok menusukan kerisnya kepada Tenggul Ametung berkali-kali dan akhirnya Tenggul Ametung tewas di tempat Ken Arok pun senang dan beranjak pergi dengan meninggalkan keris tersebut

Ketika Tenggul Ametung terbaring datangla Kebo Ijo dengan heran Kebo Ijo menghampiri dan berkata

Kebo Ijo                      :”tuanku….tuanku.. siapa yang berani berbuat seperti ini kepada tuanku…” dengan heran dan memegang keris tersebut

Ketika Kebo Ijo sedang beada di tempat itu dengan Tenggul Ametung yang sedang tewas maka datanglah Ken Dedes deng kaget dan rasa sedih

Ken Dedes                  :” suamiku….. suamiku…..suamiku….. kamu kenapa….” Sambil menghampiri Tenggul Ametung namun Tenggul Ametung sudah tewas. Ken Dedes melirik Kebo Ijo dan dengan ekspresi marah kendedes berkata”kamu penghianat beraninya mnusuk menikam rajamu sendiri” dengan sedih..

Kebo Ijo                      :”bukan saya tuan puteri yang membunuh raja…”

Ken Dedes                  :”bohong kamu Kebo Ijo”

Tiba-tiba datang Ken Arok menghampiri mereka…

Ken Arok                    :”tuanku….. kamu berani-beraninya membunuh rajamu sendiri”sambil menunjuk Kebo Ijo “sekarang kamu akan saya hukum mati…”

Ken Arokpun membawa Kebo Ijo tanpa memberikan Kebo Ijo untuk berkomentar..

Ken Dedes                  :”suamiku…. Bangun suamiku… aku tidak mau ditinggal pergi oleh kamu….” Dengan menangis tersedu-sedu

Sementara itu diruang tahanan terdapat Kebo Ijo yang di pasung setlah disiksa oleh Ken Arok

Kebo Ijo                      :”mengapa nasib aku seperti ini’” dengan suara parau dan akhirnya tewas


Babak 5

Setelah beberapa bulan meninggalnya Tenggul Ametung Ken Dedes sering menyendiri dan hal ini sering diperhatikan Ken Arok yang telah lama menyukai Ken Dedes.

Disore itu kendedes sedang duduk ditaman kerajaan sedang menyendiri seperti biasanya lalu datang Ken Arok menghampiri

Ken Arok                    :”tuan putri kenapa tuan putri sedih seperti itu”

Ken Dedes                  :”eh kamu Ken Arok begini saya sedih memikirkan nasib anusapati dia smasih kecil sudah tidak memiliki seorang ayah lagi” dengan sedih

Ken Arok                    :”kenapa tuan putri tidak mencari suami lagi…??”

Ken Dedes                  :”akh kamu Ken Arok… siapa yang mau dengan janda seperti saya ini…”

Ken Arok                    :”saya juga mau ko tuan putri !!! tuan putri itu bagaikan rembulan di malam hari yang memberikan cahaya pada gelapnya malam, bagaikan surya di pagi hari yang menghangatkan”

Ken Dedes                  :”ah kamu Ken Arok bisa saja…” dengan malu

Ken Arok                    :”bener putri sekarang apakah mau kamu menjadi istri saya”

Ken Dedes                  :”are you suer……??”

Ken Arok                    :”serius Ken Dedes..!”

Ken Dedes                  :”kalau begitu saya pikir-pikir dulu mungkin nanti saya akan kasih tau lagi jawabannya”

Ken Arok                    :”baiklah kalo begitu tuan putri saya akan menunggunya”


Babak 6

Ken Arok sedang meratapi nasibnya dan menunggu kepastian apakah dirinya diterima atau di tolak oleh gusti permaisuri Ken Dedes

Ken Dedes                  :”Ken Arok…………..”

Ken Arok                    :” tuan putri……..” kaget “ada apa tuan putri datang ketempat hamba??? Silahkan duduk tuan putri” mempersilahkan Ken Dedes untuk duduk

Ken Dedes                  :”begini Ken Arok saya menerima lamaranmu”

Ken Arok                    :”beneran tuan putri” dengan kaget bercampur gembira

Ken Dedes                  :”benar Ken Arok saya bersedia jadi istrimu”

Ken Arok                    :”kalau begitu besok kita menikah” dengan mengambil tangan Ken Dedes

Ken Dedes                  :”ia………….”

Ken Arok                    :”ih ini seperti  mimpi saja ini adalah cita-citaku dari dulu untuk mendapatkan tuan putri”  dengan gembira.


Babak 7

Akhirnya Ken Arok dan Ken Dedes pun menikah dengan riang gembira tak terasa usi pernikahan mereka sudah berumur 10 tahun dan Ken Dedes tak kunjung di anugrahi seorang anak dari Ken Arok

Ken Dedes      :”kanda…. Kenapa kanda bermuram durja seperti itu..?? heran

Ken Arok        :”oh dinda begin dinda saya sangat memiliki seorang anak namu ternyata dinda tidak bisa memiliki seorang anak walaupun setiap malam kita bekerja keras supaya mendapatkan seorang anak tapi tetap hasilnya nihil dinda” dengan nada sedih

Ken Dedes                  :”lalu rencana kanda apa??”

Ken Arok                    :”begini dinda kanda bermaksud untuk menikah lagi”

Ken Dedes                  :”kalau itu yang terbaik dinda ikhlas kanda menikah lagi, tapi dengan siapa kanda akan menikah??”

Ken Arok                    :”saya telah mempunyai calon dinda dia adalah Ken Umang”

Ken Dedes                  :”apaa………” begitu kaget mendengar jawaban suaminya

Ken Arok                    :”kenapa???” heran

Ken Dedes                  :”apakah kanda sudah mengenali watak, sifat dan kwlakuan dia??”

Ken Arok                    :”sudah dinda mulai daru ujung ramput sambil ujung kaki”

Ken Dedes                  :”kalau itu sudah menjadi pilihan kanda, dinda rela..”

Ken Arok                    :”nah begitu donk kan enak kalau begitu mari kita tidur dinda sudah malam” sambil beranjal bersama Ken Dedes


Babak 7

Di sore itu Ken Umang sedang jalan-jalan sore di taman dia sambil bergumam dan sesekali bermain dengan rumput

Ken Umang                 :”haaah wahai bunga-bunga, wahai rumput-rumput sahabatku di sore ini ingin sekali ada pangeran yang datang menemui ku”

Ken Arok                    :”ciiiiat…. Engingeng Ken Umang”

Ken Umang                 :”kamu Ken Arok ada apa kamu mendatangi saya Ken Arok…”

Ken Arok                    :”begini Ken Umang kekasihku maukah kau menjadi selir ku??”

Ken Umang                 :”eumm…. Seriusan Ken Arok??”

Ken Arok                    :”benar Ken Umang aku serius..”

Ken Umang                 :”baiklh kalau begitu Ken Arok aku bersedia walaupun aku hanya menjadi seorang selir aku mau”

Ken Arok bersama kenumang pun akhirnya bermain menikmati hari yang indah mereka bermain sambil menikmati udara sore hari di kerajaan singasari

Pernikahan Ken Arok dengan Ken Umang pun berjalan mulus dan tak lama Ken Umang mendapatkan seorang anak yang diberinama tohjaya .


Babak 8

Anusapati yang sudah dewasa sedang tidur di atas kursi dalam tidurnya ia didatangi oleh Tenggul Ametung ayahnya

Tenggul Ametung       :”anaku……”

Anusapati                    :”ayah….. apakah kau memang benar ayahku..” heran bercampur kaget

Tenggul Ametung       :”benar anaku dengarkan omongan ayah… sebenarnya yang membunuh ayah itu bukan Kebo Ijo melainkan Ken Arok maka dari itu ayah minta balaskan dendam ayah kepada Ken Arok ambil keris buatan empi gandring dikamarnya”

Anusapati                    :”baik ayah..”

Anusapatipun terbangun dari tidurnya lalu ia mencari keris itu di kamar Ken Arok ayah tirinya namun tidak menemuinya

Anusapati                    :”dimana Ken Arok menyimpan keris itu?? Barangkali ada disini” sambil melirik belakng kursi “yah itu dia keris nya akhirnya ketemu juga dengan ini aku bisa membalaskan dendam ayahku kepada Ken Arok”

Setelah mendapatkan keris itu anusapati mendatangi Ken Arok yang sedang di belakang kerajaan dia mentang Ken Arok untuk bertarung

Anusapati                    :”hei Ken Arok kau telh membunuh ayahku nyawa harus dibayar dengan nyawa kau akan mati”

Mereka pun bertarung dengan mengadu kekuatan anusapati menggunakan keris buatan Empu Gandring. Pertarungan seru itu pun akhirnya dimenangkan oleh anusapati.

Anusapati                    :”hahahahahahahaha……… akhirnya aku mampu membunuh Ken Arok hahahahaha” namun tanpa disadari anusapati Ken Arok bangkit dan menusuk anusapati dari belakang akhirnya merekapun ambruk dan tewas di tempat.


Babak 9

Setelah kematian mereka berdua tohjayapun sebagai anak Ken Arok menggantikan Ken Arok menjadi raja dengan kebijak sanaannya diapun di cintai rakyatnya….

Sore itu seorang dayang sedang duduk di taman kerajaan sendirian dan tohjaya pun melihat dayang tersebut dan akhirnya jatuh hati

Tohjaya                                   :”wah ada wanita cantik tuh samperin ah…” tohjayapun menghampiri wanita tersebut “ko sendirian kenapa??”

Dayang                                    :”aku lagi galau…”

Tohjaya                                   :”kalau galau ga usah risau kan ada aku…”

Dayang                                    :”akh kamu…”

Tohjaya                                   :”eh bapak kamu petani ya??”

Dayang                                    :”kok tahu???”

Tohjaya                                   :”karena kau telah menggarap hatiku….”

Dayang                                    :”akh… kamu,…. Bisa aja”

Tohjaya                                   :”eh kamu mau tidak jadi kekasih saya??”

Dayang                                    :”eum gimana ya…. Terima gak ya…..?? ia deh aku mau…” dengan gembira bercampur malu

Tohjaya                                   :”asiiiiiiiik….” Dengn gembira

Tohjayapun hidup bahagia beserta kekasihnya dan akan segera menikah dan sejk saat itu tidak ada lagi pertumpahan darah atas dendam kesumat dan Ken Dedes harus meninggal karena terkena penyakit yang sangat parah… sedangkan tohjaya dan keluarganya hidup bahagia menta kembali kerajaan singasari.


Posted by. Zaenal M Ibrahim

http//:www.karyatanganzaenalmibrahim.blogspot.com